Sabtu, 31 Maret 2012

Tata Cara Makan Menurut Islam

Tags


Agar kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut diuraikan tata cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut:
1. Di niat kan untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT, yaitu dengan makan kita berharap tetap konsisten menjadi orang yang takwa. Makan tidak saja dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan kenikmatan dunia semata, tetapi juga sebagai sarana ibadah. Dengan niat ibadah itu berarti kita bisa mengurangi semangat nafsu kebinatangan dan membawa pada sikap totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada kita (qana’ah). Anjuran niat ini sesuai dengan hadis Nabi : “ Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan”. (HR. Bukhari)
2. Tidak berlebihan (isyraf) dalam mengkonsumsi dan tidak memubazirkannya. Berlebihan merupakan budaya yang tidak disukai Allah. Sebagaimana yang disinggung dalam Alquran, yang artinya: “ Dan Janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“(QS. Al-An’am/6:141)
Dan Mubazir adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam islam, bahkan diidentikkan sebagai saudara setan. Sebagaimana firman Allah yang Artinya : Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan. (QS: Al-Isra/17:26-27)
Kalau kita dilarang berlebihan, maka seharusnya pula kita makan dan minum menurut kadar cukup. Rasulullah mengisyaratkan dalam sebuah sabdanya: ‘’ Tidak ada suatu tempat yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap makanan saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya. Tetapi bila ia terpaksa melakukannya, maka hendaklah sepertiga ( dari perutnya itu) diisi dengan makanan, sepertiganya dengan minuman dan sepertiganya lagi dengan nafasnya (udara, dikosongkan)” (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi).
Batasan yang diajarkan oleh Rasul ini menekankan pentingnya seorang muslim agar memperhatikan orang di sekitarnya, artinya kita harus memahami realitas sosial yang ada di lingkungan kita, agar tidak terjadi kecemburuan sosial. Dalam sebuah sabda lain Rasul mengancam kepada seorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri dalam masalah makanan sebagai orang yang bukan golongannya, yaitu: “barangsiapa makan sampai kenyang, sementara tetangganya merintih kelaparan, maka ia bukan termasuk golonganku”.
3. Memulainya dengan membaca “basmalah” serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal. Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya. Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:
Dan dari Jabir berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu dapat bermalam dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Jika lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat. Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (HR. Turmidzi)
4. Tidak boleh mencela makanan. Apa pun yang dihidangkan di depan mata kita, makanan merupakan rezeki dari Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata: ”Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan selamanya. Jika beliau suka dimakannya, dan jika tidak suka ditinggalkannya”.(HR Bukhari dan Muslim)
5. Menggunakan tangan kanan, tidak dengan tangan kiri. Karena, makan dan minum dengan tangan kiri merupakan cermin dari perbuatan setan yang harus dihindari oleh setiap mukmin yang memiliki komitmen kepada Ilahi, hal ini seiring dengan maksud sebuah hadis: “Apabila seseorang dari kamu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum, maka minumlah dengan tangan kanan. Karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya’. (HR. Imam Muslim)
Allah SWT menghubungkan dengan perilaku makan dengan larangan mengikuti setan secara tegas dalam ayat Al Qur’an yang Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”.(QS:2:168)
Pengertian langkah langkah setan yang dimaksud ayat ini antara lain adalah mengkonsumsi makanan yang tidak halal dan dengan menggunakan tangan kiri.
6. Sambil duduk, dan tidak berdiri. Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih busuk dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
7. Jika makan bersama sama, ambillah dari yang dekat dekat saja, sejauh yang dapat di jangkau oleh tangan. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut: Dari Umar bin Abi Salamah berkata, ketika saya masih kecil di bawah asuhan Rasulullah SAW, aku bisa menjulurkan tanganku ke tempat makanan, maka Rasulullah SAW bersabda: “Wahai ananda, ucapkanlah ‘bismillah’, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang dekat kepadamu”. (HR.Muslim)
Dalam hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
8. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru. Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
9. Mengambil secukupnya sehingga dapat di konsumsi habis, jangan tersisa sedikit pun, walau hanya berupa sebutir nasi yang menempel di jari tangan umpamanya, karena hal itu menjadi bentuk pemubaziran yang dilarang. Dari Jabir katanya, Rasulullah SAW menyuruh membersihkan sisa makanan yang di piring maupun yang di jari seraya bersabda: “Sesungguhnya kalian tiada mengetahui di bagian manakah makananmu yang mengandung berkah”.(HR. Muslim)
10. Haram menggunakan perabotan dari emas dan perak. Rasul pernah melarangnya dengan sabdanya: “Dari Hudzaifah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang kami minum dan makan dengan perkakas dari emas dan perak. Beliau juga melarang kami (kaum lelaki) berpakaian sutera dan yang dibordir dengan benang sutera dengan sabdanya: “Itu adalah untuk kaum musyrikin didunia dan untuk kalian (nanti, insya Allah) di akhirat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Mengakhiri makan dan minum dengan berdoa sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas rezeki yang telah dikaruniakan, sehingga badan menjadi sehat, dan dapat melakukan ibadah ibadah lainnya yang telah Allah amanah kan. Doa singkat yang kita baca sebagaimana Rasulullah sabda kan: “Alhamdulillaahilladzi att’amanaa wasaqaanaa waja’alana minal muslimiin” yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum, serta menjadikan kami sebagai orang muslim”(HR. Imam Ahmad)
Demikian beberapa panduan , tata caradan budaya makan dan minum yang dicontohkan dan diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Totalitas ketaatan dan kepatuhan terhadap ajaran yang disandarkan pada prinsip wahyu akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan di dunia dan keindahan diakhirat kelak.. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian, dan menjadi amalan yang baik bagi kita semua, Amin Ya Rabbal alamin.


Sumber: Bahaya Makanan dan Minuman Haram bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani , Karya: Thobieb Al-Asyhar,2003.


Jumat, 30 Maret 2012

Ngaji, Siapa Takut?!...

