Selasa, 18 Januari 2011

Kedudukan dan Peran Ratu Kalinyamat pada abad ke XVI di Jepara.

Tags
Wira Syafutra

1. Pernikahan Sang Ratu
Seperti yang telah diketahui bahwa suami dari ratu kalinyamat itu adalah seorang pangeran dari Aceh yang bernama Raden Toyib atau lebih dikenal dengan Pangeran Hadiri yang berarti seorang pangeran yang hadir atau datang dari tempat lain. Awal dari pertemuan mereka ialah saat sang ratu melihat Raden Totib sedang berkerja. Saat itu dalam hatinya berkata bahwa beliau bukanlah orang biasa. Sampai suatu ketika Raden Toyib di penjara karena dia tidak mau menjawab pertanyaan sang ratu mengenai asal-usul nya.

Sampai pada suatu ketika sang Raden mau member tahu tentang siapa dia sebenarnya. Hal itu membuat sang ratu semakin berdebar-debar hatinya ditambah lagi dengan ramalan mendiang sang ayah yang menyatakan bahwa yang kelak akan menjadi jodoh sang ratu itu ialah pemuda yang berasal dari negeri seberang bukan dari tanah jawa.

Setelah sekian lama penantian sang ratu untuk mendapatkan hati dari pujaan hati akhirnya cinta sang ratu terbalas dengan pernikahan saat sang ratu minta dinikahi dan sang pangeran tidak menolak. Nah secara otomatis ia menjadi bagian dari anggota keluarga kerajaan Demak. Mereka mendapat wilayah di Jepara dan menjadi penguasa di sana.Sampai nanti pada akhirnya terjadi perebuatan tahta kekuasaan di Demak setelah tewasnya penguasa Demak yakni Sultan Trenggana.

Setelah terbunuhnya sang sultan terjadi perebutan tahta kerajaan di kalangan kerabat kerajaan. Perang saudara mewarnai konflik internal di kalangan kerajaan. Namun yang menjadi pemegang tahta selanjutnya yakni puteranya yang bernama Sunan Prawata.

2. Balas Dendam Arya Penangsang
Seperti telah di sebutkan di atas bahwa adanya konflik internal di kalangan kerabat anggota keluarga kerajaan Demak pasca wafatnya Sultan Trenggana sebagai penguasa Demak. Sampai akhirnya yang menggantikan beliau adalah Sunan Prawa yang tidak lain ialah anak dari Sultan Trenggana. Karena Sultan Prawata pernah membunuh pamannya, masa pemerintahannya di warnai dengan suasana dendam. Pamannya itu bernama Raden Mas Alit yang merupakan adik dari ayahnya yang kemudian di kenal dengan Pangeran Seda Lepen.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi akibat rasa iri dari sang keponakan yang berfikir bahwa kelak apabila ayahnya meninggal dunia yang akan menggantikannya sebagai sultan ialah pamannya. Pamannya yang juga dicintai rakyat Demak sebab sifatnya yang terpuji dan juga taat beribadah. Nah, pamannya ini memiliki dua orang putra yakni, Raden Penangsang dan Raden Mataram. Sepeninggal ayahnya, Raden Penangsang di angkat menjadi bupati Jipang Panolan denagn gelar Arya Penangsang. Ia berniat akan membalas dendam atas kematian ayahnya. Niat tersebut mendapat dukungan dari Sunan Kudus yang tak lain ialah gurunya sendiri. Tidak hanya Arya Penangsang yang menjadi murid Sunan Kudus, masih ada Sultan Pajang dan Sunan Prawata itu sendiri. Namun Arya Penangsanglah yang menjadi murid kesayangan Sunan Kudus.

Pada waktu itu kerajaan Demak, tampaknya belum memiliki system pewarisan tahta yang pasti. Oleh karena itu, Arya Penangsang merasa berhak atas tahta Demak. Akhirnya Sunan Prawata dan Permaisurinya dapat dibunuh oleh rangkut dan gopta, suruhan Arya Penangsang.


Dengan terbunuhnya Sunan Prawata semakin memperkuat keinginan Arya Penangsang untuk menjadi raja dengan cara merebut kekuasaan Demak. Arya Penangsang, demi mencapai semua keinginannya ia berusaha menyingkirkan seluruh pesaing-pesiangnya yang sekiranya akan mengahmbat proses keberhasilan tujuan dari Arya Penangsang itu sendiri.Tentu saja yang di prioritaskan oleh Arya Pengangsang ialah dari kalangan kerabat terdekat Sultan Trenggana.

