Rabu, 08 Desember 2010

Arti kemenangan dalam dakwah

Tags
Oleh Witantri Swandini

Tatkala seseorang menyatakan diri sebagai penganut agama, maka yang muncul dalam kesadarannya adalah tentang ketuhanan, kemanusian, keselamatan, dan eksistensi jagat raya ini. Terkait dengan ketuhanan, agama mengajarkan tentang penyembahan, pengabdian dan pengorbanan. Dalam konsep kemanusiaan, di sana diajarkan tentang kasih sayang, kekeluargaan, kepedulian, tolong menolong dan sebagainya. Agama mengajarkan tentang jalan menuju selamat, baik dalam kehidupan hari ini, di dunia, maupun di akherat nanti. Agama juga mengajarkan tentang kehidupan berbagai hal terkait dengan eksistensi jagat raya ini.

Demikian juga halnya adalah agama Islam. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., juga mengajarkan tentang ketuhanan, penciptaan manusia dan jagat raya, manusia, alam, dan konsep tentang keselamatan. Islam mengenalkan tentang Tuhan Yang Maha Esa. Allahu ahad, Allah as-Shomad, Lam Yalid walam yuulad, walam yakun lahuu kufuwan ahad. Islam juga mengajarkan tentang bagaimana asal mula eksistensi manusia dan jagad raya. Penciptaan manusia dan alam ini diterangkan oleh kitab suci al Qur’an. Kitab suci juga menjelaskan tentang manusia dengan berbagai perilakunya. Dalam hal ini al Qur’an menjelaskan dari berbagai aspek manusia mulai dari qolb, akal, fikr, dan jasad, serta lingkungannya.

Terkait dengan manusia, Islam menjelaskan bahwa seluruh ciptaan Allah adalah diperuntukkan bagi manusia. Jagad raya ini adalah untuk keselamatan dan sekaligus kesejahteraan bagi manusia dan bukan sebaliknya. Untuk mengangkat derajad manusia dari makhluk yang lain, manusia dianjurkan untuk melakukan kegiatan spiritual dan pengabdian kepada Allah, wama kholaqtul jinna wal insya illa liyakbudun . Manusia melalui kitab suci al Qur’an diberikan petunjuk tentang keselamatan. Jalan keselamatan itu adalah keimanan, ke Islaman dan ikhsan, amal sholeh dan akhlakul karimah. Selain itu manusia, dalam hidupnya agar supaya menggapai kebahagiaan maka harus mengembangkan rasa syukur, ikhlas, sabar, tawakkal, amanah dan istiqomah.

Ajaran yang mulia itu, tidak saja agar dijalankan sendiri, melainkan supaya dibagi-bagi kepada yang lain. Kewajiban berbagi menyeru pada Islam, disebut sebagai kewajiban berdakwah. Kaum muslimin di saat mendapatkan kemuliaan, kebahagian dan keuntungan dalam hidup, dianjurkan agar berbagi kepada sesama. Demikian pula ajaran Islam yang mendatangkan kebahagiakan itu, hendaknya dibagi-bagi kepada sesama melalui dakwah. Perintah berdakwah ini secara jelas diuangkap dalam al Qur’an bahwa : udz’u ila sabili robbika bil hikmah. Serulah manusia kepada jalan Allah dengan cara yang bijak. Hadits Nabi juga memerintahkan seperti itu dengan sabdanya, ballighu ‘anni walau ayatan. Atas dasar ayat al Qur’an dan hadits Nabi tersebut setiap muslim dianjurkan untuk mengajak saudara-saudaranya menuju ke selamatan, yaitu jalan Islam.

Tugas berdakwah ini dijalankan oleh umat Islam di semua tempat dan juga sepanjang waktu. Atas usaha dakwah ini, umat Islam semakin lama semakin berekembang jumlahnya di seluruh belahan dunia. Jumlah kaum muslimin yang semakin bertambah, kemudian disebut sebagai kemengangan dakwah. Dakwah disebut telah mendapatkan kemenangan jika nilai-nilai Islam, yaitu keimanan, amal sholeh, dan akhlakul karimah mewarnai kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Menang dalam berdakwah bukan tatkala orang lain menjadi terkalahkan dalam pengertian menderita dan nista, melainkan justru sebaliknya. Yaitu tatkala orang-orang yang terkena sasaran dakwah menjadi selamat, baik selamat agamanya, jiwa, hartanya, akalnya, dan keturunannya.