Tags
Oleh: Linda Nur Ramly*

    Saat senja kian merekah mempertontonkan keindahan nya. Menyapa jiwa kelabu yang haus akan kerinduan pada hati nan jauh disana. Tak terasa tetes air mata menetes membentuk dua anak sungai yag mengalir deras. Dengan sedikit isakan tangis dalam dekapan kedua tangan, menenggelamkan wajah sedalam-dalamnya, dengan lirih hati berkata, “aku rindu…”
    Saat senja mulai pergi, saat itu pula kian terasa rindu dalam diri, mendorong keinginan untuk secepatnya meneriakan, “ PENGEN PULANG!!!!!!!!!!!!”
    Oke, cukup sudah ber lebe-lebe alias berlebay-lebay ria. Intinya, cerita diatas mungkin sedikit mewakili ungkapan hati setiap jiwa yang memang dilanda kerinduan kepada keluarganya dirumah (khusus bagi yang anak perantauan he…), mereka yang rindu sama Ibu, Bapak, Mamih, Papih, Emak, Bapak, Ummi, Abi, Ambu, Abah, Papah, Mamah, dan segala sebutan sayang untuk orang tua (kalau disebutkan semua bisa jadi berlembar-lembar, ongkos cetak mahal euy, jadi kalo yang merasa nggak kesebut jangan nangis ya, hapunten…), bisa menghabiskan waktu semalam suntuk untuk meratapi kerinduannya hingga saat pagi menyapa mata mereka sudah sembab, bukan karena sudah menangis semalam, tapi karena baru bangun tidur. Gubrakkkk!
    “Mahasiswa”, pelaku intelek-tual tertinggi, penyambung lidah rakyat, agen perubahan alias agent of change dan segala sebutan bagi mereka penyandang gelar aktivis kampus memang sering dianggap kaum “terpandang”. Saat isu-isu tentang kebijakan kampus atau pemerintah yang dianggap tidak “menyejahterakan”, merekalah yang berada dibarisan paling depan dalam front pembela rakyat dan menyuarakan gugatannya. Namun pernahkah kita menyelami isi hati mereka yang terdalam, ada sebongkah hati yang merindu disana, hiks…hiks….
    Kewajiban atau amanah utama mereka “mahasiswa” adalah untuk kuliah, meski sekali-kali mereka menambah kesibukan dengan mengikuti berbagai organisasi mahasiswa atau kegiatan kreativitas mahasiswa lainnya, seperti BEM, HIMA, SKI dan lain-lain. Namun di tengah kesibukan itu, tentu ada masa saat mereka “mahasiswa” merasa jenuh, capek, galau, bahkan kondisi keimanannya bisa futur. Saat itulah kondisi rohani membutuhkan nutrisi.
    Sesuai dengan fitrah Allah, manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql (akal) dan Ar-Ruh (rohani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS. 55: 7-9.  Jasad membutuhkan nutrisi berupa makanan yang bergizi agar membantu memulihkan tenaga untuk kembali melakukan aktivitas “(Mu’min yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim). Kebutuhannya adalah makanan, yaitu makanan yang halaalan thayyiban (halal dan baik) [80:24, 2:168], beristiharat [78:9], kebutuhan biologis [30: 20-21] & hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat)”. Otak, salah satu potensi berikutnya yang kerjanya cukup keras bagi mahasiswa dalam menambah wawasannya dibidang keilmuan, nutrisinya berupa membaca, berdiskusi dan menulis (tiga tradisi akademik). Yang terakhir rohani atau jiwa, aspek yang kadang sering dilupakan namun memiliki peran yang sangat sakral dalam diri manusia, jiwa yang lemah akan mempengaruhi fisik yang lemah, kerja otak pun semakin menurun, sebaliknya, saat jiwa dalam keadaan kuat, dua aspek yang lain pun akan kuat, dan nutrisi jiwa adalah, ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah(dzikrullah). Ibadah disini dapat dicabang-cabangkan lagi(kaya pohon aja bercabang2).
    Menuntut ilmu, membaca al-quran, mengikuti kajian, itu juga masuk kedalam contoh-sontoh makanan ruh atau rohani. Kajian adalah salah satu unsur yang terpenting. Karena dalam kajian kita senantiasa dituntut untuk memahami lebih dalam keislaman kita. Bukankah ilmu itu lebih didahulukan dari pada amal? Maksudnya, ilmu dulu baru amal, agar kita tidak salah dalam melangkah.
    Untuk mendapatkan kajian, kita tidak perlu mengeluarkan biaya mahal-mahal, tinggal datang ke masjid atau menghadiri acara kajian yang diselenggarakan oleh SKI, duduk dan menyimak, tidak susah toh?
    Al-Islah sebagai salah satu lembaga SKI di kampus khusunya warga FIS sering mengadakan acara kajian dengan pembicara yang tidak hanya pakar dalam keilmuannya dibidangnya tapi juga asyik dan so pasti nggak bikin boring,(tergantung bawaan mood setiap individunya dink, kalo emang lagi galau.com mau digimanain lagi?). so, bagi mereka yang sedang dihantui rasa galau, kerinduan pada suasana kekeluargaan dan ingin memperbanyak teman, datang aja ke Kantin Ceria(Kajian Rutin Cerdaskan Iman dan Akhlaq), salah satu program unggulan dari departemen Syiar yang memfasilitasi dalam bidang pelayanan umat. Disana selain kita dapat menambah wawan keilmuan kita, juga dapat menambah teman dan keluarga baru yang menjauhkan kita dari sifat galau dan kesepian, di jamin rame deh… Jadi  jangan pernah terlewatkan yuaaaaaaa!...^^

*Mahasiswa P.sejarah 2011 dan Staff  Media Al-Islah…

Rabu, 28 Maret 2012

Cerita dan Curhat tentang Pacaran

Tags
Oleh Rakhyan Risnu Sasongko
beberapa hari ini sering menerima curhatan tentang pacaran. saya jadi teringat beberapa tahun sebelum ini, ketika sang play boy ini tak kenal lelah mencari peneman hati. membuatku menjadi teringat dengan sahabat-sahabatku di sebuah organisasi MAN dahulu. cerita banyak hal, ujung-ujungnya adalah menceritakan tentang teman-teman putri yang memikat hati. kadang tak sadar, hati ini jadi sakit dan membuat hubungan persahabatan jadi renggang hanya karena pacar. menyesal? mungkin iya.

mungkin saja menyesal...!!!
sebuah masa yang sangat berharga bagiku. menjalani keseharian sebagai seorang pelajar dan layaknya suami. memikirkan sekolah, organisasi, pun juga harus memikirkan pacar. bagiku sekarang hal ini sangatlah melelahkan. terkadang banyak berbagai macam alasan muncul untuk memiliki pasangan sebelum menikah. mulai dari mencari motivasi, teman berbagi suka-cita, persiapan sebelum menikah, dll. tapi tahukah kita? alasan untuk tidak pacaran jauh lebih banyak.

belum juga menjadi pasangan yang resmi dengan ikatan pernikahan, si-dia sudah minta ini dan itu. dekat dengan lawan jenis sebentar saja, padahal karena sebuah tugas sekolah atau organisasi membuat si-dia jadi cemburu, kemudian marah-marah dan mengancam putus. so, apa yang akan dilakukan oleh pasangannya? tak jarang dari mereka memilih mengalah dan menuruti permintaan pasangannya. "rugi donk putus, padahal sudah banyak modal yang sudah dikeluarin untuk dia" hehe... terkadang mengingat hal semacam ini di masa lalu, membuat aku jadi tersenyum, kadang tertawa, bahkan ketika di saat tertentu menjadi menangis. aku sangat menyesal...!!! sudikah calon istriku nanti rela menerima aku yang dulu telah menambatkan hati pada pelabuhan yang kelam?

bagiku ini masa lalu dan sekarang saatnya menata masa depan yang lebih cerah. sekali lagi, banyak alasan untuk tidak pacaran daripada memilih untuk pacaran. "sibukkan dirimu dalam urusan agama, agar kamu tidak disibukkan dalam uruusan kemaksiatan". bagiku ini adalah hal yang sangat tepat, tak percaya? mari kita refleksi diri.

dalam kondisi tertentu tepatnya saat kita sedang nganggur, terkadang kita lebih banyak melakukan khilaf-khilaf dan cendrung kita tak sadar kalau kita melakukan hal-hal yang tidak manfaat. mulai dari ngerumpi, bicarain lawan jenis yang membuat hati berdebar, dan tak jarang justru melakukan hal-hal yang melanggar norma. bayangkan saja ketika kita disibukkan dengan aktivitas belajar, organisasi, ngaji, atau kegiatan positif lainnya. prosentasi atau peluang untuk melakukan hal yang negatif lebih sedikit daripada melakukan hal-hal yang positif.

teringat dengan salah seorang teman, meski kami berbeda sekolah tapi kami cukup akrab. dia menceritakan kisah asmaranya pada saya, tetapi dia selalu saja gagal dan justru dia yang paling merasakan sakit. rugi ga tuh? "tanya saya pada dia". saya menanyakan beberapa pertanyaan seputar kisahnya. salah satunya adalah, "sudah tau sering sakit hati kalau pacaran, kenapa kamu malah pacaran lagi?" diam.. dan dia mencari-cari alasan yang justru akhirnya membuat dia dengan berat hati mengatakan, "iya sih, aku sering sakit hati kalau pacaran. tapi kalau ga pacaran, gimana kita mau dapet jodoh kalau ga ada ikhtiar?" Allah sudah menjanjikan pada kita, bahwa lelaki yang baik akan mendapatkan perempuan yang baik pula, pun sebaliknya. lelaki yang jahat, akan mendapatkan perempuan yang jahat pula. masih ragu? saya rasa ini adalah sebuah keadilan Allah. Dia telah memastikan kita akan mendapatkan pasangan/jodoh dengan ikhtiar kita menjadi orang yang baik. gampang dan simpel, dan tak perlu pacaran yang justru sering menyita waktu dan sering membuat sakit hati dan "galau".

pengalaman adalah guru yang terbaik. tetapi, mungkin hal ini jangan menjadikan dalail bagi kita untuk mencari pengalaman berpacaran. barangkali saja ketika kita sedang mencari pengalaman itu, justru setelahnya sudah tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk sadar dan menyesali pengalaman buruk itu.

Dimuat juga di http://www.rakhyanalfatih.co.cc/

Mati

Tags
Oleh Rakhyan Risnu Sasongko
siapa yang tahu sebarapa panjang usia kita?
saya rasa hanya Allah.. benar kan?

tapi tak jaranag ketika kita memiliki penyakit yang kronis apalagi sudah sampai pada stadium akhir, bahkan dokter sampai memvonis usia kita tak lama lagi. ada bahkan yang memberikan vonis tak lebih dari 2 tahun dan sebagainya. saya rasa ini salah satu bentuk dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang mampu memberikan prediksi atau berupa perkiraan atas diri yang memiliki penyakit kronis, tentunya dengan data-data ilmiah yang telah ada sebelumnya. hal ini yang kemduian mendukung vonis yang justru terkadang membuat orang yang divonis tambah drop atau bahkan tambah soleh atau mungkin tambah bersikap aneh. tapi dalam pembicaraan panjang ini saya tidak sedang fokus pada vonis-vonis semacam ini. tapi kita coba renungkan tentang mister usia kita.

