Kamis, 21 Maret 2013

Perkembangan Muslim di China

Tags

akwatuna.com  Pemerintah Komunis berencana untuk membangun masjid di seluruh negeri. Hal ini, merupakan implementasi guna memenuhi tuntutan 20-an juta warga Muslim di negeri itu.
Menurut seorang pejabat senior State Administration for Religious Affairs (SARA), sebelumnya warga Muslim Cina terkonsentrasi di daerah tertentu. Namun seiring kemajuan ekonomi dan kebutuhan mencari pekerjaan dan mata pencaharian, mereka menyebar ke seantero Cina.
Sebagian besar Muslim berimigrasi ke kota-kota sejak tahun 1978. Selain perlu lebih banyak rumah ibadah, Cina termasuk bangsa di luar Arab yang mengenal Islam lebih awal. Ajaran Islam pertama kali tiba di China pada sekitar tahun 615 M.
Disebutkan dalam berbagai literatur sejarah, Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqash untuk membawa ajaran Islam ke daratan Cina. Bahkan beberapa meyakini  Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M, dan makamnya dikenal sebagai Geys’ Mazars.
Dia datang pada masa kekaisaran Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar ini kemudian memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Kanton, yang merupakan masjid pertama di daratan Cina.
Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan, sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok. (AS/rol)
Redaktur: Saiful Bahri
Keyword: 

Senin, 11 Maret 2013

Up grading In Babarsari

Tags


Tidak ada islam tanpa jamaah,
tidak ada jamaah tanpa pemimpin,
tidak aka nada pemimpin tanpa ketaatan.

(Umar Ibnu Khotob)

Subuh yang cerah, dipelataran bangunan putih dengan cat banyak terkelupas karena sudah tidak lagi digunakan dalam agenda pramuka.  Sekumpulan anak muda menggiring bola dengan lincahnya.  Meliuk-liuk melewati lawan main, terus, terus , layaknya bintang lapangan hijau professional. Dan, Yeahhhhh!!!.  Bola menembus dua buah sandal yang berjejer dengan jarak 1 langkah. 1 poin untuk tim yang menciptakan goal.

“Yuk, semuanya, ada pengumuman dari panitia tentang agenda kita pada hari ini”. Mas’ul UKMF Jm Al-Ishlah tiba-tiba berseru.

Permainan bola seketika berhenti  mendengar intruksi ketua mereka.

“Kita kali ini akan melakukan perjalanan panjang menuju kampus, ibaratkan perjalanan pulang kita ini adalah perjalanan panjang kita satu priode kepengurusan kedepan. Peta penunjuk jalan terletak diantara puing-puing bangunan tempat kita bermalam ini. Selepas mencari peta kita akan mencari bekal yang letaknya juga tersembunyi diantara reruntuhan bangunan ini. Jika sudah berhasil kita temukan semuanya, kita segera melakukan perjalanan pulang. Jadi semuanya segera melakukan pencarian”. Pidato singkat segera berakhir.

Mendadak peta yang belum jelas wujudnya itu menjadi kitab paling penting dalam kehidupan mereka. Tanpa sedikitpun mereka curiga atas instruksi ketu, masing-masing mencari dengan penuh semangat, harapan tinggi, semuanya bergerak dalam satu tujuan. Yaitu mencari peta. Semuanya menjadi patuh pada satu intruksi, yaitu intruksi mas’ul UKMF Jm Al Ishlah.  

Dan orang-orang yang berada dalam organisasi ini hendaknya memahami visi dan misi yang dibawa. Dengan pemahaman yang baik maka akan muncul pengorbanan-pengorbanan tanpa harus diminta. Yang kedua setelah pemahaman terhadap tujuan organisasi, setiap orang yang berada didalamnya hendaklah saling mengenali teman-temannya dengan baik. Bahkan lebih dari itu, hingga akhirnya akan tercipta sebuah ukhuah pada tingkatan itsar, dimana kita saling menolong tanpa diminta. Yang ketiga setiap anggota lembaga hendaklah menyadari posisinya sebagai orang yang memimpin atau yang dipimpin. Artinya ikhlas beramal berani bertanggung jawab dan siap taat pada pimpinan.

Tidak ada islam tanpa jamaah,
tidak ada jamaah tanpa pemimpin,
tidak aka nada pemimpin tanpa ketaatan.

(Umar Ibnu Khotob)

Akh Budi dan Dani saya minta antum berdua pimpin rombongan putra di depan sebagai penunjuk jalan.


# Sepotong Episod Jamaish, Up Grading In Babarsari

Jumat, 01 Maret 2013

Terpesona Gerakan Solat, Puluhan Tentara Korea Selatan Masuk Islam

Tags



Seorang kontributor sebuah media online mengabarkan melalui facebooknya kalau ada sekitar 38 Tentara korea selatan yang bertugas di irak secara mengejutkan memutuskan untuk pindah Agama ke agama islam.
Tentara korea selatan yang masuk islam itu nyaris sebagian besar, sekitar 37 orang, berpangkat prajurit dan satu tentara lainnya berpangkat kapten.
Meskipun hanya satu orang yang berpangkat kapten, tetapi ternyata sang kapten itulah yang mempengaruhi ke-37 anak buahnya untuk masuk islam. Kapten yang diketahui bernama Kapten San Jin Gu yang menjabat sebagai komandan brigade 11 SF, Pasukan Penjaga perdamaian PBB dari korea selatan yang ditempatkan di wilayah irbil, Irak Utara itu mengaku terpesona dengan gerakan solat.
Menurut sang kontributor, saat bertugas menjadi pasukan penjaga perdamaian di Irak, sang kapten acap kali mengamati prilaku orang muslim irak yang berbondong-bondong taat untuk sholat ke Masjid, hal ini ia lakukan bukan dalam tugas memata-matai, melainkan karena markas komandonya terletak berdekatan dengan sebuah masjid.
Saat memperhatikan gerakan-gerakan sholat yang dilakukan oleh rakyat irak, ia sedikit tertegun dan berniat untuk mencoba sendiri seluruh gerakan sholat yang ia pelajari hasil dari pengamatannya itu sendirian di kamar dinasnya.
Saat mempraktekkan gerakan sholat itu sang kapten San Jin-Gu merasa ada ketenangan batin yang menghinggapinya. Karena itulah ia menjadikan gerakan sholat sebagai salah satu olahraga meditasi yang diwajibkan kepada para anak buahnya. Ternyata setelah dikenalkan dengan gerakan meditasi ala sholat itu, para prajurit juga merasakan ketenangan dan kedamaian yang sama dengan sang kapten.
Akhirnya, setelah itu kapten San Jin-Gu memutuskan untuk mempelajari islam lebih banyak dan lebih filosofis lagi sebelum akhirnya ia mantap memilih islam sebagai jalan baru dalam kehidupannya.
Saat mengaku ingin memeluk islam kepada anak buahnya, tanpa diduga, ke-37 anak buahnya juga menyatakan diri untuk ikut bersama sang kapten masuk Agama islam.

Laman