Atas dasar pandangan tersebut, maka dakwah dikatakan berhasil manakala terwujud sebuah kehidupan yang penuh kedamaian, keselamatan, dan kebahagian secara bersama-sama, dan sebaliknya terhindar dari hal-hal yang mengganggu atau merusak kehidupan . Karena itu, dakwah semestinya dilakukan dengan nasehat yang baik, ketauladanan, akhlakul karimah, damai, tidak memaksa, dan dilakukan dengan penuh hikmah. Inilah sesungguhnya cara dakwah dan juga gambaran yang disebut sebagai kemenangan berdakwah.

Wallahu a’lam.

Jumat, 22 Oktober 2010

Menulis dan Dakwah

Tags
Bagi sebagian orang ada yang mengaplikasikan aktivitas menulisnya juga sebagai aktivitas dakwahnya. Dakwah bi qallam..dakwah lewat tulisan karena terkadang tulisan memberikan energi tersendiri dibandingkan dengan lisan secara langsung, sebagaimana yang pernah Nabi saw sabdakan: Sesungguhnya sebagian dari penjelasan (tulisan) itu benar-benar sihir. (HR Bukhari). Menulis merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampang dilakukan dari sisi lahiriyah yang hanya melibatkan anggota badan, mata, dan tangan. Akan tetapi sangat susah untuk urusan menghimpun dan menyampaikan sebuah ide secara lugas dan tuntas dengan didukung oleh opini yang rasional dan bukti-bukti yang aktual.”Tak ada resep yang lebih baik menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga ””Seringkali yang membuat pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang. Sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran.”Begitulah ustad Fauzil Adhim mencoba memotivasi kita untuk berdakwah lewat tulisan.Ada banyak faktor yang mempengaruhi sehingga orang tidak suka menulis dan tidak terbiasa menulis. Yang pertama adalah skill, dalam arti kemampuan dan ketrampilan menulis yang lemah. Jangan dikira menulis tidak memerlukan ketrampilan, asal coret saja sudah jadi. Tidak, yang sebenarnya tidak demikian. Dalam menulis ada keterlibatan unsur kognitif dan psikomotor, bahkan afektif. Unsur kognitif memang menonjol, maka orang yang tidak banyak ilmu tidak akan dapat menulis. Padahal bangunan ilmu yang tersusun di dalam otak kita terbentuk dalam waktu yang lama, maka sangat beralasan kalau banyak orang berkelit tak pandai menulis. Disamping tingkat keilmuan yang rendah, masalah skill dalam menulis yang lemah menyebabkan orang-orang pintar tidak suka menulis.Faktor berikutnya yakni kemauan atau keinginan. Banyak orang yang kemauannya untuk melakukan sesuatu pekerjaan sangat lemah atau tidak ada sama sekali, karena tidak mengerti manfaat perkerjaan itu. Banyak orang yang malas berdakwah karena tidak faham manfaatnya. Padahal dengan dakwah inilah kita dapat menyelamatkan ribuan, jutaan, bahkan milyaran jiwa dari siksa api neraka. Sehingga Allah sendiri menilai dakwah sebagai pekerjaan yang paling mulia (QS 41: 33)*. Begitu juga menulis, banyak orang tidak mau menulis karena tidak faham manfaat menulis. Padahal jelas dalam dunia dakwah, menulis itu bagian dari dakwah dan membaca itu termasuk kelompok orang yang didakwahi. Anggapan bahwa membaca itu lebih ringan daripada menulis. Hingga banyak orang yang suka membaca tapi tangan terasa kaku ketika harus menggorekan tinta. Bukankah jika sudah begini dakwah tidak akan berjalan, karena ilmu yang kita dapat dari membaca tidak tersampaikan kepada umat yang lain. Manfaat menulis yang lain adalah untuk menyampaikan informasi, berita, peringatan dan sejenisnya. Tapi kalau kita sudah melangkah dalam tataran menyampaikan berita, itu sudah merupakan satu langkah yang indah. Langkah berikutnya akan lebih mudah. Rasulullah saw mengingatkan bahwa kalau kita mengamalkan suatu ilmu, maka Allah akan membukakan ilmu-ilmu baru. Nah, kan? Nggak mau menulis, maka nggak akan dibukakan ilmu-ilmu baru yang terkait dengan tulis menulis.Menulis juga merupakan salah satu cara untuk mempengaruhi opini orang lain. Baik dalam bentuk media cetak maupun elektronik, menulis sama-sama memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mengubah pola pikir orang yang membacanya. Maka tidaklah mengherankan bila Rasulullah saw bersabda seperti dalam hadist yang dikutip di atas. Penjelasan dalam bentuk tulisan juga dapat menjadi sihir yang dapat membelokkan pikiran orang lain. Lihatlah kekuatan Al Qur’an yang telah berhasil membelokkan manusia dari jalan sesat menuju jalan yang benar.Demikian dahsyatnya kekuatan tulisan untuk mempengaruhi orang lain, maka sebaiknya mulai sekarang tanamkan kebiasaan menulis untuk mempengaruhi banyak orang agar berakhlak mulia. Untuk para da’i (calon da’i) jangan hanya bicara, tetapi juga menulis-lah. Kata-kata hanya mempengaruhi sebagian orang yang mendengar, karena kata-kata akan hilang seiring dengan berhentinya ucapan namun, tulisan dapat mempengaruhi jutaan orang yang membacanya dari generasi ke generasi karena tulisan akan terdokumentasi sampai akhir jaman. Bayangkan jika dahulu Al-Qur’an tak ditulis kemudian tak dibukukan?Last but not least, bagi penulisnya sendiri, menulis itu merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Orang yang menulis disamping mengajar orang lain, dalam proses penulisan itu dia juga akan banyak belajar. Banyak baca buku referensi, Al Qur’an, Al Hadist dll. Maka tidak heran disamping menjadikan orang lain menjadi pintar dia sendiri akan semakin bertambah pintar.Semangat menulis...!!!