Lalu yang menjadi sasaran berikutnya ialah Pangeran Hadiri, menantu Sultan Trenggana. Arya menganggap Pangeran Hadiri memiliki charisma yang sangat kuat untuk nantinay menghambat kelancaran tujaun Arya Penangsang. Pangeran Hadiri dinnggap dekat dengan raja, pengaruhnya dalam bidang ekonomi juga perlu di perhitungkan, ia juga mempunyai peluang yang cukup kuat untuk menduduki tahta kerajaan. Selain itu, kekuasaannya yang meliputi Pati, Jepara, Juawana, dan Rembang, mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting karena dekat dengan wilayah kerajaan, tentunya menjadi sumber anacaman bagi Arya Penangsang.

Memang sudah takdir dari yang maha kuasa, kalau akhirnya Pangeran Hadiri tewas dibunuh. Sebelumnya mereka (Pangeran Hadiri dan Ratu kalinyamat) sedang mengunjungi Sunan Kudus untuk meminta keadilan perihal kematian saudara laki-laki dari Ratu Kalinyamat yakni Sunan Prawata. Sepulang dari tempat sunan kudus, mereka dihadang oleh Arya Penangsang dan prajuritnya. Arya Penangsang berhasil membunuh Pangeran Hadiri.

Setelah Sunan Prawata dan Pangeran Hadiri wafat, terbukalah kesempatan bagi Arya Penangsang untuk menduduki tahta kerajaan Demak. Apalagi dengan dukungan kuat dari Sunan Kudus menamnbah kesempatan Arya Penangsang untuk menjadi raja Demak sangat besar sekali terjadi.


Untuk mengatasi konflik di antara kerabat kerajaan Demak, Ratu kalintyamat telah menggunakan wewenang politiknya selaku pewaris penguasa kalinyamat. Hal ini dapat di ketahui dari janjinya bahwa ia akan menyerahkan seluruh harta kekuasannya kepada siapapun yang mampu membunuh Arya Penangsang. Adalah Hadiwijaya , sultan Pajang yang dapat membantu kalinyamat untuk mengalahkan Arya Penangsang. Di sini terlihat sesosok wanita yang begitu luar biasa, walaupun niat dan caranya salah. Namun terlihat sebuah cerminan wanita yang tegar dan kuat, berani mengambil sebuah keputusan besar dan dampaknya juga besar.

Setelah membunuh Prawata dan Hadiri, Arya penangsang juga penasaran dengan Hadiwijaya, terlihtat dengan ia merencanakan akan membunuh Hadiwijaya. Telah berekali-kali perencanaan terhadap Hadiwijaya direalisasikan namun gagal semua. Hal ini semakin mengukuhkan semanga Hadiwijaya untuk memenuhi permintaan sang ratu ( Ratu Kalinyamat) yakni membunuh Arya Penangsang. Sampai pada akhirnya Arya Penangsang gugur san kemengan berada di tangan Pajang.


3. Hubungan Demak-Jepara
Dalam perkembangan Kerajaan Demak, Jepara yang termasuk di dalamnya, mempunyai peranan penting sebagai pelabuhan pengekspor beras. Lalu, saat masa pemerintahan Raden Patah, Jepara mengalami perkembangan pesat dan juga memiliki kedudukan yang baik serta menguntungkan pada lalu linta perdagangan di kawasan Nusantara.

Jepara tidak hanya memegang peranan penting sebagai pelabuhan perdagangan, saja tetapi juga sebagai pangkalan angkatan laut Demak. Sewaktu masa pemerintahan Pati Unus, ia berusaha melengkapi armada untuk menyerang portugis yang di pusatkan di Jepara. Selain dua peminpin di atas, Salah satu pemimpin Demak, Sultan Trenggana, Jepara merupakan pelabuhan Demak. Nah yang cukup menarik untuk di soroti ialah saat Jepara di pegang oleh Pangeran Hadiri dan istrinya (Ratu Kalinyamat). Ratu kalinyamat menjadi tokoh sentral dalam penyelesaian konflik di lingkungan keluarga kesultanan Demak. Jepara memegang peranan dalam penentuan dan penetapan Raja Demak pasca tewasnya Sultan Trenggana,

Bearti hubungan Demak dengan Jepara pada saat itu ialah bagaimana fungsi dari Jepara itu sendiri terhadap keberadaan Demak. Jepara menjadi pelabuhan sekaligus temapt untuk menghimpun kekuatan dan juga menjadi pondasi awal terkai penetapan kekuasan Demak.

4. Jepara Sepeninggal Kalinyamat
Sepeninggalnya Ratu Kalinyamat, Jepara di perintah oleh putra angkatnya, Pangeran Jepara. Walaupun tidak sebanding dengan pendahulunya, namun ia telah memberikan yang terbaik bagi Jepara dengan pendudukannay terhadap Pulau Bawean di laut Jawa dengan armadanya. Ia juga di hormati dan juga menimbulkan sebuah kesan kepada orang Belanda seakan-akan memiliki sarana kekuasaan yang luar biasa.

