Rabu, 28 Januari 2015

Mubes Jamaish 2014, Unforgottable Momment


Acara LPJ, temu alumni dan musyawarah besar UKMF Jm Al-Ishlah berlangsung pada hari Sabtu-Ahad, 17-18 Januari 2015. Acara yang berlangsung selama dua hari ini dapat dikatakan sukses meski kuantitas peserta yang hadir jauh dari target. Akan tetapi jumlah yang sedikit tak menyurutkan para pengurus mempersembahkan yang terbaik untuk mengakhiri kinerja mereka di kepengurusan tahun 2014 lalu.  
Hari pertama diisi acara pembahasan tata tertib mubes dan LPJ (Laporan PertanggungJawaban). Pimpinan Sidang tersebut yakni Muhammad Ichsan Budi sebagai ketua, Cholid Nasrullah sebagai wakil ketua dan Kiftiyaningsih sebagai sekretaris. Pada hari itu setiap kepala departemen mempresentasikan hasil kinerja divisinya. Diawali presentasi oleh Akh Yusuf Malik selaku Ketua, kemudian Akh Aulia Dzaudan (Koordinator 1), Ukh Siti Nur Wahyuni (Koordinator 2), Ukh Sri Widi Astuti (Sekretaris), Ukh Rita Rusdiyani (Bendahara), Akh Imam Naufi (Kaderisasi), Akh Dadan Solahudin (Jaringan), Akh Krisna Nuryanta (Ekonomi Syariah), Akh Anton Kurniawan (Minat & Bakat), Ukh Wahida Inayatullaili (Kemuslimahan), dan Akh Setiawan (Media). Pada akhirnya, LPJ diterima bersyarat.
Acara mubes dilanjutkan di hari kedua pada tanggal 18 Januari 2015. Pada hari itu mubes dilanjutkan dengan pembahasan AD/ART dan GBHO. Mubes kali ini diselingi gelak canda karena gaya pimpinan sidang yang humoris. Suasana mubes pun terlihat santai dan tidak tegang. Kritik dan saran disampaikan oleh beberapa pihak baik dari pengurus maupun DPO. Setelah pembahasan tersebut dilanjutkan dengan pembentukan tim formatur. Tim Formatur lalu mengumumkan struktur pengurus inti yang baru. Struktur kepengurusan yang baru seperti apa? Nantikan postingan selanjutnya ya...coming soon.
Acara selanjutnya yakni penampilan dari para pengurus (& alumni pengurus) setia angkatan. Dari angkatan 2012 dan 2011 menampilkan sebuah video kocak penuh hikmah. Lalu dari angkatan 2014, dari adik-adik peserta magang menampilkan senandung lagu secara single (diwakili oleh Ukh Erli) dan secara massal. Secara tiba-tiba beberapa akhwat 2014 masuk ke ruangan dengan membawakan permen lolipop yang dibalut pita cantik. Hal serupa juga dilakukan akhwat dan ikhwan angkatan 2011-2012 yang membawakan sebuah bunga mawar Tak kalah seru, dari angkatan 2013 menampilkan pembacaan puisi dan video inspiratif buatan Ukh Dedew. Dari angkatan agak “sepuh” juga ikut unjuk aksi menyanyikan beberapa buah lagu yang diwakili oleh Akh Budi dan Akh Anton.
Sesi Kritik dan Saran acara mubes kemudian diisi oleh Akh Taat Setyabudi selaku ketua jamaish di dua periode sebelumnya (2013). Akh Taat menjelaskan tentang “ritme dakwah”. Bahwa untuk menjaga konsistensi dalam berdakwah itu harus mempertahankan ritme. Jangan terlalu menggebu-gebu di awal yang pada akhirnya justru melempem di tengah atau di akhir karena energi sudah terlampau habis. Harus seimbang. Setiap orang punya porsi yang sama. Perhatikan ritme, perhitungkan momentum yang tepat.
Kesan dan pesan disampaikan pula dari peserta magang angkatan 2014 yang diwakili oleh Akh Cholid dan Ukh Kifti. Bermula dari Ukh Kifti yang memaparkan curahan hatinya tentang pertemuannya dengan Mbak-Mbak Jamaish (Ukh Rita, Ukh Hikmah, dll) yang membuatnya memutuskan ikut magang jamaish. Tak pernah terbesit di dalam pikirannya bahwa ketika menginjakkan kaki di kampus, ia akan bergabung dengan lembaga dakwah kampus, awalnya. Hingga suatu pertemuan yang membuatnya berubah pikiran. Ketika dalam perjalanan pulang, Ukh Kifti bertemu dengan Ukh Rita, ia tak hanya menyapa Kifti tetapi juga mengantarkannya pulang ke kos. Tak hanya itu, Kifti bercerita bahwa sewaktu tes kesehatan ia ditemani dengan Ukh Hikmah yang setia menungguinya hingga berjam-jam lamanya. Kenangan tersebut menorehkan kesan yang mengharu biru bagi Kifti. Pada akhirnya Kifti memutuskan untuk bergabung dengan Jama’ah Al Islah. Begitu juga dengan Akh Cholid.
At the least, hari itu adalah sebuah kenangan tak terlupakan sebagai awal kapal jamaish yang baru untuk berlayar. Berawal dari kebersamaan di hari itu. Benih-benih rasa persaudaraan yang sering kita sebut “ukhuwah” yang mulai muncul di hari itu. Kita selalu berharap bahwa ukhuwah dan keberlangsungan dakwah ini tidak akan pupus. Selalu terjaga semangatnya dari awal hingga akhir. Jargon “Bersama Kita Keluarga” menjadi penguat bahwa Jamaish ini bukan hanya sebuah organisasi professional semata yag mana bertindak berdasarkan kepentingan. Kita keluarga disini. So, tidak ada yang pergi dari hati, tidak ada yang hilang dari kenangan. Keluarga selamanya menjadi keluarga, ukhuwah yang berujung reuni di SurgaNya.

