Kamis, 11 April 2013

Kenapa Harus Shalat (bukan agama mc donal)

Tags


Bissmillah kami sampaikan apa yang kami temukan dalam beberapa buku yang kami baca, dan apa yang kami dengar ketika kami dalam lingkaran-lingkaran kecil kumpulan orang yang membicarakan apa yang tidak dibicarakan orang lain. Diawali dengan perumpamaan atau dikenal dalam bahasa arab dengan kata tamsyil.
            Jika anda membeli jeruk dalam jumlah banyak maka ketika  ada jeruk yang berulat maka anda akan menganggapnya seperti jeruk lainnya atau paling tidak anda akan menganggap jeruk berulat adalah bukan sebuah masalah untuk mengucapkan ijab dalam membeli jeruk tersebut dengan menukar jeruk dengan sejumlah uang. Tentunya anda akan menerima dengan senang hati meski ada yang tidak sempurna jeruk yang anda beli. Lain halnya ketika kita membeli jeruk berjumlah satu biji maka anda akan memeriksa jeruk tersebut sedetail mungkin. Saya yakin anda akan lebih seksama dalam memeriksa jeruk tersebut untuk sampai kepada pengucapan ijab dalam membeli jeruk.
            Jeruk yang banyak diumpamakan orang yang sholat secara berjamaah sedangkan jeruk yang yang sedikit diumpamakan sebagai orang ayng shalat secara sendirian. Begitulah, ketika kita sholat berjamaah maka harapannya diantara orang yang bersama kita ada yang benar-benar menyembah allah dengan keikhlasan penuh. Sehingga Allah ta’ala akan ridho menerima shalat semua jamaah lantaraan keikhlasan salah satu anggota dalam jamaah ini.
            Ingatkan diri anda dengan hadist yang mengatakan bahwa nanti di suatu zaman ada orang yang dalam shalatnya yang diterima Allah hanya setengahnya, seperempatnya , sepersepuluhnya atau lebih dari itu. Nah sekarang siapa yang berani menjamin sholat wajibnya diterima oleh Allah secara penuh yaitu dengan point satu.  
            Begitulah salah satu keuntungan sholat berjamaah, shalat merupakan tiang  agama dari agama kita. Apabila salah satu tiang tidak bisa berdiri tegak, maka tidak sempurna agama tersebut.
Dari syaidina Ibnu Umar Ra, ia mengatakan baginda Rosulullah bersabda,’ agama Islam dibangun atas lima tiang: bersaksi bahwa tiada yang berhak selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, mendirikan Shalat, membayar Zakat, haji dan Puasa pada bulan Rhomadhon.(H.R. Bukhari, Muslim dari kitab At-Targhib)  
            Kelima hal di atas merupakan asas-asas agama terbesar dan bagian terpenting. Agama Islam diibaratkan oleh baginda Rasulullah seperti sebuah kemah yang didirikan oleh lima tiang tersebut. Tiang tengahnya adalah syahadat, dan kelima tiangnya adalah pendukung penjuru kemah. Jika salah satu tiang roboh maka agama ini tidak akan berdiri secara sempurna. Dan ketika kita tidak mendirikan sholat berarti kita telah merobohkan agama, dan barangsiapa merobohkan agama ini berarti ia bukanlah seorang muslim. Hal itu sesuai dengan hadist nabi yang mengatakan bahwa sholat adalah bemisah antara orang yang beriman dan tidak beriman.(M. Zakarya, fadhoil amal, bab pentingnya sholat)
            “Diriwayatkan dari Jabir ibn Abdullah Ra, Rasulullah bersabda: sesungguhnya (batas pemisah) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat”   ( HR. Muslim, dalam kitab Al-Iman).
            Artinya ketika kita meninggalkan sholat kita sudah tidak merada dalam islam, Nauzhubillahiminzalik.
            Bagaimana cara kita menjaga sholat kita?, ada beberapa tips yang bisa kita bagi, mudah-mudahan bermanfaat;
1.     Pertama adalah jadikan hari-hari kita sebagai waktu menunggu sholat.
Asyikkkk. Terkadang kita ini bingung apa sebenarnya tujuan kita dalam hidup, atau apa yang mau kita kerjakan untuk mengisi waktu luang kita. Dalam fakta yang ada terkadang terlintas beberapa kegiatan yang kegiatan tersebut kurang bermanfaat bagi kita. Namun ketika kita niatkan hari-hari ini adalah untuk menunggu datangnya waktu sholat, maka diharapkan kegiatan yang kita lakukan adalah kegiatan yang tidak       sia-sia.
Bisa anda bayangkan ketika anda sedang ujian adalah waktu anda menunggu datangnya sholat. Maka hal-hal yang anda lakukan dalam kegiatan perkuliahan adalah hal-hal baik.  Atau ketika anda brosing anda niatkan untuk menunggu waktu sholat maka browsing yang anda lakukan adalah browsing yang bernilai. Dan ketika datang waktu sholat maka anda akan bersegara berangkat sholat, karena niat anda memang menunggu datangnya waktu sholat
2.    Yang kedua adalah banyak-banyak datangi majelis ilmu.
Orang yang faham dalam mempelajari sesuatu adalah mereka yang mengerti apa yang dipelajari. Dan tempatnya namanya adalah majlis ilmu. Dengan sering kita mendatangi majelis ilmu yang membahas tetntang keutamaan sholat maka kita akan diberi kefahaman. Namun ketika kita tidak faham keutamaan sholat jamaah maka kita tidak akan mengerjakan hal yang penuh dengan keuntungan tersebut.
Bayangkan saja ketika kita mau bersusah-susah sedikit saja, maka dua puluh tuju derajat menanti kita. Belum lagi langkah kita yang kita niatkan untuk melaksanakan sholat berjamaah akan dihitung sebagi satu derajat pahala yang lebih tinggi dan penghapusan satu dosa pada setiap langkah kita. Seperti dinukilkan dalam hadist riwayat muslim.
Pantaslah Allah mengikat kontrak kepada orang yang beriman dan menuntut ilmu untuk dinaikkan beberapa derajat. Seperti disebutkan dalam surat al-mujadalah pada ayat 11. Logikanya adalah karena kita faham apa yang kita kerjakan. Baik mengenai reword dan pani
3.    Yang ketiga adalah  menyampaikan kepada saudaranya mengenai keuntungan saholat berjamaah.
Sampean pernah mendengar kata-kata sampaikanlah walau satu ayat. Luar biasa teryata agama ingin kita senua mendapatkan pahala berlipat ganda seperti dituangkan dalam sebuah hadits yang mengatakan bahwa