Jepara hancur setelah adanya serbuan dari lascar mataram pada tahun 1599. Pada saat itu juga berakhirlah pemerintahan Pangeran Jepara. Akibat dari serangan ini ialah kerusakan yang berat, baik itu dalam bidang politik maupun ekonomi. Areal persawahan yang membentang luas itu juga rusak oleh ekspansi Mataram. Tujuan dari Mataram melakukan ekspansi itu ialah agar dapat menghilangkan semua perlawanan politik dan menguasai segala kekayaan yang di peroleh dari perdagangan.

Namun, Jepara tetap memegang peranan penting sebagai kota Bandar perdagangan di pantai utara Jawa pada awal XVII. Letaknya yang strategis membuat kompeni mendirikan benteng di sana pada tahun1615 yang pada awalnya seorang Belanda, Jacob van Heemskreck muncul di teluk Jepara pada 9 Maret 1602. Pendirian benteng itu sebagai loji untuk kepentingan kantor dagangyang di lengkapi dengan system pertahanan.

Peperangan juga sering terjadi dalam abad XVII yang menyebabkan kerusskan daerah persawahan.Akibat dari itu ialah berimbas kepada rakyat Jepara yang tidak dapat hidup di tempat itu. Sampai akhirnya pada akhir abad XVII, Jepara merupakan salah satu kota pantai yang besar. Cerita ini di peroleh dari seseorang yang pernah mengunjungi Jepara pada tahun1686 dan 1702 yakni francois Valentijn.

Selain itu, Jepara juga menjadi tempat pasar bebas yang barang dagangannya di jual dengan harga murah. Namun kabar tentang keluarga Raja jepara tidak ada kabar. Pada abad ke-17 Jepara masih berfungsi sebagai tempat antara pihak Belanda yang dari Jakarta dengan pihak Jawa dan pada saat yang sama juga, Jepara menjadi pelabuhan penting dari kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung dan Amangkurat I kota Jepara menjadi ibu kota dari pasisiran Wetan, tempat kedudukan seorang bupati. Samapi akhirnya peranan Jepara yang berfungsi sebagai pusat kegiatan administrasi daerah pesisir di gantikan oleh Semarang.

Rabu, 12 Januari 2011

Pesantren Sehari Tutorial FISE UNY -Membangun Karakter dengan “Ngaji”-

Tags



Ratusan mahasiswa muslim FISE penuhi Taman Pancasila pada hari Minggu, 9 Januari 2011. Mahasiswa muslim FISE wajib mengikuti agenda Pesntren sehari yang diadakan oleh Tutorial PAI FISE UNY. Ini merupakan acara puncak dari kegiatan belajar-mengajar tutorial yang telah dilaksanakan mulai dari awal semester pertama.
Mengambil tema “Nggak Ngaji, Nggak Trendi”, acara ini menghadirkan Dwi Budiyanto yang sekaligus merupakan Dosen FBS UNY dan dimoderatori oleh Triyanto P. Nugroho, serta dibuka oleh Akur Wijayadi selaku Koordinator Tutorial FISE.
Dalam sambutannya Akur Wijayadi, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2006, menegaskan bahwa tutorial merupakan sebuah langkah dalam membentuk karakter mahasiswa. Selama ini steorotip “ngaji” hanya menjadi kewajiban anak kecil semata, tetapi “ngaji” merupakan kebutuhan semua usia. Karena seiring bertambahnya usia maka masalah yang dihadapi pun semakin kompleks.
Harapannya dengan “ngaji” dapat berperan dalam pembentukan karakter dan mental untuk menghadapi tantangan global, karena pengertian “ngaji” tidak hanya sebatas membaca al-Quran semata tetapi juga pengetahuan dan wawasan kontemporer. Kegiatan belajar-mengajar Tutorial yang berlangsung rutin sepekan sekali dipercaya dapat menjadi kontrol sosial sekaligus pengembangan karakter, karena setiap pertemuan dapat diisi dengan aneka program yanag kreatif dan dinamis.
Dwi Budiyanto mengungkapkan bahwa kesuksesan didalam banyak hal selalu dipengaruhi oleh kualitas diri. Beliau memberikan contoh bahwa keberhasilan Muhammad al-Fatih membebaskan Konstatinopel dalam usia 24 tahun merupakan gambaran dari sebuah kualitas diri. Hal ini telah ditegaskan didalam al-Quran. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW ialah “Iqra”, perintah untuk membaca. Sedangkan ayat terakhir berarti “..telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu..al-Maidah: 3.” Dalam konteks ini bermakna bahwa untuk mencapai sebuah kesempurnaan harus melalui pembelajaran.
Selain itu Dwi Budiyanto mengatakan, kesuksesan menjadi pribadi unggul membutuhkan passion serta kompeten. Untuk menuju hal tersebut maka yang diperlukan ialah kemampuan untuk menyisihkan sedikit waktu untuk belajar dan mengembangkan diri. Saat ini banyak sekali fenomena kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat akibat kurangnya ilmu dan rendahnya moral. Maka tutorial dapat dioptimalkan sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan karakter diri.
“Tutorial dapat menjadi lingkungan yang baik dalam pengembangan kapasitas dan karakter mahasiswa”, ujar trainer Profetika Training Center ini. Mengakhiri sesi, beliau berpesan bahwa dengan pendidikan sesorang dapat meraih separuh pintu kebahagiaan, tetapi dengan sikap dan karakter yang baik maka akan dapat membuka seluruh pintu kebahagiaan. Sikap dan karakter itu pun dapat dibentuk melalui “ngaji”.
Acara pesantren sehari ini juga dimeriahkan oleh grup nasyid Fatih. Grup yang lolos semifinal Swara Indonesia ini menghibur mahasiswa dengan menyanyikan tiga buah lagu.
[triyanto]

