Selasa, 31 Mei 2011

Ilmu Dunia v.s. Ilmu Akhirat

Tags

“Jika ilmu akhirat itu padi, maka ilmu dunia adalah rumput. Barang siapa menanam padi maka rumput biasanya ikut tumbuh, tapi barang siapa menanam rumput, maka jangan pernah bermimpi padi tumbuh mengikuti.”

Barangkali inilah analogi yang tepat dalam paradigma menuntut ilmu. Jika kita menuntut ilmu akhirat, maka dunia akan mengikutinya. Tapi jika kita hanya mengutamakan ilmu dunia, maka akhirat jangan harap selamat. Seringkali sebagian dari kita mengutamakan ilmu dunia dibanding ilmu akhirat/agama. Pandai dalam ilmu politik, misalnya, namun tidak faham tajwid Al Qur’an. Cerdas dalam bidang sains, namun tidak tahu bagaimana cara perhitungan zakat. Berlabel Profesor namun tidak meyakini keberadaan Tuhan.

ILMU WAJIB ADALAH ILMU AGAMA
 Allah berfirman: “...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat”. (Q.S. Al Mujadalah: 11)
Rasulullah juga bersabda: “Sesungguhnya Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham melainkan mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang besar” (H.R. Abu Dawud) 
Bahkan Allah memberi perintah: “Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Q.S. Thoha: 114)
Kita bisa melihat memang Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan, orang yang berilmu, dan mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu. Namun yang perlu kita fahami adalah ilmu yang dimaksud bukanlah sembarang ilmu, melainkan ilmu agama/syari’at. Terkait ayat di atas (Thoha: 114), Ibnu Hajar Al Asqolani (Faath al Baari) mengatakan: “Maksud ilmu disini adalah ilmu syari’at yang berguna untuk mengetahui apa-apa yang diwajibkan kepada setiap orang yang mukallaf dari urusan agamanya, seperti: ibadah, muamalah, berilmu dengan nama-nama dan sifat Alloh, kewajiban yang harus ditunaikan dari apa yang diperintahkan kepadanya, membersihkan sifat-sifat Alloh yang dikurangi, dan yang berkisar sekitarnya dari tafsir, hadits serta fikih”.

ILMU DUNIA..?!
Cukup jelas bahwa ilmu yang diwajibkan bagi umat manusia adalah ilmu agama, bukan yang lain. Tentunya di akhirat kelak kita tidak akan ditanya berapa nilai IPK, ujian Bahasa Indonesia dapat berapa, atau masuk ke surga dengan tiket ijazah S. Pd., sama sekali bukan, satu-satunya yang kita bawa adalah seberapa besar amal kita.
Namun di sini bukan berarti meniadakan ilmu dunia, yang perlu dicatat adalah harus adanya prioritas dalam menuntut ilmu, jangan sampai kita sibuk dengan berbagai ilmu dunia dan urusannya, sementara kita mengesampingkan keperluan kita kelak di akhirat.

Satu hal yang paling penting sebagaimana kita ketahui adalah segala sesuatu akan kembali sesuai dengan apa yang diniatkan (Hadits Arba’in No. 1). Kita dituntut untuk berniat karena Allah dalam mencari ilmu. Rasulullah Saw. bersabda: ”Barang siapa mencari ilmu bukan karena mencari ridha Allah, namun karena harta dunia, maka Allah tidak akan memberinya ilmu dan ia juga tidak akan mendapat semerbaknya harum surga”.

Di sinilah pentingnya orientasi. Selain adanya prioritas dalam mencari ilmu, kita juga hendaknya memiliki niat ikhlas karena Allah. Karena dengan seperti ini, bahkan ilmu duniapun bisa berpahala di akhirat, insyaallah.
Wallahu a’lam.

oleh; Diar Rosdayana

Selasa, 24 Mei 2011

Perantau produktif............siapakah dia??