CANDU ITU BERNAMA FACEBOOK

Tags
“Bermain” facebook adalah salah satu aktivitas di dunia maya yang sangat menyenangkan, dan banyak digandrungi banyak kalangan. Mulai dari muda, tua, pelajar, mahasiswa, bahkan sampai para tholabul’ilmi yang notabene telah banyak menuntut ilmu agama dari majelis-majelis.Facebook itu sendiri adalah situs jejaring sosial yang populer sejak tahun 2000-an. Dengan berbagai fasilitas yang ada disana seperti chatting, akan semakin memudahkan seseorang untuk berkomunikasi. Hukum bermain facebook sendiri sebenarnya adalah mubah (diperbolehkan) tapi tentunya harus berpegang pada mashahat dan mafsadah-nya. Facebook dengan berbagai fasilitas yang tersedia dan juga dengan waktu luang yang ada seringkali menjadi musibah besar bagi tiap muslim/-ah. Apalagi, terhadap para tholabul’ilmi, hal ini dikarenakan fitnah yang luar biasa besar yang ditimbulkan oleh facebook itu sendiri. Dengan kesendirian saat berfacebook ria merupakan ladang bagi syetan untuk menggoda anak manusia agar terjebak ke dalam perangkapnya. Mulai dari ladang “dakwah”, sekedar mempererat tali silaturahim/ukhuwah, sampi terdengar kata “just kill the time”, merupakan pembelaan diri yang sering dijadikan tameng apabila mulai dtang kesadaran diri atas dosa yang dilakukan, ataupun saat nasehat dari sesama ikhwah menghampiri.Berbagai syubhat yang dikeluarkan demi membela diri, bahkan tak jarang sering terlontar hal-hal yang bertentangan dengan agama yang mulia ini, ISLAM. Padahal beberapa dari mereka adalah tholabul ‘ilmi, para ikhwah yang diharapkan dengan kehadirannya dapat memperkokoh simpul ISLAM. Namun, bila “cinta telah melekat, tahi ayampun terasa coklat.!!” . Saat facebook sudah menjadi sesuatu yang dicintai (hobby), maka segala sesuatu tidak akan digubris meskipun itu sunnah sekalipun.Facebook bisa dikategorikan sebagai candu, karena candu itu sendiri mengacu pada menyukai sesuatu yang negatif. Jadi, walaupun sebenarnya facebooker yang tahu bahwa yang ia lakukan adalah salah, sangat sulit untuk melepaskan diri dari hal yang haram tersebut. Lain dengan pecandu narkoba, yang juga sulit melepaskan diri dari barang yang satu ini akan tetapi mereka paham akan tingkat keharamannya. Maka, para pecandu narkoba sudah tahu yang mereka lakukan adalah dosa, biasanya akan ada niat –Bi’idznillah- untuk bertobat. Berbeda dengan para facebooker, karena yang mereka konsumsi pada dasarnya adalah mubah, maka harapan untuk bertaubatpun biasanya jarang “hinggap” pada diri mereka. Meskipun setidaknya, banyak juga yang sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan tapi, masih sulit melepaskan diri dari aktivitas yang satu ini. Maka tak