"yang misteri adalah cinta, yang pasti adalah mati"
mungkin ada benarnya dengan ungkapan itu. siapa yang pernah tahu kita akan berjodoh dengan siapa, tapi yang sudah pasti adalah kita akan mati. sehebat apapun dia, yang namanya makhluk pasti mati. tak ada yang kekal selain sang pencipta kita "Allah Swt".

jadi teringat dengan yang dikatakan oleh Ust. Rahmat Abdullah "kematian hati, banyak orang tertawa sedang maut mengintainya... " apa yang dapat kita ambil dari kata-kata singkat ini?
yah, bahwa terkadang kita lupa akan sebuah kematian yang pasti menjemput. tak sadarkah kita saat tertawa riang, terbahak, saat kita sedang berfoya-foya dengan harta, jiwa dan raga kita, sedangkan maut mengintai? maut itu telah pasti datang pada kita. teringat pula dengan beberapa kali hasil bercandaan dengan teman-teman, tentang kata-kata dari seseorang. "sekarang lagi banyak orang yang meninggal setelah olahraga. nah, memangnya malaikan maut nongkrong di tempat olah raga?" lucu tapi juga dapat menjadi sebuah renungan. takut mati itu iya, mungkin karena kita merasa amalan kita tak seberat dosa-dosa kita. manusiawi memang, tapi kita bisa ingat juga kisah-kisah sahabat yang tak takut mati karena mencita-citakan syahid menjadi jundi-jundi Allah. karena keimanannya tentang janji sebuah surga.

siap tidak siap, mati itu pasti dan jodoh tetaplah sebuah misteri. mungkin yang menjadi misteri tentang sebuah kematian adalah waktu dan momentumnya. oleh karena itu, perlu kiranya kita memastikan detik tiap detiak waktu yang berlalu kita lalui dengan dzikir pada Allah. lalai sedikit saja adalah sebuah musibah, yang tentunya akan sangat merugikan kita. astaghfirullah... na'udzubillah...

semoga kita senantiasa menjadi manusia-manusia yang senantiasa sadar bahwa kita senantiasa diamati oleh Allah "ikhsan". sehingga kala mati itu datang, kita sedang dalam keadaan dzikir pada Allah Swt. amin...

Dimuat juga di http://www.rakhyanalfatih.co.cc/

Sabtu, 24 Maret 2012

Sebuah Cerita Sebuah Realita

Tags


Perbedaan, sebuah persoalan mendasar yang setiap hari kita jumpai di kehidupan kita. Kecil atau besar sebuah perbedaan itu, hendaknya dapat kita sikapi dengan bijak. Ibarat warna pada pelangi, tidak ada merah maka tidak akan disebut pelangi. Begitu pula dengan kehidupan, tidak ada perbedaan sama aja nggak hidup, man...( kata seorang rocker). Dengan perbedaan kita bisa saling melengkapi, dengan perbedaan itu pula kita bisa berlatih saling toleransi dan menghargai. Perbedaaan dalam konteks ini bersifat umum, bisa mulai dari konteks yang luas maupun sempit. Konteks luas misalnya, perbedaan secara umum meliputi: perbedaan suku, agama, ras, maupun bahasa sedangkan dalam arti sempit meliputi perbedaan pendapat atau gagasan yang sering dijumpai dalam diskusi.
Islam mengatur secara jelas bagaimana kita seharusnya menghargai perbedaan utamanya dalam sebuah diskusi.
Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’: 59)
            Nah, sudah tau kan bagaimana seharusnya kita bersikap. Hal ini sesungguhnya untuk menghindari sebuah perselisihan antar saudara sesama muslim. Apalagi jika kita melihat keadaan akhir- akhir ini yang sering berujung pada kekerasan atau perselisihan, mungkin hal itu karena mereka tidak bisa menghargai perbedaan, bahkan tidak bisa menerima..(kayaknya)
Sekarang pintar- pintarnya aja deh, buat kita menghadap perbedaan itu.. kalau damai kan, lebih enak.hehehehe

Melina Indah K.
Staff Media Ukmf Jm Al Ishlah
           


Mengurangi Budaya Konsumtif

Tags


Saat ini “budaya” konsumerisme telah mewabah, hal ini tidak terlepas dari perkembangan budaya kapitalisme yang menempatkan perilaku konsumsi sebagai titik pusat kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat. Masyarakat seperti bersaing untuk menjadi manusia konsumtif.
Perilaku ini pun  tidak terlepas dari pengaruh media massa. Iklan-iklan televisi, radio, media cetak termasuk iklan outdoor seakan-akan menghipnotis kita untuk masuk dan menjadi manusia konsumtif, lebih-lebih pembangunan fasilitas pembelanjaan diseluruh kota bertujuan untuk  memanjakan masyarakat untuk berbelanja.
Apa Anda tidak percaya??, coba nyalahkan televise (pada saat kapan saja), tidak perlu menunggu lama, kita dapat menyaksikan tayangan-tayangan iklan beraneka ragam guna menawarkan sebuah produk yang diproduksi, mulai sandang, pangan, hingga kartu telepon seluler sekalipun, termasuk hiburan seperti sinetron, musik,  dan humor. Itu tidak lepas dari dukungan sponsor. Melalui iklan di media cetak maupun elektronik berbagai komoditas yang diproduksi dan dilempar ke ranah pasar.
Tanpa terduga, masyarakat pada saat ini selalu diposisikan sebagai konsumen potensial untuk meraup keuntungan bisnis semata. Perkembangan kapitalisme global membuat, bahkan memaksa masyarakat pada suatu kondisi dimana seolah-olah ‘hasrat’ mengkonsumsi lebih diutamakan.
Nafsu manusia memang seperti air. Tidak pernah terhenti untuk selalu mengalir. Namun bukan berarti kita tidak bisa menahannya. Ada baiknya kita mendengarkan kisah Khalifah Umar bin Khathab. Suatu ketika Umar pernah menghukum Amru bin Ash, sang gubernur Mesir kala itu yang berbuat semena-mena terhadap seorang rakyatnya yang miskin.
Seorang gubernur yang bertugas di Hamash, Abdullah bin Qathin pernah dilucuti pakaiannya oleh Umar. Sang khalifah menyuruh menggantinya dengan baju gembala. Bukan itu saja, si gubernur diminta menjadi penggembala domba sebenarnya untuk beberapa saat. Hal itu dilakukan Umar karena sang gubernur membangun rumah mewah buat dirinya. “Aku tidak pernah menyuruhmu membangun rumah mewah!” ucap Umar begitu tegas.
Dari kisah ini memberi pelajaran bahwa seorang pemimpin itu tentunya agar berpola hidup sederhana dan sesungguhnya dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW pernah bertutur,  “Berhentilah kamu makan sebelum kenyang.” Artinya pola hidup konsumtif yang berlebihan tidak sesuai dengan ajaran Islam.


#Dari berbagi sumber.

M. Rizki Dzikrullah
Staff Media Ukmf Jm Al Ishlah

Jumat, 23 Maret 2012

Sambutlah Harimu Dengan Tersenyum

Tags
Oleh Mia Januarti
Tak terasa sudah kurang lebih 2 tahun telah kulalui disini, di kota yang terkenal sebagai kota pelajar, mungkin karena julukan sebagai kota pelajar itu jugalah yang membuat  aku datang kesini. Pertama kali tiba dan menginjakkan kaki ke tanah ini, yang terpikirkan dikepalaku adalah pulang, pulang, dan pulang. Mau tahu kenapa? karena yang kupikirkan saat itu adalah aku disini tidak mempunyai sanak saudara sama sekali, beruntung masih punya teman seperjuangan dari SMA. Tapi tahukah kalian apa yang membuat hati ini terasa sangat pilu ketika itu? (mungkin tidak bisa diceritakan)

Saat pertama kali tiba disini, makanannya pun rasanya tidak bisa masuk ke dalam perutku, karena belum bisa menyesuaikan atau apalah namanya, terlebih lagi menurutku saat itu makanannya aneh-aneh, ada penyetan, bahkan lebih aneh lagi menurutku ketika itu, tempe tahu, telor kok dibakar? (hehe). Entahlah mungkin aku yang memang benar-benar aneh atau apa karena memang belum tahu. Yang jelas bukan makanan di Jogja yang akan dibahas. Kalau dibahas malah rentetannya sampai ke bahasa Jawa yang aku gak ngerti sama sekali ketika itu (ah, serasa tinggal di Planet mana).