Seminar Ekonomi Islam "Potensi Zakat Selamatkan Ekonomi Indonesia"

Tags


Zakat dapat menjadi solusi bagi perbaikan ekonomi bangsa Indonesia. Zakat tidak hanya merupakan rukun islam yang ketiga semata, tetapi dapat berperan pula sebagai pemberdayaan dan distribusi ekonomi. Demikian dikemukakan dalam seminar nasional yang diselenggarakan hari Sabtu, 8 Januari 2011 oleh BSO CIES (Centre Islamic Economy Study) UKMF JM Al Ishlah FISE UNY.
Seminar yang diselenggarakan di Lab. Karawitan FBS dan bertemakan “Potensi Zakat Sebagai Solusi Perbaikan Ekonomi Indonesia” ini menghadirkan Prof. Dr. Muhammad, M.Ag dan Ahmad Pariyanto sebagai narasumber. Bertindak sebagai moderator ialah Pidi Winata, Presiden BEM REMA UNY tahun 2009. Turut hadir pula Mustofa, M.Si, dosen jurusan Pendidikan Ekonomi FISE UNY yang sekaligus merupakan pembina UKMF JM Al Ishlah untuk membuka acara.
Ahmad Pariyanto, Manager Program Dompet Dhuafa Yogyakarta menyampaikan pengoptimalan zakat untuk perubahan umat. Melalui usaha mnegubah mustahik menjadi muzakki. Jika ada mustahik yang tidak memiliki daya upaya untuk dapat bekerja, misalnya saja jompo atau cacat, maka dapat disantuni. Tetapi pada prinsipnya jangan sampai umat muslim punya dorongan untuk menjadi muzakki. Zakat juga dapat didayagunakan untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya saja melalui diklat kewirausahaan, ketrampilan, atau bahkan pendidikan.
Prof. Dr. Muhammad, M. Ag menegaskan bahwa pembangunan ekonomi merupakan kegiatan mengatur urusan rumah tangga nasional untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup penduduk. Dengan demikian, pembangunan adalah sebuah proses menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana secara arif dirumuskan oleh para founding fathers republik ini dalam mukaddimah UUD 45. Kalimat tersebut menegaskan bahwa pembangunan bukanlah proses peniduran atau pembodohan tetapi sebuah kerja dari seluruh komponen bangsa untuk memenuhi seluruh hajat hidup rakyat dan meningkatkan taraf peradaban.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar, lebih dari 200 juta, merupakan sebuah aset sekaligus tantangan besar. Diperlukan perencanaan yang komprehensif dan integral atas sistem produksi dan distribusi terhadap pemenuhan kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan. Hingga saat ini, Indonesia belum mampu mengatasi persoalan mendasar ini.
“Dalam Pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan dan dilakukan oleh lembaga amil Zakat, misalnya memilah ke dalam tiga kegiatan besar yakni pengembangan ekonomi, pembinaan SDM dan bantuan yang sifatnya sosial semata. Kegiatan ini dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kemampuan lembaga, tujuan lembaga serta kondisi mustahik setempat. Misalnya perlu ada kegiatan yang sifatnya mengadvokasi pemerintah dan masyarakat untuk total menampung masyarakat yang terbelakang di hutan, misalnya. Barangkali perlu juga ada lembaga zakat yang niulai mengurusi persoalan lingkungan hidup”, ujar Rektor STEI Yogyakarta ini.
”Namun yang terjadi lembaga zakat memang punya keseragaman kegiatan. Kendati tanpa pernah diadakan pertemuan untuk penyamaan bahasa, semua lembaga zakat telah sepakat terjun di tiga kegiatan di atas”, lanjutnya.
Risang Purnawan, mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 yang sekaligus menjabat sebagai ketua panitia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendiskusikan solusi bagi keadaan ekonomi Indonesia yang semakin memprihatinkan. Jurang antara makro ekonomi dan mikro ekonomi terlau lebar sehingga memunculkan kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
“Kami ingin memberikan edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat, bahwa zakat yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dapat menjadi alternatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia”, ungkap Risang di sela-sela acara.
Seminar kali ini dihadiri oleh enam puluh lebih peserta yang berasal tidak hanya dari FISE semata, tetapi terdapat pula peserta dari fakultas lain di UNY. Diar Rosdayana, Ketua Al Ishlah periode 2011 berharap dengan adanya agenda kali ini dapat memperkuat wacana ekonomi syariah, masyarakat termotivasi untuk mengeluarkan zakat dan pemerataan pendapatan dapat terwujud. “Ke depannya Al Ishlah, melalui BSO CIES akan tetap berkomitmen dalam mengembangkan wacana ekonomi syariah ini.”, ujar mahasiswa jurusan PKnH ini.
[triyanto]