Tags
Oleh Wahyu Panca
Setiap kali aku pulang ke rumah, kurasakan semakin lama semakin sepi. Entah sebabnya apa, aku sendiri tidak benar-benar tahu. Bisa jadi karena banyaknya teman yang pernah ku miliki sudah tak lagi ada  di sana. Bisa jadi karena aku yang semakin eksklusif, terkena imbas pergaulan kota. Individualis. Atau jangan jangan memang semua orang desa kini tidak lagi mengharapkan kehadiranku. Mereka acuhkan aku. Tp sebenarnya aku punya rasa curiga yang sangat dalam. Mungkinkah ini disebabkan oleh rendahnya mental yang kumiliki. Di organisasi sejak SMP, SMA bahkan kini di kampus aku selalu menggebu-gebu untuk coba selalu menampilkan nuansa semangat dalam hari-hariku. Semagat juang yang tinggi. Semangat mengkader yang luas. Semangat menambah kapasitas diri yang tak surut. Bekerja tanpa perhitungan uang dan waktu, yang bisa kuberikan untuk jalan perubahan ini akan kuberikan, tanpa tawar menawar. Kalo hanya tak makan 2 hari, aku masih punya sekian lembar catatan kehidupan yang lebih kelam dari sekedar kekurangan makan. …… sampai saat ini aku masih tetap bingung, kira2 knapa ini bisa terjadi…… adakah kau tau kawan……??

3 tahun lalu aku punya ide gila…… mungkinkah kalo d kumpulkan para pemuda-pemudi yang merantau ke negeri orang untuk berkumpul, kemudian kita mendiskusikan tentang masa depan desa Sumbon….. tentang apapun itu…..
Aku turut malu, kontrakanku d berinama RANTAU JAYA, senada dengan kondisi riil d lapangan, jaya d negeri orang, mati d negeri sendiri…….

Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh menggenang
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan

Tidak sedikit muda-mudi sumbon yang merantau…… tp berapa orangkah yang sudah menyumbangkan HASIL RANTAUANNYA…….??

Senin, 23 Mei 2011

Apa yang membuat susah menulis?

Tags
13061433131854544893Oleh Azam_arfa
Sebuah kuliah yang sangat aku nantikan, Filsafat pancasila dan Teknologi informatika. Bukan karena matakuliahnya saja yang sebenarnya menarik melainkan karena dosenku itu yang sering memotivasi kami untuk menulis. Bukan sekedar menulis catatanh-catatan biasa atau sekedar menuliskan huruf-huruf saja. Tetapi tulisan yang berisikan sebuah gagasan dan ide-ide kami yang luar biasa.

Senang sekali ketika setiap dosen selalu memotifasi kami untuk terus menulis. Bukan hanya untuk menuangkan hoby tetapi memang sudah saatnya mahasiswa itu tidak hanya berkutat di organisasi atau aksi mengkritisi kebijakan-kebijakan yang tidak memihak rakyat, tetapi mahasiswa jangan sampai melupakan senjata yang cukup ampuh yaitu menulis.

Terkadang saya jadi bertanya sendiri, “Apasih susahnya menulis?”

Mungkin banyak faktor saat kita menulis, diantaranya malas. Saya sangat yakin setiap orang mampu dan bisa menuangkan ide-idenya, salah satunya adalah melalui kata-kata. Padahal gampang saja untuk kita, tinggal menulisakan kata-kata kita dalam secarik kertas kemudian tinggal diketik. Jika belum yakin tulisan itu kita kirimkan ke penerbit. Bisa saja kita membuat sebuah blog atau menuliskannya di catatan FB kemudian itu bisa menjadi langkah awal kita untuk menulis.

Kesulitan selanjutnya tentang ide. Terkadang memang sulit kita menemukan ide untuk tulisan kita, tapi itulah asiknya. Akan ada tantangan baru untuk kita, tantangan yang ketika kita berhasil menyelesaikannya akan memunculkan ide-ide luar biasa.

Sebagai seorang penulis yang perlu diperhatikan juga adalah tentang keikhlasan dalam menuangkan ide dalam tulisan. Jangan sampai tulisan-tulisan kita dikotori oleh angan-angan negatif yang kemudian membuat tulisan kita tidak berkah. Mungkin itu juga yang kemudian membuat kita susah menulis. Memang sebenarnya banyak faktor, tapi bagi saya keikhlasan dalam menulid itu sangat penting.