Ketika duduk sendiri di taman Ki Hajar (hee,, hobi menyendiri di taman ki Hajar), teringat lagi saat ketika aku membulatkan tekad ingin minta pulang pada orang tuaku, saat itu juga aku menelpon ibuku dan ingin mengutarakan keinginanku untuk pulang. Tapi mendengar suara yang penuh pengaharapan itu, kuurungkan niatku, ditambah lagi besoknya adalah hari dimana aku harus registrasi setelah diterima melalui jalur PBU. Oh, rasanya hari itu berat sekali, dilema antara besok sudah harus registrasi atau tidak jadi registrasi dan pulang ke kampung halaman dan melihat ortuku kecewa. (wahh,, ntar panjang lagi deh).
Saat itu, aku renungkan lagi, kalau ketika itu aku memutuskan untuk kembali lagi ke kotaku, mungkin aku tidak bisa seperti ini, tidak bisa bertemu dengan orang-orang luar biasa yang datang dari berbagai penjuru di tanah air ini, tidak akan bertemu dengan orang-orang dahsyat yang selalu memberikan motivasi dan nasihat tiada henti, dan terlebih lagi aku tidak akan bisa mengerti bahasa jawa sama sekali, heheh... dan yang paling penting mungkin, aku takkan bertemu dengan saudara-saudariku di Jamaish. Sebab, disinilah aku baru bisa menemukan bahwa, tak perlu mempunyai sanak keluarga atau bahkan membawa keluarga dari sana untuk menemani. Semua bisa kudapatkan disini, mulai dari yang cerewet dan penyanyangnya kayak ibu, yang bijaknya kayak bapak-bapak, yang arogan tapi sangat perhatian, yang kalem, yang bawel plus ngebanyolnya ‘gak ketulungan’, yang cuek tetapi ternyata juga perhatian dan peka, dan yang, yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Ya, suasana disinilah yang membuatku nyaman, yang mungkin tidak kudapatkan ditempat lain.
Kebersamaan, kekeluargaan, semangat memotivasi, ketulusan, serta  semangat saling menasehati...
Subhanallah! Maha Suci Allah yang telah mempertemukanku dengan saudara-saudaraku disini, perjumpaan yang telah diaturNya.
Aku jadi teringat sebuah kata-kata, “Allah selalu punya hadiah untuk kita, sebuah cahaya dikegelapan, sebuah rencana untuk tiap hari esok, sebuah jalan keluar untuk semua permasalahan”.
Setidaknya banyak hikmah yang bisa kudapat dengan aku berada disini, hingga akhirnya aku juga bisa seperti ini. Rasanya tak pantas jika aku tidak bersyukur. Apalagi jika terkenang masa lalu. Namun, tak peduli seburuk apapun masa lalumu, cintai dirimu. Hari ini kita bisa memulai yang baru. Berilah yang terbaik untuk masa depanmu.. (menyemangati diri sendiri, heee...)
Ada beberapa hal dalam hidup ini yang akan buatmu sulit untuk tersenyum, tapi tak peduli berapa sakit yang kau terima, jangan lupa untuk tersenyum.

Sekarang tersenyumlah...
^_^

Tabassumuka fii wajhi akhiika shadaqatun (Senyummu untuk saudaramu adalah shadaqah)" (HR. Bukhari)

Sambutlah harimu dengan senyuman (menegur diriku sendiri) bukankah Allah SWT telah melimpahkan segala nikmat kepadaku, termasuk kenikmatan memijakkan kaki ke sudut kota ini? Ya Allah, Ampuni hamba, Ya Robb... sekarang hamba makin yakin bahwa keberadaanku disini pasti ada hikmah, diawali dengan persaudaraan bersama saudara-saudaraku disini, seharusnya aku tetap istiqomah dan bangga bisa berada disini, sebab Allah SWT pasti melimpahkan Penjagaan terbaikNYA sepanjang waktu, kunantikan selalu didikanMu dalam jalani hidup ini, masih panjang skenarioMu.

Stop Parkir Liar

Tags

Trotoar atau badan jalan yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki ketika malam berubah fungsi menjadi lahan parkir liar yang digunakan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Mengutip Mahaji Noesa (www.kompasiana.com/mahajinoesa) Padahal sudah jelas dalam Undang-undang No.22/2009 tentang Lalu-lintas Jalan yang melarang penggunanaan badan jalan dan trotoar, antara lain, sebagai tempat parkir. Sebelumnya juga sudah ada aturan Undang-undang No.38 Tahun 2004 serta Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang tidak membenarkan penggunaan badan jalan maupun trotoar sebagai lahan parkir. Berikut ada ketentuan Pidana yang sangat tegas, 18 bulan penjara atau denda Rp 1,5 miliar bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan.
Alih-alih untuk mendapatkan rezeki tambahan, para Jukir mau melakukan apapun termasuk membuka parkiran di Badan Jalan/ Trotoar. Pengalihfungsian Trotoar menjadi lahan parkir dapat kita temui di depan Mall Galeria, puluhan Motor terparkir rapi. Jejeran Motor yang memenuhi Trotoar menyulitkan pejalan kaki untuk melewatinya. Alhasil para pejalan kaki terpaksa menyusuri tepi jalan ditengah sesaknya lalu lintas. 
Keadaan ini sangat tidak aman, terlebih untuk malam hari, kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan. Padahal dalam Undang-undang terang menyebutkan larangan untuk membuka parkiran di Trotoar namun para Jukir tetap nekat. Hak pejaln kaki untuk menikmati Jalan yang aman dan nyaman, dan tidak dirundung was-was ketika menyusuri jalan perlu dikembalikan.
Mengutip Syarkowi,Ir. MSc., Kepala Bidang Perencanaan
Walaupun kita pada umumnya beranggapan bahwa pengemudi atau pengendara kendaraan adalah pengguna jalan yang utama di Indonesia, kelompok terbesar justru sebenarnya adalah Pejalan kaki. Korban jiwa dalam kecelakaan didunia 65 % (persen) adalah Pejalan kaki, Ahli jalan raya /perekayasa wajib memperhitungkan keselamatan pejalan kaki dijalan mereka. Meskipun setiap pejalan kaki pasti menghadapi resiko saat berada di jalan raya dan bertemu kendaraan, namun ada beberapa kelompok yang memerlukan perhatian khusus, seperti orang lanjut usia, anak-anak, anak sekolah dan para penyandang cacat dengan menyiapkan fasilitas pejalan kaki. Fasilitas pejalan kaki seperti trotoar, jembatan penyeberang, marka penyeberang/zebra cross merupakan hak sesorang untuk mendapatkan prasarana yang memadai dalam bermobilitas secara alami.
Sudah jelas bahwa Trotoar adalah Hak pejalan kaki yang seharusnya tidak dialih fungsikan untuk kepentingan yang lain. Peran Lembaga Hukum untuki menegakan Keadilan sangat diharapkan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Sanksi yang tegas untuk Jukir Liar patut diberikan agar tidak ada praktek parkiran bebas lagi.
Trotoar atau badan jalan yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki ketika malam berubah fungsi menjadi lahan parkir liar yang digunakan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Mengutip
Mahaji Noesa (www.kompasiana.com/mahajinoesa) Padahal sudah jelas dalam Undang-undang No.22/2009 tentang Lalu-lintas Jalan yang melarang penggunanaan badan jalan dan trotoar, antara lain, sebagai tempat parkir. Sebelumnya juga sudah ada aturan Undang-undang No.38 Tahun 2004 serta Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang tidak membenarkan penggunaan badan jalan maupun trotoar sebagai lahan parkir. Berikut ada ketentuan Pidana yang sangat tegas, 18 bulan penjara atau denda Rp 1,5 miliar bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan.
Alih-alih untuk mendapatkan rezeki tambahan, para Jukir mau melakukan apapun termasuk membuka parkiran di Badan Jalan/ Trotoar. Pengalihfungsian Trotoar menjadi lahan parkir dapat kita temui di depan Mall Galeria, puluhan Motor terparkir rapi. Jejeran Motor yang memenuhi Trotoar menyulitkan pejalan kaki untuk melewatinya. Alhasil para pejalan kaki terpaksa menyusuri tepi jalan ditengah sesaknya lalu lintas. 
Keadaan ini sangat tidak aman, terlebih untuk malam hari, kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan. Padahal dalam Undang-undang terang menyebutkan larangan untuk membuka parkiran di Trotoar namun para Jukir tetap nekat. Hak pejaln kaki untuk menikmati Jalan yang aman dan nyaman, dan tidak dirundung was-was ketika menyusuri jalan perlu dikembalikan.
Mengutip Syarkowi,Ir. MSc., Kepala Bidang Perencanaan Walaupun kita pada umumnya beranggapan bahwa pengemudi atau pengendara kendaraan adalah pengguna jalan yang utama di Indonesia, kelompok terbesar justru sebenarnya adalah Pejalan kaki. Korban jiwa dalam kecelakaan didunia 65 % (persen) adalah Pejalan kaki, Ahli jalan raya /perekayasa wajib memperhitungkan keselamatan pejalan kaki dijalan mereka. Meskipun setiap pejalan kaki pasti menghadapi resiko saat berada di jalan raya dan bertemu kendaraan, namun ada beberapa kelompok yang memerlukan perhatian khusus, seperti orang lanjut usia, anak-anak, anak sekolah dan para penyandang cacat dengan menyiapkan fasilitas pejalan kaki. Fasilitas pejalan kaki seperti trotoar, jembatan penyeberang, marka penyeberang/zebra cross merupakan hak sesorang untuk mendapatkan prasarana yang memadai dalam bermobilitas secara alami.
Sudah jelas bahwa Trotoar adalah Hak pejalan kaki yang seharusnya tidak dialih fungsikan untuk kepentingan yang lain. Peran Lembaga Hukum untuki menegakan Keadilan sangat diharapkan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Sanksi yang tegas untuk Jukir Liar patut diberikan agar tidak ada praktek parkiran bebas lagi.