Pinggir

Tags


Pinggir bisa berarti samping, tepi atau tubir. Tetapi bila ditambahkan awalan me-, menjadi “meminggir”, maka maknanya menjadi menepi, menyingkir, menyisi dan menyisih. Awalan me- merupakan sebuah penanda sebuah kata agar bermakna aktif. Melakukan sesuatu. Maka “meminggir” berarti “bergerak –berpindah tempat- ke pinggir.”
Sejatinya semua pahlawan dan orang-orang besar yang lahir ke dunia ini selalu diawali dengan “meminggir”. Orang-orang yang menepi dari hiruk pikuk dunia yang kadang malah melenakan. Orang-orang yang menyingkir dari perbuatan destruktif. Orang-orang yang mampu menyisihkan hal-hal buruk. Semuanya berawal dari “pinggir”.
Dari “pinggir” pula Perseus, dalam Clash of the Titans, melakukan tugas heroiknya. Clash of the Titans merupakan film epic Yunani Kuno. Film tentang dimulainya masa “penggugatan manusia atas dewa.”
Perseus ialah putra Zeus, hasil perselingkuhannya dengan salah seorang permaisuri raja. Perseus adalah anak campuran antara kelas dewa dengan kelas manusia. Darah yang dibenci sebagian besar manusia kala itu.
Maka Perseus dibuang ke laut. Terombang-ambing dalam tarian ombak yang ganas. Dan pada akhirnya dipungut oleh nelayan tua yang miskin. Lantas dibesarkanlah Perseus dengan penuh kasih sayang oleh suami istri nelayan. Hidup tenang dan damai sebagai nelayan, dipinggir benua.
Tetapi dari “pinggiran” inilah perubahan itu selalu bermula. Karena sebuah tragedy pada umumnya dimulai dari “pusat”, dan menjalar hingga “pinggir”. Maka orang-orang “pinggiran” ialah orang yang resah karena terusik. Sama halnya dengan titik awal Perseus menyadari arogansi para dewa yang ingin menghancurkan sebuah negeri. Bermula dari ayah-ibu tirinya menjadi korban tragedy yang menjalar hingga pinggir. “Kelak akan ada orang yang berkata, “Ini sudah cukup!”, kepada para dewa”, begitu pesan ayahnya ketika ajal menjemput.
Pesan itu tertanam kuat dalam dirinya. Perseus lantas berubah menjadi super hero sekaligus common enemy ditengah-tengah manusia. Darahnya yang merupakan campuran dari dewa menjadi berkah sekaligus kutukan. Ia dihujat karena terkontaminasi darah dewa yang arogan dan sewenang-wenang, tetapi ia dipuja dan diharapkan untuk mampu menaklukkan dewa.
Perubahan selalu bermula dari “meminggir”. Dalam suasana yang tenang, “menepi” untuk merenung dan mengumpulkan energi. “Menyisihkan” hal-hal yang tidak sesuai dengan idealitas. Dan “menyingkir” dari kontaminasi buruk.
Triyanto Puspito Nugroho, pemerhati pendidikan
http://www.triyanto10.blogspot.com/