heran, kalau FB dikatakan sebagai “candu” yang harus segera diobati, kalau masih bisa dilakukan pencegahan pada mereka yang masih belum terkena “penyakit” yang satu ini.Dakwah adalah salah satu hal yang sangat mulia dalam agama ini. Berdakwah itu sendiri artinya menyampaikan sesuatu pada seseorang atau banyak orang mengenai dien yang sesuai dengan sunnah tentunya. Tapi, terkadang niat baik ini sering diiringi dengan kurangnya ilmu tentang fiqih dakwah, yaitu cara penyampaian pada mad’u (objek dakwah). Cara penyampaian dan apa yang disampaikan oleh da’i haruslh sesuai dengan kondisi si mad’u. Kalaulah si mad’u lawan jenis maka bersiaplah menghadapi fitnah hati. Apalagi, kalau penyampaiannya bukan dalam forum resmi seperti dalam majelis ‘ilm. Jika banyak mudharatnya, lebih baik dihindari karena fitnah hati selalu mengintai tiap kali berbicara dengan lawan jenis. Resiko apalagi yang lebih besar menimpa kaum manusia, lebih-lebih bagi yang belum menikah selain fitnah hati.Lantas, adakah yang dakwah di dunia maya terutama FB? Jawabannya, Ada ! bahkan Banyak!!! Dan sebagian ikhwah yang besar ghirahnya dalam berdakwah, banyak yang terjebak dalam besarnya ghiah dakwah namun, sedikit pemahaman tentang fiqih dakwah. Pada dasarnya, tiap program yang disediakan dalam facebook tidak akan terlepas dari ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan) apalagi program chatting yang terdapat di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri akan sering didapati kejadian “berdakwah” dengan lawan jenis melalui status-koment, atau tulisan-tulisan lainnya. Sehingga, hal ini sangat memicu bakal terjadinya “sad ending”, yaitu zina hati, atau yang lebih parah lagi al-isyq alias jatuh hati. Nahlo...!!!!! Kenapa hal ini bisa terjadi? Ya bisa saja..!! karena, bisa jadi si da’i/-ah yang awalnya mungkin saja berniat dakwah maya hanya dengan teman sesama jenis tapi yang sering terjadi si mad’u malah lawan jenis. Dari sinilah rasa simpati bisa bermula karena seringnya curhat illegal yang terkadang terlalu kebablasan, atau kata-kata yang sangat cair, atau biasanya guyonan yang tak beraturan... T_T. Ingat pepatah wong jowo atau jawa (versi-ngapaknya) “witing tresno jalaran soko kulino” maka dari keseringan koment-koment-an status akan timbul-lah fitnah hati. Ingat-ingat kembali pesen aa gym yukzz...yang mengatakanJagalah hati jangan kau nodaiJagalah hati jangan kotori..Ya...jagalah hati karena ia adalah lentera hidup ini, dirawat jangan sampai rusak, jangan sampai zina, jangan sampai kena virus fitnah.Bukankah Rasul sendiri pernah mewanti-wanti kita untuk menjaga hati, karena kalo hati rusak maka rusak pula-lah seluruh tubuh ini..