Nova Sugianti
Staff Media UKM JM Al Ishlah


Selasa, 20 Maret 2012

Mengenal Syi’ir Tanpo Waton

Tags
Gus Dur, seorang pribadi yang sederhana. Dilihat dari latar belakang berbasis pesantren yang menekankan pola pemikiran tradisionalitas, namun Ia berhasil juga mengelaborasikan pemikiran tradisionalitas dengan modernitas zaman dari berbagai sudut pandang keilmuan. Basis keilmuannya ini tidak hanya dibangun dari lokalitas santri, Ia pernah melanglangbuana ke Mesir, Iraq, Eropa, Amerika, dan negara lainnya sehingga paradigma pemikirannya sangat luas dan dipengaruhi oleh berbagai bacaan atau literatur dari barat dan timur tengah. Akan tetapi, itu tidak membuatnya meninggalkan tradisi kaum bersarung. Hobinya yang melahap buku setiap hari dan menulis berbagai tulisan dari sudut tema yang berbeda membuatnya bisa merangkul semua golongan pembaca dengan pemikirannya yang moderat. Ia sangat disegani baik oleh masyarakat muslim maupun masyarakat dari agama lain di dalam dan luar negeri.
Dibalik sikap beliau yang kontroversial, tersimpan pemikiran yang sangat visioner dan terkadang orang baru mengetahui kebenaran dari sikap kontroversial itu beberapa tahun kedepan. Bisa kita pahami bahwa Gus Dur memiliki fenomena spiritual yang langka dibanding kiai-kiai lain di Jawa, karena harus muncul dalam gebrakan sejarah yang penuh warna. Dari sosoknya sebagai budayawan, seniman, kiai, politisi, pemikir, pembaharu, dan seorang yang mampu mengangkat khazanah tradisional dalam dialog kosmopolitan yang aktual. Dan spirit yang membawa sosoknya sedemikian kuat itu, dilandaskan pada spiritualitas yang sangat kaya dengan kebebasan, kemerdekaan, penghargaan kemanusiaan, sekaligus askestisme yang tersembunyi dalam jiwanya: Dunia Sufi (http://www.sufinews.com, 20/3/2012).

Refleksi prasasti pemikiran dan sikap Gus Dur yang sangat kompleksional dapat tercermin dari sebuah syiir (syair atau lagu) yang begitu menggetarkan jiwa berjudul "Syiir Tanpo Waton". Jika kita menyelami kedalaman lirik dari syairnya, kita diajak untuk melihat lorong-lorong pemikiran Gus Dur yang penuh dengan kontemplasi kehidupan, seperti yang tercantum di bawah ini.

Syiir Tanpo Waton
Lihat ( http://kawruh-kejawen.blogspot.com, 20/3/2012)

استغفر الله ربّ البرايا # استتغفر الله من الخطا يا
ربّي زدني علما نافعا # ووفّقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيلالجود والكرم


Ngawiti ingsun nglaras syi’iran….
(aku memulai menembangkan syi’ir)
Kelawan muji maring Pengeran ….
(dengan memuji kepada Tuhan)
Kang paring rohmat lan kenikmatan ….
(yang memberi rohmat dan kenikmatan)
Rino wengine tanpo pitungan 2X ….
(siang dan malamnya tanpa terhitung)

Duh bolo konco priyo wanito….
(wahai para teman pria dan wanita)
Ojo mung ngaji syareat bloko….
(jangan hanya belajar syari’at saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan moco …
(hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
Tembe mburine bakal sengsoro 2X ….
(esok hari bakal sengsara)

Akeh kang apal Qur’an Haditse ….
(banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)
Seneng ngafirke marang liyane ….
(senang mengkafirkan kepada orang lain)
Kafire dewe dak digatekke ….
(kafirnya sendiri tak dihiraukan)
Yen isih kotor ati akale 2X ….
(jika masih kotor hati dan akalnya)

Gampang kabujuk nafsu angkoro ….
(gampang terbujuk nafsu angkara)
Ing pepaese gebyare ndunyo….
(dalam hiasan gemerlapnya dunia)
Iri lan meri sugihe tonggo …
(iri dan dengki kekayaan tetangga)
Mulo atine peteng lan nisto 2X…
(maka hatinya gelap dan nista)

Ayo sedulur jo nglaleake ….
(ayo saudara jangan melupakan)
Wajibe ngaji sak pranatane …
(wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)
Nggo ngandelake iman tauhide …
(untuk mempertebal iman tauhidnya)
Baguse sangu mulyo matine 2X ….
(bagusnya bekal mulia matinya)

Kang aran sholeh bagus atine….
(Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)
Kerono mapan seri ngelmune…
(karena mapan lengkap ilmunya)
Laku thoriqot lan ma’rifate ….
(menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)
Ugo haqiqot manjing rasane 2 X …
(juga hakikat meresap rasanya)

Al Qur’an qodim wahyu minulyo …
(Al Qur’an qodim wahyu mulia)
Tanpo tinulis biso diwoco …
(tanpa ditulis bisa dibaca)
Iku wejangan guru waskito …
(itulah petuah guru mumpuni)
Den tancepake ing jero dodo 2X …
(ditancapkan di dalam dada)

Kumantil ati lan pikiran …
(menempel di hati dan pikiran)
Mrasuk ing badan kabeh jeroan ….
(merasuk dalam badan dan seluruh hati)
Mu’jizat Rosul dadi pedoman….
(mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)
Minongko dalan manjinge iman 2 X …
(sebagai sarana jalan masuknya iman)

Kelawan Alloh Kang Moho Suci …
(Kepada Alloh Yang Maha Suci)
Kudu rangkulan rino lan wengi…..
(harus mendekatkan diri siang dan malam)
Ditirakati diriyadohi …
(diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ihlas)
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X …
(dzikir dan suluk jangan sampai lupa)

Uripe ayem rumongso aman …
(hidupnya tentram merasa aman)
Dununge roso tondo yen iman…
(mantabnya rasa tandanya beriman)
Sabar narimo najan pas-pasan…
(sabar menerima meski hidupnya pas-pasan)
Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X …
(semua itu adalah takdir dari Tuhan)

Kelawan konco dulur lan tonggo …
(terhadap teman, saudara dan tetangga)
Kang podho rukun ojo dursilo…
(yang rukunlah jangan bertengkar)
Iku sunahe Rosul kang mulyo…
(itu sunnahnya Rosul yang mulia)
Nabi Muhammad panutan kito 2x ….
(Nabi Muhammad tauladan kita)

Ayo nglakoni sakabehane …
(ayo jalankan semuanya)
Alloh kang bakal ngangkat drajate …
(Allah yang akan mengangkat derajatnya)
Senajan asor toto dhohire ..
(Walaupun rendah tampilan dhohirnya)
Ananging mulyo maqom drajate 2X …
(namun mulia maqam derajatnyadi sisi Allah)

Lamun palastro ing pungkasane …
(ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)
Ora kesasar roh lan sukmane…
(tidak tersesat roh dan sukmanya)
Den gadang Alloh swargo manggone
(dirindukan Allah surga tempatnya)
Utuh mayite ugo ulese 2X …
(utuh jasadnya juga kain kafannya)

يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيلالجود والكرم 



 Silahkan bagi pembaca yang ingin mengetahui dan mendalami lagu ini lebih lanjut, bisa mendownload di
sini

Oleh: masEr & kalam senja

Sejarah Idealitas, Sejarah Realitas

Tags
Mata Pelajaran sejarah di sekolah Menengah Atas (SMA) mengalami benturan antara idealitas dan realitas di lapangan. Terutama benturan antara waktu yang diperkenankan dengan materi pelajaran sejarah yang berjibun, tentu amatlah tidak seimbang. Benturan itupun berdampak pula kepada guru sejarah sendiri yang harus berjibaku dengan segala tuntutan profesionalitas.