Minggu, 09 Januari 2011

POTENSI KEKELIRUAN PENGURUS UKMF AL ISLAH 2011

Tags


Alhamduliliah puji dan syukur kepada Alloh SWT, seraya mengingat sebuah episode perjalanan yang tidak sekedar menjadi memori tetapi memberi pengalaman untuk dengan cerdas dijadikan rujukan dalam mengambil sikap dimasa depan. Seandainya waktu bisa berputar kembali kebelakang sekiranya kita akan mencoba kembali kemasa itu untuk memperbaiki alur cerita yang dirasa tidak begitu membanggakan. Kita mau kembali kemasa itu karena sadar bahwa sekarang kita sudah TAHU, tidak seperti masa dulu dimana masih gagap dalam ketidaktahuan yang membuat alur cerita kurang membanggakan, meskipun sebenarnya tidak mungkin, tetapi setidaknya KITA menjadi mengerti kalau masalalu memberikan pengajaran sehingga sekarang menjadi TAHU bagaimana berbuat lebih baik.
UKMF JM AL ISHLAH tidak hanya sekedar berjuang untuk menjawab tantangan-tantangan dakwah saat ini, akan tetapi ada dari masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Tentunya dibutuhkan tidak hanya sekedar keikhlasan didalam memperjuangkannya. Dibutuhkan kesungguhan bagi para kader untuk mau menggerakan organisasi dakwah ini (Al Ishlah) menjadi organisasi yang tidak sekedar fenomena (ada) tetapi menjadi fenomenal (luar biasa) dengan karya-karya yang membaggakan dan memberikan kemanfaatan kepada seluruh semesta, khususnya civitas FISE UNY. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan perbaikan-perbaikan terhadapnya baik dari segi structural maupun segi cultural kelembagaan. Kalau kita cermati secara mendalam terjadi trend stagnasi dari tahun ketahun. Untuk itu sekiranya perlu ada solusi sesegera mungkin.
Memang benar masa lalu memberikan sebuah pelajaran untuk kita menjadi tahu apa yang harus dikerjakan guna memperbaiki alur cerita masa depan supaya tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi dimasa lalu yang memiliki potensi untuk terjadi kembali dimasa yang akan datang. Tulisan ini mencoba memberi informasi tentang beberapa kekeliruan masa lalu yang berpotensi terulang dimasa yang akan datang (2011):
Kesatu, Bergerak tanpa visi yang jelas.
Visi secara sederhana dipahami sebagai ide bersama tentang hasil yang dinilai dan menjadi motivasi kerja suatu tim (Michael West, Effective Teamwork, 1998). Untuk menggambarkannya maka saya sadurkan cerita yang ditulis oleh Cahyadi takariawan dalam sebuah artikel “Manusia Visioner”:
Penggambaran lima orang pekerja bangunan yang tengah bekerja membuat masjid sering menjadi contoh tepat dalam memahami urgensi visi. Ketika ditanya tentang “Apa yang anda kerjakan di sini,” orang pertama menjawab, “Seperti yang anda lihat. Saya mencampur berbagai bahan bangunan”. Orang kedua menjawab, “Saya bekerja mencari uang di sini”. Orang ketiga menjawab, “Saya menyusun batu bata agar menjadi dinding”. Orang keempat menjawab, “Saya bekerja membuat sebuah masjid”. Sedangkan orang kelima menjawab, “Saya tengah membangun peradaban” Jawaban orang pertama hingga keempat tersebut tidak ada yang salah, karena itulah yang memang mereka kerjakan. Akan tetapi, jawaban orang kelima menandakan sebuah cita rasa ideal yang membuatnya bersemangat melakukan kerja. Tatkala ia menumpuk batu bata hingga menjadi masjid yang terbayang adalah sebuah masyarakat pemakmur masjid yang diliputi oleh keimanan, mereka mengatur kehidupan dengan semangat masjid, akhirnya terbentuklah peradaban baru yang Islami, bermula dari masjid.
Visi adalah tujuan yang akan kita capai, semakin jelas tujuan yang hendak dicapai semakin mempermudah dalam mencari cara mencapainya. Visi tidak hanya dipahami oleh ketua, tetapi juga dimengerti oleh kader-kader di akar rumput (staf). Kerja-kerja kita hendaknya memiliki tahapan amal-amal yang terhubung disetiap periodenya, dikerjakan antar generasi. Tetapi kadang kinerja kita bersifat insidental, hanya sekedar mengalir tanpa tahu kemana muara dari apa yang sudah kita kerjakan. Kurang tahu indicator keberhasilan kinerja. Setiap generasi tidak membawa gagasan baru, ide-ide kreatif, tetapi hanya sekedar reka ulang sejarah, atau hanya photocopy dari tulisan sejarah periode kemarin. Zaman semakin berubah kalau kita tidak panda-pandai didalam mengendalikan perubahan, maka kita yang terombang-ambing dari kerja perubahan. Kita hanya mampu menjadi penonton bukan menjadi pemain karena kinerja kita hanya berputar dan itu-itu saja treadmill (lari ditempat). Jangan sampai kembali berulang….
Kedua, Kegagalan konsolidasi diawal kepengurusan.
Dibutuhkan team yang kokoh didalam menjalankan roda organisasi agar berputar dan berjalan lebih cepat. Dan sentuhan awal adalah sentuhan yang menetukan didalam proses konsolidasi. Kegagalan konsolidasi adalah pengantar kegagalan-kegagalan yang lain. Kenapa nabi NUH AS berdakwah siang dan malam selama 400 tahun lebih, hanya mampu merekrut sekitar 12 orang, sedangkan Muhammad SAW hanya 23 tahun tapi bisa merekrut ribuan orang? Kita akan ambil pelajaran dari kondisi internal kedua nabi tersebut. Nabi Nuh AS dalam berdakwah tidak mendapat restu/dukungan dari keluarga, bahkan menentang apa yang diajarkan sang nabi. Berbeda dengan kondisi Muhammad SAW dimana keluarganya begitu solid mendukung perjuangan beliau. Mungkin kita ingat bagaimana ketika sang nabi mendapat wahyu pertama beliau begitu gemetar ketakutan krenanya, maka datanglah istrinya (keluarga) yang menenangkan/ menguatkan. Sedikit cerita tadi harapanya bisa menggambarkan betapa kesolidan sebuah team berkorelasi dengan keberhasilan. Sekali lagi kegagalan konsolidasi bisa menjadi awal dari kegagalan yang lebih besar, jadi segera solidkan….