Senin, 26 Januari 2015

Apa Arti Ukhuwah?



Apa arti ukhuwah?
Sebuah kata manis dalam perjalanan aktifis dakwah
Ikatan yang mengatasnamakan persaudaraan dalam agama
Jalinan hati dan jiwa yang berpadu dalam naungan cintaNya

Akan tetapi benarkah ukhuwah kita telah menumbuhkan cinta karenaNya?
Atau malah baru manis terucap namun gersang di hati dan justru melukai?
Benar kata Ustadz Sallim A. Fillah, bahwa ukhuwah tak perlu dirisaukan
Sungguh memang tak perlu!

Sayangnya, lembaga dakwah ini bukan kumpulan malaikat
Akuilah kita manusia biasa yang baru belajar menyempurnakan cinta
Ego, rasa sentimen masih menjadi penyakit lazim di pundak punggawanya
Tak terkecuali aku, mungkin pula dia dan mereka

Adakalanya banyak hak saudara kita yang tak tertunaikan
Tanpa sadar kesibukan diri menumbuhkan rasa tidak peduli
Meski urung ingin berbuat demikian, realita mengungkap fakta pembenaran
Tak ayal teori ukhuwah di setiap kajian pun surut terlupakan

Kita sama-sama tahu apa yang Baginda Rasul ajarkan
Menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara
Seharusnya, tetapi sayangnya isi hati itu misteri
Prasangka tak bisa berdiri sendiri tanpa ada saling menasihati

Ketika hati di titik futur, ukhuwah bisa saja meluntur
Sadarilah bahwa saudaramu tak selamanya bisa berbaik sangka
Bahkan hanya untuk menanamkan rasa percaya
Apalagi cinta

Saat itu mengapa kau tak tergerak untuk menyapa, menasihati, menegurnya
Mungkin ia haus siraman rohani dan butuh uluran tanganmu tanpa kau tahu
karena menyimpan luka seorang diri itu menyakitkan
Apalagi berjarak dengan saudara itu lebih sakit daripada rasa dendam terhadap musuh

Ukhuwah tak pernah pilih kasih, kan?  karena yang kupelajari dari Sang Rasul
Bahwa beliau selalu membuat setiap orang yang disisinya merasa istimewa, siapapun!
Tak pernah ada yang merasa terasingkan, diabaikan atau tidak dihargai
Bahkan untuk seorang Julaibib, yang keberadaannya di kalangan sahabat Nabi antara ada dan tiada
Rasulullah menegaskan bahwa Julaibib adalah bagian dari dirinya

Maka, ya ukhti akhi...
ambilah kesempatan untuk perbaikan selagi ada, selagi mampu
Rengkuh saudaramu, saling menjaga dan menasihati dalam kebaikan
Dalam dekapan ukhuwah, nilai saudara seiman itu mahal harganya
Dan kita selalu merindu untuk merasakan nikmat persaudaraan.



Kalasan, 26 Januari 2015
Masih BELAJAR merajut ukhuwah.
Yang ingin menggapai Surga bersamamu,
Hanifah Khoiriyyah Huda


Laman