Etika idealitas berkata bahwa sejarah merupakan guru peradaban yang mengajarkan kebijaksanaan terhadap manusia, mengajarkan untuk belajar pada masa lalu supaya tidak mengulangi kesalahan pada masa sekarang untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Bahkan Soekarno menekankan “Jas Merah!”, jangan sekali-sekali melupakan sejarah!. Namun realitas di lapangan berbicara lain, kejanggalan-kajanggalan terjadi pada pelaksanaan pembelajaran sejarah. Metode konvensional yang dibawakan oleh guru sejarah ditambah dengan alokasi waktu yang begitu mengungkung sejarah itu sendiri, tak ayal pelajaran ini pun di pandang sebelah mata sebagai dongeng pengantar sebelum tidur.

Alokasi mata pelajaran sejarah dirampok bahkan diperkosa menjadi satu jam pelajaran di kelas IPA. Sangat ironis untuk mengajarkan materi pelajaran sejarah dari mula masa zaman purba sampai era sekarang, diajarkan kepada siswa yang hanya alokasinya satu jam pertemuan tiap minggu untuk satu kelas. Guru sejarah pun, saya yakini, tidak menutup mata akan kasus dilematis ini. Mereka tentu sangat peka terhadap mata pelajaran yang diajarkannya. Namun sekali lagi, mereka tidaklah cukup mempunyai power besar untuk melawan kehendak dari ‘atas’ yang memberlakukan sebuah sistem menjerat leher guru. Seperti halnya yang dialami oleh Pak Sunarya, S.Pd, selaku guru pamong sejarah KKN-PPL di SMA N 1 Sanden, Bantul. Sudah 18 tahun dia bergulat dengan rutinitas pekerjaannya sebagai guru, sudah 18 tahun pula ia mencicipi asam garamnya menjadi bagian dari kaum Omar Bakri. Ia mengalami hal yang sama ketika dihadapkan pada situasi seperti yang sudah diulas diatas.

Ketika saya melakukan observasi di kelas 2 IPA 3. Pagi-pagi benar saya berangkat ke sekolah dari tempat nenek. Pak Sun, begitu saya memanggilnya, mengajar jam pertama sekolah. Kuperhatikan setiap gerak langkahnya mengajar, begitu sangat datar dengan metode cermah yang memakai sumber pembelajaran LKS. Murid-murid pun sebagian besar mengacuhkan apa yang dipelajari, ada yang bermain HP, mengobrol, dan sibuk mengurusi gelung konde rambutnya yang tak selesai-selesai sambil mendandani mukanya yang penuh dengan warna-warni make up. pukul delapan lewat 5 menit bel sudah berbunyi menandai pergantian jam mata pelajaran. Saya pun sempat kaget betapa sangat terbatasnya waktu untuk mempelajari materi sejarah saat itu, tentang masa kabinet liberal, hanya dalam waktu 1 jam pelajaran.

Saya berkeluh kepada Pak Sun di depan lobi ruang guru, “Pak, pantas saja sejarah menjadi pelajaran dongeng semata jika jam mata pelajaran  ini terbatas dan metode yang disampaikan pun hanya dengan media ceramah?!” imbuh saya mencoba sedikit menyinggung dia. “Saya pernah mengikuti PLPG UNY dan MGMP, apa yang diberikan selama PLG itu bagus dan sangat idealis, RPP harus seperti ini dan seperti itu, harus menggunakan metode dan media yang variatif dan kreatif. tapi kenyataannya di lapangan kan berbeda. Waktu dan sarana prasarana di sekolah tidak mencukupkan untuk menerapkan berbagai metode yang ada itu. Ya, harus dikuti saja, berjalan secara normatif sajalah!” suara beliau begitu datar mencoba menutupi kegelisahannya.

Namun, raut muka Pak Sun tidak dapat menyembunyikan kegelisahan sebagai pendidik menghadapi realitas dan terjebak dalam pusaran sistem. Permasalahannya adalah, sampai kapan Ia harus bermain kucing-kucingan dengan sistem? Sampai kapan idealismenya kan tenggelam dalam lautan pragmatime?
Begitu obrolan kami berdua mengalir begitu saja sampai tak terasa siang menggilas mentari. Pak sun begitu mirip mukanya dengan Nazaruddin Syamsudin tapi sayang nasibnya tak semirip Nazarudin. Namun ia masih bisa hidup bahagia dalam kesederhanaan sebagai guru bersama dua orang anaknya.
Sangat sebal memang melihat semua realitas tersebut, realitas yang harus dialami oleh penulis sendiri yang kelak kan menjadi guru. Menjadi ikan di dalam air laut yang keruh dan kotor yang sudah tercemari tumpahan minyak mengharuskan sang Ikan hanya diam sampai ia mati atau ia berusaha terus berenang ke bagian yang tidak tercemar. Tapi sangat sulit sekali dalam Negara yang serba birokratis bermental elitis yang masih mempertahankan status quonya sebagai bangsa yang hanya berkutat dalam kompromitas feodal.

Mengajarkan dan membangun kesadaran sejarah (consciousness of history) kepada generasi penerus bangsa merupakan tugas darurat yang harus dilakukan oleh guru sejarah di tengah bangsa yang dirundung alienasi sejarah bangsanya sendiri. Keluar dari sistem dan mencoba untuk membuat terobosan-terobasan baru (metode dan media pembelajaran kreatif daan inofaif) adalah wajib dilakukan guna membuka paradigma baru bahwa sejarah bukan semata pelajaran dongeng semata, sejarah bukan hanya mengajarkan fakta semata, tapi ujung dari sejarah adalah nilai dan hikamah (transfer of value). Mengajarkan sejarah tidak hanya di dalam kelas. Kita harus keluar dari empat tembok persegi putih dan mencoba mengaajarkan sejarah dalam ketauladanan kita sehari-hari. Jangan sampai bangsa ini menjadi bangsa tuna sejarah! Sejarah menjadi teralienasi, setiap orang menjadi asing akan sejarahnya masing-masing, bak kacang lupa akan kulitnya.
 
Oleh: Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo

Wujudkan Perjuangan dengan Kebersihan

Tags

    Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kebersihan sebagian dari iman. Namun realisasinya terkadang masih bertolak belakang. Masih banyak sampah berserakan di kampus merah kita ini. Apakah ini cerminan dari kesadaran kita akan kebersihan yang menurun? Ataukah ini justru cerminan ungkapan keimanan kita yang sedang tidak beres? Wah, nampaknya cukup menakutkan jika yang kedua itu terjadi.
    Melihat lingkup yang lebih kecil yakni kawasan gedung merah markasnya para pejuang kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Ekonomi nampaknya tidak jauh berbeda, masih terlihat serakan sampah dimana-mana, tempat sampah yang tak tertata, juga halaman yang cukup membuat miris orang–orang yang melihatnya. Lingkungan kecil ini jelas bisa dijadikan indikator karena kebanyakan mahasiswa yang menjadi laskar perubahan berada disini lebih dari enam jam.
    Apabila dilihat beberapa hari ini kompleks gedung merah keadaannya nampak ada sedikit berbeda. Diluar mungkin terassa sama saja agak tidak sedap dipandang mata tapi didalamnya terlihat banyak perbedaan entah karena pergantian kepengurusan organisasi mahasiswa yang baru lebih respect terhadap markas mereka atau hanya karena di awal periode kepengurusan?
Awal periode semua ormawa. Masih terlihat semangat menjalar ke urat nadi. Hingar bingarnya masih terekam dengan baik di benak kita semua. Semangat yang demikian itu semoga bukan hanya menggelora di awal periode, namun semoga dapat terus menggebu hingga akhirnya nanti.
Semangat itu nampaknya menjalar ke berbagai aspek. Termasuk kebersihan kompleks gedung merah ynag terlihat masih bisa mempertahankan kebersihannya. Apakah memang karena kita semua sudah mengamalkan “Kebersihan sebagian dari iman” ataukah hanya karena awal periode. Semoga saja awal yang baik akan berdampak pada keberlanjutan yang baik pula. Sehingga bukan hanya di awal periode hima terlihat bersih dan rapih juga terlihat elok dipandang mata, memudar dipertengahan, dan hilang pada akhirnya.
Semangat berjuang di jalan Allah melalui organisasi kemahasiswaan hendaknya terealisasi dengan menyeluruh. Bukan hanya jargon-jargon saja yang kita dengungkan tapi juga perjuangan yang terlihat langkah nyatanya. Minimalnya terwujud dengan kebersihan ormawa di sepanjang periode kepengurusan. Lalu dilanjutkan kepengurusan berikutnya, berikutnya, dan berikutnya. Sehingga terjadi kesinambungan ke arah yang positif.
Dimulai dari markas yang bersih, penghuninya yang bersih, semangat yang bersih insya Allah kebersihan bertindak, dan bertutur kata akan berdampak pada kebersihan yang lebih besar pula. Maka ayo sahabatku bersihkan diri, lingkungan lalu bersihkan hal-hal yang masih terlihat “kurang” bersih disana.
 
