Minggu, 31 Juli 2011

Berawal dan Berakhir dengan Indah

Tags
Oleh Cholid Faizal
Permulaan yang baik seharusnya mendapatkan penutupan yang baik pula. Di sinilah pentingnya menyadari dan memahami bahwa setiap aktivitas tidak hanya dinilai oleh awalnya yang baik atau bagaimana akhirnya. Keseluruhan dari aktivitas tersebut masing-masing mempunyai nilai. sebab proses bagaimana aktivitas itu diawali, dijalankan, dan diakhiri semuanya merupakan sesuatu hal yang sangat penting.

Masa Jamais adalah masa terindah bagi setiap orang yang melaluinya. Kurang lebih 1 tahun saya menjadi saksi bisu kebersamaan setiap insan yang ada didalamnya. Masa Jamais telah memberikan pelangi kehidupan bagi anggotanya. Walau di dalamnya terdapat kenakalan diantara kedisiplinan, pertengkaran diantara kebersamaan, kearoganan diantara kerendahan hati, keegoisan diantara kepedulian, kesakit hatian diantara kebesaran hati, kesedihan diantara kebahagiaan hingga berujung tangisan diantara senyuman.

Berbagai macam perbedaan seolah menjadi dinding pemisah diantaranya. Padahal, dinding itu seharusnya menjadi tempat untuk mengukir ukhuwah yang telah di rajut bersama. Dimana ukhuwah itu bagaikan jeruk, asam manis rasanya, namun tetap disukai oleh penikmatnya. Begitu pula dalam ukhuwah, ada suka maupun duka, ada bahagia maupun sedih, ada canda dan tawa, ada cinta maupun benci, namun tidak pernah ditinggalkan. Betapa indahnya pelangi kehidupan yang menghiasi langit Jamais ini. Sehingga tak semudah membalikan telapak tangan untuk menghilangkannya dari bayangan maupun ingatan.

Nantinya masa Jamais tak lagi bersamaku. Pelangi Jamais pun akan hilang. Tak terasa masa Jamais nantinya akan melambaikan tangan sebagai salam perpisahan. Tapi aku tak perlu bersedih karena perpisahan bukanlah akhir dari segalanya karena akan kutemukan pelangi yang akan menyerupai Jamais di lingkungan baruku kelak dan tak akan ku biarkan perpisahan ini menjadi gunting pemisah tali ukhuwah diantara kita yang hakiki dan selalu disimpan didalam hati hingga akhir nanti terbentuknya pelangi yang lainnya.

Alangkah indahnya perpisahan ini jika di akhiri dengan senyuman. Senyuman yang menandakan bahwa kita siap melangkah maju mengarungi samudra kehidupan yang sebenarnya. Dengan senyuman, aku siap kumpulkan spirit dan azam  untuk berlayar di samudra seberang  untuk menggapai cita-cita yang telah ku gantungkan.
Mari Kita tegakan keberanian untuk membela kebenaran. Karena kita adalah punggawa-punggawa yang di tunggu kontribusinya. So, kita hanya boleh takut jika kita merasa salah. Bangkitkan semangat dalam diri dan kabarkan kepada semuanya bahwa kita bisa serta raihlah kebahagian sejati karena tiada kemuliaan tanpa kesungguhan.

"Sesuatu selalu membutuhkan pengorbanan. Mari berjuang untuk mendapatkan harapan dan keinginan kita. Jangan putus asa dan bersiaplah untuk bertarung. Berikan senyum terbaik  ketika mengatakan selamat tinggal pada Jamais-FISE UNY"
-Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara (49;10)-
 “Bersama kita keluarga - Tiada yang kami inginkan selain KEBERSAMAAN”

Semangat Menyambut Ramadhan

Tags
Oleh Rakhyan Risnu Sasongko
Beberapa hari ini suasana terlihat lebih Islami. Banyak yang berubah, mulai dari iklan televisi, sinetron, poster-poster, sualayan yang mulai menjual aneka makanan dengan konsep ala timur tengah dan kurma-kurma yang tentu tak akan ketinggalan. SMS dari keluarga dan teman-teman yang puitis dan romantis dengan nuansa Islami, dan semua umat muslim di dunia ini berlomba-lomba dalam melaksanakan ibadah. Tapi ini tak heran, kita sama-sama menyadari bahwa Ramadhan sebentar lagi. Subhanallah…

Bulan Ramadhan, sangat berbeda dengan bulan-bulan yang lain. Bulan yang sangat indah, dengan berbagai keistimewaannya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal, “Lembaran-lembaran (Shuhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadhan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadhan, dan kitab Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadhan, sedangkan Al-Qur’an diturunkan pada dua puluh empat Ramadhan.” (HR. Ahmad dalam Musnad, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no 1575).

Dalam Bulan Ramadhan Allah telah mengaruniainya sebagai bulan untuk berpuasa melatih diri menundukkan kekuatan hawa nafsu yang senantiasa mengajak pada kesesatan, sehingga kembali kepada fitrah. Sehingga sangat disayangkan, jika di bulan yang penuh nikmat ini kita menyia-nyiakannya. Jangan sampai kita dikalahkan oleh tayangan televisi yang telah merubah dirinya menjadi islami, tapi kita sendiri telah meninggalkan amalan-amalan kita. Atau jangan sampai kita sibuk mempersiapkan agenda-agenda untuk Ramadhan, tapi kita lupa untuk mempersiapkan diri menyambut tamu agung “Ramadhan”.

Pada bulan Ramadhan Allah juga telah mengaruniakannya sebuah malam yang indah, yaitu malam “Lailatul Qadr”. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadr; Dan tahukan kamu apakah laylatulqadr itu?; Lailatul Qadr itu lebih baik daripada 1000 bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3). Rugi rasanya ketika pada malam itu kita hanya sibuk dengan urusan duniawi saja.

Ramadhan memang beigitu indah, tak heran banyak orang yang rindu ingin segera jumpa dengnnya. Jangan sampai Ramadhan hanya dijadikan program untuk pelangsingan badan atau program untuk menghemat uang saja. Begitu juga, jangan sampai kita sia-sia melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan sehingga hanya lapar dan dahaga saja yang kita dapatkan. Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk mereformasi akhlak kita. Ketika pasca Ramadhan tidaklah terjadi perubahan sikap menjadi lebih baik, maka dapat dipastikan bahwa reformasi akhlak yang dilakukan saat Ramadhan gagal. “Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan dan paling giat beribadah, tetapi memasuki 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan beliau lebih dermawan dari biasanya, beliau lebih giat beribadah, menghidupkan (tidak tidur) malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (H.R. Bukhari). Sehingga seharusnya telah menjadi sebuah kebiasaan dalam benak setiap muslim untuk senantiasa memastikan bahwa kita akan selalu mereformasi akhlak kita menjadi lebih baik dan terus menjadi lebih baik lagi ketika telah memalui gerbang Ramadhan.

Mari bersama kita menyiapkan diri untuk menyambut Ramadhan. Bukanlah waktu yang terlambat ketika kita ingin merubah sikap kita, meningkatkan kualitas diri kita menjadi pribadi yang baik. Selamat menyambut Ramadhan, selamat meningkatkan amalan-amalan, dan semangat menyambut Ramadhan.

Laman