Ketiga, Semangat yang tidak terbagi rata.
Belajar pada kereta api cepat jepang. Kereta api cepat jepang bisa menempuh jarak Jakarta–jogja hanya membutuhkan waktu satu jam. Bandingkan dengan kereta api Indonesia yang harus memerlukan waktu 8-10 jam untuk menempuh rute Jakarta–jogja. Lalu kenapa sama- sama kereta api memiliki kemampuan yang jauh berbeda. Kereta api Indonesia untuk menarik gerbong dibutuhkan sebuah lokomotif. Gerbong-gerbong baru bisa berjalan ketika lokomotif menariknya. Gerbong ternyata menjadi beban bagi lokomotif, semakin banyak gerbong maka kerja lokomotif akan berat dan kereta berjalan lamban. Kita bandingkan dengan kereta api jepang. Kereta api buatan jepang tidak hanya mengandalkan sebuah lokomotif untuk menggerakan, tetapi seluruh elemen kereta dari lokomotif dan gerbong sama-sama mengeluarkan kekuatan untuk bergerak maju. Jadi yang bergerak maju bukan hanya lokomotif tapi gerbong-gerbong juga bergerak maju, alhasil kereta dapat berjalan cepat. Semua elemen kereta tidak saling membebani tetapi saling menyokong dan menguatkan. Begitu juga logika pemimpin dan yang dipimpin sama-sama memiliki semangat yang besar meskipun pembagian kerja yang berbeda. Semua saling melengkapi, saling membantu, dan saling menguatkan. Belajarlah pada kereta jepang, lalu percepat laju kereta Al Ishlah 2011.