Keep istiqomah kawan...!!!!

Senin, 04 Oktober 2010

Biar Gaul Tetep Syar’i

Tags
Senantiasa menarik ketika kita membicarakan tentang Pria dan wanita , keduanya merupakan makhluk yang di ciptakan Allah SWT, Zat yang maha tinggi. Keduanya bisa merasakan cinta, perih, kecewa bahkan sakit. Mereka diciptakan bukan berarti tanpa maksud, saling berbagi dan melengkapi satu sama lain itulah maksud Allah menciptakan mereka. Keduanya memiliki keungulan masing-masing sesuai dengan kodratnya. Bagi kaum laki-laki menjadi pemimpin adalah sebuah kewajiban, hal ini sesuai dengan firman Allah “ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)” (QS. An-Nisa : 34). Demikian halnya dengan kaum wanita mempunyai kedudukan yang sama di mata Allah, seperti dalam firman-Nya “Aku tidak mensia-siakan amal orang yang beriman diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan…” (QS.Ali Imran : 195). Bahkan secara khusus dalam Hadis Rasullullah dikatakan bahwa kaum wanita yang menjadi seorang Ibu mempunyai keutamaan dibanding seorang Ayah. Adapun hadis tersebut disampaikan melalui lisan Rasulullah ketika ada seorang pria datang dan bertanya kepada Rasulullah” Wahai Rasulullaah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan baik ?” Beliau menjawab, “Ibumu” Dia berkata, “Lalu siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu”, Dia berkata, “Lalu siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu”, Dia berkata lagi “Lalu Siapa?” Beliau menjawab, “Ayahmu” (HR.Bukhori & Muslim).
Nah..! keunggulan itulah yang membuat Pria dan Wanita Istimewa baik di mata Allah maupun manusia. Disisi lain naluri ketertarikan satu sama lain diantara keduanya pasti ada, karena pada dasarnya sesuai dengan fitrahnya mereka diciptakan untuk saling mengasihi. Sehingga mau tidak mau dalam kehidupan sehari-hari antara Pria dan Wanita dihadapkan pada sebuah persoalan bagaimana etika pergaulan keduannya agar tidak terlepas dari ajaran syariat. Maka dalam rangka menjaga keduanya agar senantiasa terjaga dari kemasiatan yang hanya akan menambah dosa perlu sebuah pengaturan yang jelas.
Menurut Imam Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya An-Nizham Al-Ijtima’i fi Al-Islam (2003), khususnya hal. 25-30 pada bab Tanzhim Ash-Shilat Bayna Al-Mar`ah wa Ar-Rajul (Pengaturan Interaksi Wanita dan Pria), pengaturan yang ada hendaknya dapat mengakomodasi dua faktor yaitu; Pertama, bahwa potensi hasrat seksual pada pria dan wanita dapat bangkit jika keduanya berinteraksi, misalnya ketika bertemu di jalan, kantor, sekolah, pasar, dan lain-lain. Waduh-waduh bahaya banget tuh ! Kemudian yang Kedua, bahwa pria dan wanita harus saling tolong menolong (ta’awun) demi kemaslahatan masyarakat, misalnya di bidang perdagangan, pendidikan, pertanian, dan sebagainya. Nah disinilah letak kita diuji sebarapa kuat iman kita, apakah ketika kita menolong seorang wanita karena ingin di puji dan di sanjung atau hanya karna Allah ? Hati-hati Sobat sekalian ! karna niat kita dalam melakukan sesuatu sangat menentukan ridho dari Allah SWT.
Imam An-Nabhani kemudian menerangkan beberapa hukum syariah untuk mengatur interaksi pria dan wanita. Hukum-hukum ini dipilih berdasarkan prinsip bahwa meski pria dan wanita dibolehkan beriteraksi untuk tolong menolong, namun interaksi itu wajib diatur sedemikian rupa agar tidak membangkitkan hasrat seksual, yakni tetap menjaga kehormatan (al-fadhilah) dan moralitas (akhlaq). Di antara hukum-hukum itu adalah :
1. Kalau memandang lawan jenis jangan Lebay
Maksudnya adalah kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan atau dalam bahasa Arabnya ghadhdhul bashar. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nur ayat 30-31 “Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ……..”(QS An Nuur 30-31). Yang dimaksud ghadhdhul bashar menurut An-Nabhani adalah menundukkan pandangan dari apa-apa yang haram dilihat dan membatasi pada apa-apa yang dihalalkan untuk dilihat . Kanapa harus seperti itu ? karena ternyata pandangan mata adalah jalan masuknya syahwat dan bangkitnya hasrat seksual. Nda percaya ? coba kita lihat sabda RasulullahSAW dalam satu hadits Qudsi : “Pandangan mata [pada yang haram] adalah satu anak panah di antara berbagai anak panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku, Aku gantikan pandangan itu dengan keimanan yang akan dia rasakan manisnya dalam hatinya.” (HR Al-Hakim, Al-Mustadrak, 4/349; Al-Baihaqi, Majma’uz Zawaid, 8/63).