“barang siapa yang menyeru kepada hidayah, mereka memperoleh pahala orang yang mengikutinya,tidak mengurangi pahala yang mengikuti sedikitpun (HR. Muslim)

Dengan mendakwahkan apa yang kita ketahui maka harapannya adalah kita terdorong untuk mengerjakan apa yang disampaikan orang lain. Karena dakwah terbaik adaalah dakwah lewat perbuatan. Jika boleh saya pinjam prinsip bola yang di beturkan kesebuah diding maka logikanya bola tersebut akan mantul/kembali kepada kita.
Nah begitulah, ketika kita sampaikan kepada orang lain sejatinya kita sedang menasehati diri kita sendiri. Dalam surat assaf disebutkan yang terjemahannya;

“wahai orang beriman mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan, itu sangat dibenci Allah jika kamu mengerjakan apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS. Assaf 2-3)

Berlandaskan ayat ini kita sebagai kaum yang selalu optimis maka bukan malah tidak melakukan sesuatu untuk saudara kita, namun dengan cinta kita sampaikan apa yang kita tahu. Harapannya kita terpacu untuk tidak tergolong seperti tersebut dalam surat assaf ayat 2-3 diatas.

4.    Yang keempat adalah berdo’a agar diberi hikmah sholat jamaah dimasjid.
Alam raya ini hanya milik Allah, takdir hanyalah milik Allah, bukan milik manusia. Manusia hanyalah berusaha sebagai perantara datangnya takdir Allah untuknya.
Berdoalah meminta kepada Ku niscaya aku kabulkan permintaanmu (Qs: 40:60)
Garansi yang tidak ada satupun makhluk yang bisa memenuhi. Namun hanya allah bisa dan mampu memberikannya kepada semua makhluknya di alam yang ia ciptakan.
Maka, barangsiapa menghendaki beristiqomah takbiratul ula bersama imam seumur hidupnya maka hendaknya ia tahu bahwa hal semacam itu tidak bisa terjadi tanpa izin Alah. Berdoa kepada Allah dengan penuh kerendahan jiwa dan berusaha sebuas singa dipadang pasir.  
·         Diolah dari berbagai sumber.


EmoticonEmoticon

Laman