Jangan bertanya saya mau menulis apa? Tapi kapan saya akan menulis? Karena dengan demikian akan timbul rasa keinginan untuk bisa menulis. Menulis itu mengasyikkan, coba saja dipraktikan. Apalagi ketika banyak orang yang membacanya dan komentar-komentar terhadap tulisan kita. Ada kepuasan yang tidak bisa kita dapat di kesempatan lain.
Jadi, apa yang membuat susah menulis? Jika ternyata banyak hal yang kita tulis dan banyak waktu utnuk kita menulis. Untuk semuanya, selamat menulis. Selamat menuangkan ide-ide dahsyat yang akan membuat dirimu dan orang lain menemukan gagasan luar biasa.

Sabtu, 14 Mei 2011

Review film “I’m Not Stupid Too”

Tags
 
Sebuah film keluarga yang patut ditonton. Bagi mereka, para orangtua, bisa mengaca diri mereka dalam mendidik anak, apakah sudah tepat atau belum. Bagi para calon ibu dan bapak, bisa menjadikan film ini sebagai media pembelajaran bagaimana mengerti anak sehingga apa yang kita maksudkan dapat masuk dan ditangkap mereka dengan jelas. Dengan  durasi film layaknya film-film lainnya, sekitar 120 menit, kita tak akan bosan melihat tiap scene film yang penuh dengan muatan pesan yang kadang mengharu biru atau kocak yang membuat penonton tertawa.
Oleh Aeni Husniah
Film ini mengisahkan tentang tokoh-tokoh yang tidak dihargai dengan orang-orang disekitarnya. Tentang Tom dan Jerry yang ibu-bapaknya lebih mementingkan pekerjaan, dan mereka hanya bisa menuntut. Sedangkan Jingjing, sering dimarahi oleh guru bahasa mandarinnya karena nilai ujiannya tidak pernah lebih dari 10(nilai maksimal 100).

Kunci dalam memahami anak hanya satu, MENDENGARKAN. Bukan sekedar MENDENGAR. Kebanyakan orangtua hanya sering mengatakan ini-itu tanpa mau mendengarkan apa yang ingin diucapkan anak. Tak jarang anak hanya mau mendengar perkataan orangtua hanya sekedar numpang lewat saja di telinga.

Seperti dalam film ini, dikisahkan Tom yang jagi IT membenarkan laptop ayahnya yang error karena virus. Padahal ayahnya sudah membuat presentasi yang akan ditampilkan esoknya di kantor. Tom pun membenarkan laptop itu saat ayahnya sudah berangkat kerja. Setelah selesai,ia rela telat sekolah demi mengantar laptop yang suda dibetulkannya ke kantor ayahnya. Namun sikap ayahnya itu malah mengira Tom yang merusak laptop ayahnya lalu ia membenarkan sebagai rasa bersalahnya. Saat Tom mau menyangkal dengan mengatakan yang sesungguhnya, ia malah dimarahi karena tidak berangkat sekolah, tanpa memberi kesempatan Tom berbicara.

Kisah lain ada pada Jingjing yang perlu dorongan, bukan cercaan atau omelan karena nilai kurang. Sebuah ucapan memang mengandung sebuah reaksi yang sangat berpengaruh terhadap psikologi seseorang. Layaknya penemuan Miamoto terhadap reaksi air yang diberi ucapan positif dan negative. Begitupun tubuh manusia yang terdiri 70% air. Jadi, pastikan kata-kata yang keluar dari mulut adalah kata-kata yang positif.

Lain lagi dengan Chengcai yang dibesarkan dengan kekerasan, terakhir kali ayahnya mengucap pujian untuknya yaitu saat dia berusia 2 tahun. Seorang anak perlu apresiasi sekecil apapun atas usahanya. Sehingga ia akan tumbuh menjadi seorang yang percaya diri dan tidak berjiwa kerdil. 3 buah kata sangat berpengaruh bagi psikologi anak. I LOVE YOU.

Sebenarnya masih banyak ibroh yang bisa dapat kita ambil untuk dijadikan pedoman dalam mendidik anak. Kurang mantap rasannya jika tidak langsung melihat dengan mata kepala sendiri. So, rekomendasi saya, bagi yang belum lihat bisa buruan nonton. Ini merupakan film yang sudah cukup lama, namun saya baru mempunyai kesempatan untuk menontonny.
Selamat menonton…!!

Laman