2. Bagi wanita ngga boleh kelupaan pake jilbab
Allah SWt berfirman “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-oarang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.”(QS Al Ahzaab 27). Menurut Imam An-Nabhani, busana wanita ada dua, yaitu jilbab tertulis dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan kerudung (khimar) yang tertulis dalam surat An-Nuur ayat 31. Coba deh temen-temen buka ayatnya ! Jilbab artinya bukan kerudung, sebagaimana yang disalahpahami kebanyakan orang, tapi baju terusan yang longgar yang terulur sampai ke bawah, yang dipakai di atas baju rumah. Sedang kerudung (khimar) adalah apa-apa yang digunakan untuk menutupi kepala. Penjelasan An-Nabhani mengenai arti “jilbab” ini sejalan beberapa kamus, antara lain dalam kitab Mu’jam Lughah Al-Fuqaha` :“Jilbab adalah baju longgar yang dipakai wanita di atas baju (rumah)-nya.”
3. Bagi wanita ngga boleh keluar rumah semaleman suntuk
Seorang wanita dilarang bepergian selama sehari semalam, kecuali disertai mahramnya. Larangan ini berdasarkan hadits Nabi SAW : “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk melakukan perjalanan selama sehari semalam, kecuali dia disertai mahramnya.” (HR Muslim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban).

4. Pria dan wanita ngga boleh berdua-duaan di tempat yang sepi
Seorang pria dan wanita dilarang berdua-duaan atau dalam bahasa arabnya khalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya. Khalwat artinya adalah bertemunya dua lawan jenis secara menyendiri (al-ijtima’ bayna itsnaini ‘ala infirad) tanpa adanya orang lain selain keduanya di suatu tempat. Misalnya, di rumah atau di tempat sepi yang jauh dari jalan dan keramaian manusia. Aturan ini sekali lagi tidak mengada-ngada lho, kenapa khalwat diharamkan, sesuai hadits Nabi SAW : “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali wanita itu disertai mahramnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

5. Larangan atas wanita keluar rumah, kecuali dengan seizin suaminya.
Wanita (isteri) haram keluar rumah tanpa izin suaminya, karena suaminya mempunyai hak-hak atas isterinya itu. Imam An-Nabhani menukilkan riwayat Ibnu Baththah dari kitab Ahkamun Nisaa`, ada seorang wanita yang suaminya bepergian. Ketika ayah wanita itu sakit, wanita itu minta izin Nabi SAW untuk menjenguknya. Nabi SAW tidak mengizinkan. Ketika ayah wanita itu meninggal, wanita itu minta izin Nabi SAW untuk menghadiri penguburan jenazahnya. Nabi SAW tetap tidak mengizinkan. Maka Allah SWT pun mewahyukan kepada Nabi SAW : “Sesungguhnya Aku telah mengampuni wanita itu karena ketaatannya kepada suaminya.”

6. Pria dan wanita ngga boleh terlalu membaur
Maksudnya adalah dalam proses interaksi harus ada pemisahan (infishal) antara pria dan wanita. Perintah ini berlaku untuk kehidupan umum seperti di masjid dan sekolah, juga dalam kehidupan khusus seperti rumah. Islam telah memerintahkan wanita tidak berdesak-desakan dengan pria di jalan atau di pasar .