Keempat, strategi pencapaian visi dan misi menggunakan cara-cara yang usang.
 Sebagai ilustrasi, zaman tidak berjalan ditempat, tetapi terus berubah membawa karakter yang berbeda disetiap episodenya. Al Ishlah mempunyai proker rekruitmen dengan targetan rekruitmen yang semakin bertambah disetiap tahunnya. Namun semakin bertambahnya target pencapaian target strategi yang diunakan sama seperti tahun-tahun sebelumnya (strategi yang digunakan untuk menjawab masalah tahun lalu bukan sekarang dan masa depan). Maka menjadi tantangan kepengurusan Al Ishlah tahun ini adalah menemukan ide-ide yang baru (orisinil, untuk dijadikan program-program kerja guna mencapai visi. Jangan sekeder photocopy atau reka ulang sejarah. Saatnya menggali ide-ide yang breghtrough (terobosan)…
Kelima, eksklusif (tertutup).
Ada paradima yang mengganggap bahwa pengurus Al Ishlah adalah orang-orang yang tertutup (eksklusif) hanya mau bergaul dengan komunitasnya saja, dan kurang mau bergaul dengan lingkungan sekitar. Pandangan seperti ini sudah ada semenjak dulu, dan sekarang masih ada kecenderungan bahwa pengurus-pengurus Al ishalah belum mampu untuk membongkar mindset yang sudah terbangun. Padahal ketika mindset tersebut terus terbangun maka yang terjadi adalah gerak dakwah akan terbatasi. Karena terasa ada sekat yang membatasi antara kita dengan mereka. Untuk itulah menjadi pekerjaan rumah pengurus sekarang untuk menghilangkan citra eksklusif tersebut. Menjadi Al Ishlah yang lebih ramah, dan manfaatnya dirasakan bagi kalangan masyarakat kampus khususnya FISE UNY.
Keenam, manajemen pengelolaan lembaga yang masih semrawut (Manajemen Asal-asalan)
Syuro tidak banyak yang hadir, mendadak (tidak terjadwal dengan rapi) dan tidak terkonsep menjadi kultur yang perlu segera dihapus dari organisasi Al Ishlah. Hubungan kerja antar departemen masih tumpang tindih, jadwal agenda-agenda yang kurang rapi, publikasi mendadak akibat dari program kerja yang tidak terkonsep secara professional serta penjenjangan kader yang tidak berjalan menjadikan SKI ini lebih banyak mengurusi masalah-masalah internal kelembagaan dibanding program-program yang berorientasi pada visi. Selayaknya sebagai organisasi dakwah, Al ishlah bukan sekedar lembaga dengan pengurus didalamnya yang minus value, tetapi sebuah lembaga dakwah yang mengajak kearah kebaikan, yang tentunya keteladanan menjadi sesuatu yang tidak boleh absen. Menjadikan Al Ishlah menjadi lembaga modern yang dijalankan dengan manajemen yang rapi adalah kunci untuk membagun Peradaban Al Ishlah yang maju. Tugas besar pengurus periode ini untuk memulainya…..
Ketujuh, Ukhuwah yang terlalu melenakan (terjadi zona nyaman yang berlebihan).
Ukuwah yang produktif adalah dianjurkan untuk semaksimal munkin kita ikhtiarkan, namun ketika dengan alasan ukhuwah malah membuat kerja-kerja menjadi tidak professional, seperti halnya ketika tidak disiplin lalu selesai dengan kata afwan katsir, ketika kita malas hanya selesai dengan kata afwan ya ukh/ akh….. padahal akibat dari kesalahan yang kita lakukan akan mempengaruhi proses –proses selanjutnya. Ketika ukhuwah diartikan dengan boleh bekerja semaunya toh dia adalah saudara kita yang pastinya akan memaafkan segala kesalahan kita ketika salah, yang pada akhirnya membut kerja-kerja menjadi tidak professional.
Kedelapan, Pembianaan kader / pengurus belum menjadi prioritas.
Organisasi yang hebat akan dipengaruhi kualitas kader-kadernya. Semakin kader-kader berkualitas maka organisasi akan hebat secara niscaya. Terkadang kita hanya menjadi lilin, menjadi event organizer yang hanya menyelenggarakan tetapi tidak mampu mendapatkan manfaat dari apa yang kita kerjakan. Bukan persoalan antara ikhlas dan tidak ikhlas, tetapi sejauh mana Al Ishlah bisa membetuk manusia-manusia unggul (insan pilihan), menyediakan iron stock (cadangan) untuk menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan generasi-generasi baru yang lebih baik. Menjadi tempat penyemaian (pembibitan) generasi baru yan pada masanya nanti akan bisa dipanen. Memproduksi generasi yang mampu memimpin lingkunganya untuk berubah menjadi lebih berperadaban (baik). Menghadirkan pembinaan kader yang berkualitas adalah ikhtiar/usaha dalam menghadirkan generasi baru itu, tentunya ini menjadi sebuah prioritas bagi kepengurusan tahun ini untuk mengupayankannya.
Tulisan ini hadir bukan untuk rasa kebencian atau niat buruk sekecilpun. Hanya sekedar menjalankan fungsi sebagai seorang saudara untuk selalu saling mengingatkan dalam bingkai ukhuwah, serta sedikit berbagi nasehat kebaikan. Semoga menjadi pengingat agar kepengurusan baru UKMF JM AL ISHLAH 2011 terhindar dari kesalahan-keasalahan yang pernah terjadi diepisode-episode kepengurusan sebelumnya seperti yang tertulis diatas. Semoga Alloh SWT memberikan petunjuk dan kekuatan menjalankan amanah mulia ini. Dan pada akhirnya saya ucapakan termakasih, serta memohon maaf jika terdapat kata-kata didalam tulisan saya yang menyakiti. Afwan katsir dan SELAMAT BEKERJA PENGURUS UKMF JM AL ISHLAH 2011 ……. Goodluck!

Penanggungjawab tulisan: Anatoli Kasparov Putu Abdullah

Rabu, 05 Januari 2011

Ayahku

Tags

Pagi tiada
sore baru kau tiba
setiap hari seperti itu
tak sempat aku melihat wajah mu

Rasa rindu ini ada
tapi sungguh malu ku berkata
aku rindu padamu
aku ingin bercanda denganmu

Ayahku.....
saat ini pula
aku tak lagi dapat berlama-lama bersama mu
libur ini tak bisa berjumpa.....

Ayahku...
meski jauh di masa lalu
hati ini ku yakin kan dekat denganmu
karena ku mencintamu

Ayahku... Ayahku...
jujurku malu tuk ungkapkan padamu
aku mencintaimu
aku ingin bercanda denganmu

Laman