Oleh: Siti Nur Wayuni S

Minggu, 18 Maret 2012

KEMBALI

Tags
Sedarlah dari dulu sampai sekarang
Sedarlah ‘kan lambaian tangan Tuhan
Titik masa mencapai habis Titik usia mencapai mati
Kumerenung tentang orang jahanam
Kumerenung tentang orang berlarian kian tak tergambarkan
Tangan ku adalah tangan orang tak berada
Tangan ku adalah tangan orang tak punya daya upaya
Jangan murung kawan, jangan bersedih hati
Karena hidup ini panjang bila kau nikmati
Karena hidup ini indah bila kau hayati
Karena hidup ini berarti bila kau mengerti
Jangan melangkah di jalan manusia yang tak bernafsu hidup
Dinding pemisah itu telah membatasi kehidupan mimpi ini
Ia tersenyum bukan bermuka kecut
Menunggu di atas jembatan persinggahan
Mengantarkan jiwa kembali ke dunia nyata
Mendampingi kita dalam perjalanan panjang menuju akhir
Dia lah teman mengobrol paling asyik dalam kegelapan
Bersiap sedia menanyakan kita,
Bekal apa yang kau persiapkan?
Apakah bekalmu cukup bahkan berlebih?
Darimana kau mendapatkan bekal itu?
Kerinduan mendalam pada Kekasih
Tak sabar hati untuk bertemu
Dan kepada Dialah tempat kembali.
 

Oleh: Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo

Belajar Bersih dari Kekotoran Taman Pancasila

Tags
Assalamu’alaikum wr.wb
“Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”
Sepotong hadist diatas patut menjadi bahan renungan bagi kita jika melihat keadaan lingkungan disekitar, utamanya di kampus. Jika melihat lingkungan kampus apalagi Taman Pancasila (tampan) sangat ironis dan miris sekali. Bagaimana tidak,  jika timbunan sampah (sedikit lebay) berserakan di tempat yang katanya paling nyaman di FIS. Ada banyak kemungkinan kenapa Tampan menjadi seperti itu, salah satunya mungkin banyak mahasiswa yang belum sadar untuk buang sampah pada tempatnya. Kesadaran untuk buang sampah pada tempatnya  juga memiliki banyak kemungkinan, bisa aja karena “males” tempat sampahnya jauh dari jangkauan atau bisa aja karena memang hobinya seperti itu.
Nah lo, gimana kalau seperti itu? Gimana jadinya kalau suatu saat nanti ada Presiden entah dari negara mana, berkunjung ke kampus kita. Wah, masa mahasiswa UNY yang cantik dan ganteng serta katanya religius pula, tapi kampusnya penuh sampah dimana-mana. Malu kan, ngaku beriman tapi masih buang sampah sembarangan. Anak SD saja buang sampah ditempatnya masa kakaknya kalah. Anak kecil mungkin masih ingat  pesan bahwa, “kebersihan adalah sebagian dari iman”. Tapi untuk sekarang, mungkin hanya di anggap jargon tanpa bobot saja alias ‘pepesan kosong’.
Kembali ke permasalahan, mungkin juga karena fakor tempat sampah yang sulit diakses disekitar Tampan, kita tahu sendiri di Tampan memang jarang dijumpai tempat sampah. Untuk itu pihak kampus harusnya menyadari hal itu, sehingga bisa memberi fasilitas kecil sebuah tempat sampah. Meski kecil, tapi manfaatnya begitu besar. Subhanallah. .
Untuk mahasiswanya sendiri, kesadaran itu harus dipupuk dari sekarang lho. Kebersihan lingkungan kita merupakan cerminan  diri kita sendiri, untuk itu perlu dijaga. Jangan sampai kita hanya mengandalkan office boy atau tukang sampah semata, karena itu berarti kita hanya akan membebani mereka. Setidaknya dengan kesadaran membuang sampah pada tempatnya, kita akan sedikit membantu meringankan beban mereka serta mendapat pahala lho..  Ingat, Allah melalui dua malaikatnya, mencatat setiap apa yang kita lakukan. Sekecil dan sebesar apapun yang kita lakukan pasti akan dicatat, alangkah lebih baik jika kita melakukan perbuatan yang baik. Lagipula untungnya selain untuk orang lain juga untuk diri sendiri kan.
Semangat ya, semangat buang sampah mulai sekarang! !

Oleh: Melina Indah K

Sabtu, 17 Maret 2012

Makna Lambang UKMF JM Al-Ishlah

Tags

Senin, 12 Maret 2012

Terlupakan

Tags
Oleh Fitria Widaswari
Dengan semangat, kegiatan kita akan lebih bernilai lebih…
Dengan niat, langkah kita pun jelas…
Dengan visi yang kuat, mau dibawa kemana diripun terarah...
Dengan manajemen waktu yang baik, segala capaian jadi efisien…
dan dengan berjama’ah, ada banyak mimpi yang mudah terealisasi…
Tapi taukah engkah Saudariku?...
satu hal yang tak boleh engkau lalaikan,
satu hal yang terkadang terlupa dan dianggap biasa,
padahal tanpanya tiadalah gerak kita, tiadalah konstribusi kita…
Satu hal bernama “Kesehatan”, terabaikan, terlalaikan….
Pernah suatu ketika saya ditanya seorang Sahabat
“Anti sudah makan?”
Dengan entengnya saya menjawab,  
“Oh belum, gapapa, gampang itumah ukh…”
Ia tersenyum garing padaku…. Ku balas, dengan senyum termanis… *n_n*
Karna itu, ada motivasi untuk cari tau makna dibalik senyum sang teman,
Tentang ‘apa yang salah dengan jawabanku’…
#jazakillah untuk mu ukh, karna mu bertambah imanku…

Super sekali,
ketika teman-teman samping kanan kiri kita yang suka mengingatkan ketika belum makan,
#apalagi kalau plus ditraktir ya, ngarep :D Suatu hal yang biasa terdengar, sudah makan belum?..
seperti kasus saya diatas,
tak terlintas sedikitpun tentang pentingnya memenuhi hak tubuh…
Sungguh tubuh kita punya hak akan kebutuhan asupan…

Saya mengerti engkau adalah orang sibuk atau tersibukkan atau bahkan menyibukkan diri…
Ada yang masih mengeyam pendidikan sekolah menengah dan sibuk dengan ujian nasional yang sebentar lagi atau tugas kejar materi…
Ada yang kuliah, sibuk dengan seabrek tugas-tugas kuliah, sibuk dengan amanah keorganisasian yang dipegang,
sibuk dengan keuangan yang menipis, sibuk akan putar otak menyelesaikan masalah demi masalah…
Atau yang sudah bekerja,
sibuk memikirkan bagi waktu antara kerja dan lainnya…
Sampai yang sibuk dengan smsan, online, fban, BBMan, ngetwit-ngetwit…
atau sibuk caling-calingan berjam-jam dengan seorang spesial disebrang sana yang ‘dipertanyakan’…
Luar biasa ya kesibukkan masing-masing...?
Tapi tentu, semoga kesemua Saudari terkasih ini kesibukkannya adalah kesibukkan yang bergizi:D

Mungkin jelas, jika dalam konteks memberdayagunakan tenaga fisik, jelas butuh dukungan asupan tubuh….
Tapi yang lebih terporsir adalah otakmu,
dia berfikir terus menerus termasuk disaat tidur…
Maka kesimpulan nya jelas bahwa tubuh sungguh butuh asupan untuk mendukung kerja fisik mu dan kerja otakmu…

Itulah sebabnya, satu hal biasa, tapi ternyata luar biasa pengaruhnya…
Berada diatas segala tujuan utama…
Jika dengan niat,
dengan amal jamaah,
dengan visi yang besar,
dengan gerak yang jelas,
maka kau tetap bisa berbondong-bondong kepada titik sukses itu,
tapi jika tanpa sehat,
segala bentuk apapun itu tujuanmu,
tak kan pernah ada real,
bergerak melakukan sesuatu pun sulit jika kau sakit teman,lalu bagaimana capaian visi mu?...
Jangan ada kata down menapaki ‘jalan ini’…

Bahaya sekali tho,
yuuk sama-sama menyadarkan diri sendiri,
hatimu dibangunkan,
dicerna ibroh dari yang tersampaikan,
akan pentingnya menjaga kesehatan….
Mari bangun kesadaran,
suatu yang kecil bisa berdampak besar… yuuuhuuu….^^


#Spesial keluarga baru ku, ukhwahfillah UKMF JM Al-Ishlah…
Visi misi yang mulia akan mati jika engkau memporsir diri hingga lelah tubuh kurang istirahat,
lupa makan, hingga kepikiran…
Engkau asset termahal dalam harokah ini…
Pegang amanah,
penuhi hak tubuh kita, dakwah ini harus tetap berselancar keseluruh objeknya,
dakwah bil qalom salah satu nya…#


“Sudah, Makan Dulu Saaana….!!” #pake ekspresi iklan….