7. Tidak boleh melakukan transaksi illegal
Maksudnya adalah Interaksi pria wanita hendaknya merupakan interaksi umum, bukan interaksi khusus. Interaksi khusus yang tidak dibolehkan ini misalnya saling mengunjungi antara pria dan wanita yang bukan mahramnya (semisal “apel” dalam kegiatan pacaran), atau pria dan wanita pergi bertamasya bersama. Waduh-waduh nekat tu namanya !

8. Bagi wanita jangan suka pamer kecantikan (Tidak Tabarruj)
Maksudnya adalah seorang wanita tidak boleh Memamerkan Perhiasan dan Kecantikan kepada orang lain apalagi pria. Berbahaya ! itu namanya mengundang petaka ! Hal itu sesuai dengan firman Allah “Janganlah memamerkan perhiasan seperti orang jahiliyah yang pertama.” (QS Al Ahzaab 33)

9. Bagi wanita tidak melunakkan, memerdukan atau mendesahkan suara
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT “Janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melunakkan dan memerdukan suara atau sikap yang sejenis) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS Al Ahzaab 32). Nah-nah lagi-lagi wanita, jangan sampai suara yang kita keluarkan membuat seorang pria melayang.

Beberapa hukum syariah yang disebutkan di atas sesungguhnya merupakan obat bagi penyakit sosial saat ini. Mayoritas permasalah interaksi antar lawan jenis terjadi pada generasi muda dewasa ini, mulai dari kalangan siswa SD Sampai perguruan Tinggi. Dunia pergaulan antara pria dan wanita yang sudah melampaui batas dan telah keluar dari ketentuan Syariah Islam itulah yang menjadi penyebab utama penyakit-penyakit sosial seperti pelecehan seksual, seks bebas, perkosaan, hamil di luar nikah, aborsi, penyakit menular seksual (AIDS dll), prostitusi, homoseksualisme, lesbianisme, perdagangan wanita, dan sebagainya.
Kenyataan yang cukup membuat kita tercengang adalah di RSCM Jakarta, setiap minggunya didatangi 4 hingga 5 orang pasien HIV/AIDS (data tahun 2001). Kasus aborsi terjadi 2,5 juta per tahun, dan 1,5 juta di antaranya dilakukan oleh remaja. LSM Plan bekerjasama dengan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pernah meneliti perilaku seks remaja Bogor tahun 2000. Hasilnya, dari 400-an responden, 98,6 % remaja usia 10-18 tahun sudah melakukan apa yang disebut "pacaran"; 50,7 % pernah melakukan cumbuan ringan, 25 % pernah melakukan cumbuan berat, dan 6,5 % pernah melakukan hubungan seks. Sebanyak 28 responden (pria dan wanita) telah melakukan seks bebas, 6 orang dengan penjaja seks, 5 orang dengan teman, dan 17 orang dengan pacar. (Al-Jawi, 2002:69).
Kemudian Herien Puspitasari dalam disertasinya, mempublikasikan hasil penelitiannya di Kompas (Cyber Media 18/05/2006). Dalam penelitiannya yang dilaksanakan pada tahun 2002-2003, dengan menggunakan responden sejumlah 667 siswa (550 siswa Sekolah Negeri & 117 siswa Sekolah Swasta), 540 putra dan 127 putri, semuanya berasal dari siswa kelas 2 SMA dan SMK di Bogor. Mendapatkan hasil yang mencengangkan: Dari 667 responden tersebut, tidak kurang 10 persen para responden sudah melakukan hubungan seks bebas. Demikian halnya Data hasil survei 2008 Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan menunjukkan, sebanyak 63 persen remaja SMP sudah melakukan hubungan seks di luar pernikahan. Sedangkan 21 persen siswa SMA pernah melakukan aborsi.
Data-data di atas menunjukkan penyakit sosial yang sangat parah sedang melanda bangsa ini. Dunia pergaulan remaja yang terlalu bebas menjadi penyebab utama penyakit-penyakit social tersebut. Sungguh, tidak ada obat yang mujarab untuk penyakit itu, kecuali Syariah Islam, bukan yang lain ! Hanya dengan Syariah Islam, interaksi pria wanita dapat diatur secara sehat dan berhasil-guna. Yaitu tanpa membangkitkan hasrat seksual secara ilegal, namun tetap dapat mewujudkan tolong menolong di antara kedua lawan jenis untuk mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat. Wallahu a'lam

Sumber :
Mutiara Amali, Di Tepi Pantai Keimanan, Edisi 50
Tashfia, Jalan Menuju Surga, Edisi 03/I/2006
KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Mengatur Interaksi Pria Wanita Menurut Syariah, dikutip dari :www.khilafah1924.org

Syawalan Pembina UKMF JM Al-Ishlah

Tags


Ahad,  24 Syawal 1432 H (03 Oktober 2010)
Ketandan, Patalan, Jetis, Bantul  tepatnya di TK Islam Terpadu (Raudlatul Athfal), Sekolah milik salah seorang dosen Pendidikan Ekonomi UNY yang sekaligus Pembina UKMF JM Al-Ishlah 2010.
Sore itu menjadi sore yang menggembira-kan bagi kami, bagi saya ini kesempatan pertama bersilaturahim secara langsung dengan keluarga beliau, sudah hampir Sembilan bulan kepengurusan, Allah baru mengizinkan mendapatkan inspirasi dari keluarga hebat ini.
Jam satu siang kami berkumpul di secretariat, apakah benar tepat jam satu hanya kami tahu dan Allah yang Maha Tahu, yang jelas sekitar jam 15.- sore (ashar) di tempat beliau. Sembilan orang (termasuk P.Js Al-Ishlah 2010 - A’Rakhyan, A’Wira, A’Muarif, A’Yogo, U’Witantri, U’Asih, U’Pipin, U’Chika, U’Laras- ) dapat merasakan TK Islam yang sepertinya baru itu.
Hujan menyambut kedatangan kami, sambil berishtirahat menunggu hujan reda dengan menyantap beberapa jenis kue dan berbutir-butir buah jeruk. Obrolan pembukanya cukup aga-aga gimana begitu, kalau masalah IP sepertinya sensitive bagi para aktivis (mungkin), selain menanyakan nama dst, kami pun ditanya IPK satu persatu, alhamdulillah semuanya masih diatas tiga koma dan ada yang cumelude. Sekitar 15.30 kami pun dapat mendirikan (semoga) shalat ashar. Santapan soto khas bantul (sepertinya) menantang perut kami bagi yang merasakan dari pagi belum makan.
Obrolan pendidikan (akademis) menjadi hal yang paling menonjol, mulai dari perkuliahan, penelitian, kelanjutan study (beliau pun tinggal menyelesaikan tesis nya), sampai keterlibatan mahasiswa dalam aktifitas penelitian yang dilakukan dosen. Pesan yang ingin disampaikan jangan sampai aktivitas yang selama ini dilakukan oleh para aktivis melupakan aspek akademis nya, apalagi temen-temen rohis. Beliau juga berharap hal ini benar-benar diseriusi oleh temen-temen al-ishlah, sampai kalau perlu ada divisi khusus akademis. Ayah dari tiga putra (inysa allah yang satu semoga lahirnya selamat, amiin) ini meminta maaf kalau belum bisa optimal mendampingi temen-temen al-ishlah, karna factor kelanjutan study nya. (muarif)

Sabtu, 02 Oktober 2010

Ibu.......

Tags
Aku lahir tanpa apa-apa,
Engkaulah yang mengajariku segalanya,
Membesarkanku dengan segala upaya,
Berharap aku kan jadi orang yang berguna..

Ketika aku menangis dalam takut,
Engkaulah yang menenangkanku..
Dan ketika aku jatuh sakit,
Engkaulah yang selalu berada di sampingku..

Engkau menegurku ketika aku salah,
Engkau mengingatkanku ketika aku lupa,
Engkau menghiburku ketika aku sedih,
Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka..

Kini aku berdiri disini,
Berdiri tuk katakan aku cinta kamu,
Aku sayang kamu,
Aku ingin memeluk ibu.....

Terima kasih ibu,
Engkaulah segalanya bagiku,
Tanpamu aku bukanlah apa-apa,
Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa...

Laman