Salam SEHAT !! ^^

Lollipop

Tags
Oleh Witantri Swandini
Alkisah ada sebuah tempat yang bernama lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati jalan setapak beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama. Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa.

Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka. Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lollipop yang ia simpan di dalam tas rangselnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis, maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya. Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.

Dia melihat gerbang bertuliskan “Selamat Jalan”. Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, “Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu Lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat.”

Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tasnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, “Permennya saya lupa makan!” Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. “Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil- manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya.” “Kenapa kamu memanggil saya?” Tanya Bob. “Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, Indah sekali!”

Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. “Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama.” Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yg sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tasnya. Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, “Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana
saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia.” Ia pun berkata dalam hati, “Waktu tidak bisa diputar kembali.” Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia. Pernahkah anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jawabannya kebanyakan, “Saya akan bahagia nanti… nanti pada waktu saya sudah menikah…nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri… nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya… nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya… nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar… “
Pemikiran ‘nanti’ itu membuat kita bekerja sangat keras di saat ‘sekarang’. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa ‘nanti’ bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa ‘nanti’ bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah
Sampai di masa ‘nanti’ bahagia itu.

Ritme hidup yang sangat cepat… target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu… tetapi semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan. Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon di depan mata, pada saat kita mendengarkan cerita lucu dari kawan, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk berdiam atau pada saat membagikan sekresek beras dalam acara bakti sosial; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah orang-orang disekitar kita. Bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah.

Selasa, 06 Maret 2012

Kematian Hati (Alm. Ust. Rahmat Abdullah)

Tags
Oleh Diar Rosdayana
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?

Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa. Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma’siat menggodamu dan engkau meni’matinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir “Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh” Betapa jamaknya ‘dosa kecil’ itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat “TV Thaghut” menyiarkan segala “kesombongan jahiliyah dan maksiat”? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan ” Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?” Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang “Ini tidak islami” berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang “kiayi”nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan “Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku” dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da’inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan “Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua” Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai ‘alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da’wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa “westernnya” . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan “lihatlah, betapa Amerikanya aku”. Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.

Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.Kini datang “pemimpin” ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, “toko emas berjalan” dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. “Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku.”

Kamis, 01 Maret 2012

Nasehat Itu Terkadang Terasa Pahit Tapi Manis Pada Akhirnya

Tags
Oleh Arief Setiyadi
Sahabat-sahabat semua
Tak terasa sudah sekitar enam pekan saya berbagi dengan rekan-rekan semua. Banyak pelajaran dari tulisan-tulisan yang saya buat dan komentar, kritik atapun saran dari rekan-rekan. Alhamdulillah hari ini, pas di pekan ke enam jumlah pengunjung blog “Mutiara kehidupan” sudah mencapai 9180. Angka yang mungkin cukup tinggi untuk sebuah blog yang baru terbit tanggal 18 januari 2012.
Saya merasa sangat bahagia bisa kenal dan saling berbagi ilmu dengan rekan-rekan semua. Merasa mendapatkan saudara baru yang sama-sama mempunyai semangat untuk senantiasa memperbaiki diri dari hari ke hari. Saudara yang saling menerima setiap saran, kritik dan nasehat dari saudaranya yang lain. Karena kita sama-sama sadar akan keterbatasan ilmu yang kita miliki, sehingga sikap lapang dada dan menghargai setiap perbedaan menjadi kunci untuk menerima sebuah kebenaran.
.....
Sahabat-sahabat semua
Yang selalu ku jadikan spirit khusus dalam setiap goresan pena yang aku torehkan
Bersyukur kepada Allah SWT, atas nikmat memahami setiap ayat-ayat yang nampak jelas maupun tersirat dalam proses hidup yang kita jalani. Menjadi kesempatan yang istimewa bagi kita semua untuk bisa memahami dinul islam. Menjadikannya sebagai minhajul hayyah (jalan hidup) dalam setiap langkah yang berpijak. Menjadikanya obat saat jiwa dan raga rapuh tak berdaya.  Menjadikanya penyejuk hati dan penghilang penat disaat beban hidup mulai menghimpit.
.....
Sahabat-sahabat semua
Maaf jika dikala mengabarkan kebenaran terasa menganggu kedamaian hatimu
Kondisi hati yang tak selalu bahagia. Kondisi kehidupan yang tak selalu mudah dan kondisi suasana yang tak terlalu mendukung terkadang membuat sebuah kebenaran tak dapat diterima dan di pahami dengan baik. Aku pun tak dapat memungkiri semua itu, karena pada hakikatnya itulah sunatullah kehidupan. Sekali lagi maaf jika mungkin dalam proses itu terselip sebuah rasa sakit dan menyayat hati.
.....
Sahabat-sahabat semua
Maaf jika dikala menasehati terasa menggurui
Tak pernah diri ini merasa lebih baik dari orang lain. Tak pernah pula menganggap engkau buruk di hadapanku. Yang ada dalam benaku kita itu sama, sama dalam banyak hal. Spirit untuk belajar dan menimba ilmu, spirit untuk memperbaiki diri dan spirit untuk senantiasa berbagi. Tak pernah pula terlintas dalam setiap kata terucap dan tulisan tergores untuk menggurui rekan-rekan semuanya. Menganggap kita lebih mampu dan lebih layak menjadi panutan.
......
Sahabat-sahabat semua
Maaf jika dikala diskusi terasa menghakimi
Tak pernah terbesit dalam diri ini untuk melukai atau bahkan menghujat setiap pendapat dan cara pandang yang kau sampaikan. Mungkin karena kedangkalan ilmu yang saya miliki yang membuat kebenaran itu sulit di terima. Atau mungkin masih banyak sikap ria dan ujub dalam diri kita sehingga membuat kebenaran terlihat samar.
.....
Sahabat-sahabat semua
Maaf jika di dalam berinteraksi sering menyakiti hati
Terkadang karena perbedaan sudut pandang pemahaman itu menjadi berbeda. Terkadang karena kekurangdewasaan perbedaan itu tak dapat kita maknai. Sehingga seolah perbedaan itu membuat kita jauh dan membenci satu sama lain. Padahal perbedaan itu adalah salah satu bentuk ramat Allah (kasih sayang Allah) yang memberikan begitu banyak jalan menuju surga-Nya.
......
Waktu itu terus berjalan menuju titik akhir
Akhir dari segala kehidupan sesaat dunia
Tak akan dapat berhenti apa lagi kembali kemasa lalu
Senantiasa berjalan dan tak peduli berapa banyak manusia yang terlambat untuk sadar
.....
Sadar diri siapa dirinya dan apa tujuan hidup di dunia ini
Sadar diri siapa yang menciptakannya dan mau apa hidup di dunia ini?
Sadar mana jalan kebaikan yang akan membawa keselamatan
Sadar mana jalan keburukan yang akan membawa kedalam lembah kenistaan
.....
Itulah hakekat kehidupan
Telah nampak dengan jelas mana jalan kebaikan dan mana jalan kesesatan
Sehingga hanya diri ini yang bisa menentukan mau memilih jalan yang mana
Semuanya mengandung konsekwensi
.....
Akan tetapi ketika kita memilih jalan kebaikan
Niscaya kebahagiaan hakiki dan kasih sayang Allah akan kita dapatkan
Namun jika kita memilih jalan keburukan
Niscaya hanya kebahagiaan semu dan murka Allah yang akan kita dapatkan
.....
Kini semua terserah padamu
Hidupmu adalah tanggung jawabmu
Sementara aku pun tak tahu esok hari masih hidup atau tidak
Sehingga hanya goresan pena ini yang aku titipkan sebagai amal kebaikanku di dunia
.....
Amal yang semoga bisa menjadi pembelaku
Saat semua lisan terkuci dan setiap anggota tubuh bersaksi
Tak ada yang dapat menolong atau membantu
Karena semua orang saat itu hanya bisa mempertanggungjawabkan dirinya sendiri
.....
Sobat-sobat semua
Tak ada kata terlambat untuk bertobat
Seperti halnya tak ada kata terlambat untuk menciptakan sebuah karya
Tak perlu kau membuat bangunan megah menjulang tinggi tapi tak berpenghuni
Atau masjid dengan seribu menara yang menghiasinya tapi tak terisi
Tapi cukuplah kau membuat sebuah tulisan yang mengispirasi
 
Dalam blognya: http://riefalfatih.blogspot.com/2012/02/nasehat-itu-terkadang-terasa-pahit-tapi.html?spref=fb

Laman