Bismillahirrahmanirrohim. Wahai pembaca yang budiman,
menjadi mahasiswa adalah hal yang
ditunggu-tunggu oleh setia siswa SMA. Euforia meledak tatkala diterima d iUniversitas
yang ditujunya. Perasaan senang, sedih, malu, minder,bangga, penasaran ataupun
biasa aja bercampur menjadi satu(kayak nano-nano gitu ya!). Perasaan senang
bertemu dengan teman-teman baru. Sedih ketika harus meninggalkan masa-masa SMA
nya. Ataupun malu dan minder ketika harus bergaul dengan banyak orang yang
belum dikenalnya. Maka jangan heran ketika bertemu sesama maba laininya banyak
pertanyaan yang akan dilontarkan seperti berkenalan asal darimana, masuk
fakultas apa dan jurusan mana. Yap, maka resmilah pembaca yang budiman masuk
kedunia MABA(Mahasiswa Baru).
Sudah menjadi ciri khas seorang mahasiswa baru untuk
memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Oleh karena itu, banyak maba yang akan
mencari info-info mengenai ormawa-ormawa dan kegiatan kampus. Dan banyak juga
yang pada akhirnya nanti terlalu tenggelam dalam organisasi kampus dan
meninggalkan kuliah atau terlalu tenggelam dalam kuliah dan meninggalkan
organisasi kampus. Namun bukan berarti kita harus terlalu larut dalam kegiatan
yang ada dikampus dan melupakan ibadah.
Di era yang serba modern ini menjadi mahasiswa sholih
sering ditakut-takutkan. Pemberitaan dari media-media massa tentang rohis
kampus sebagai sarang radikalisme dan pemahaman-pemahaman sesat mebuat banyak
orang menilai negativ terhadap rohis kampus. Stigma-stigma seperti inilah yang
mengakibatkan orang tua menjagi lebih tenang ketika anaknya bergaul dengan
lawan jenisnya ketimbang rajin mengaji dan beribadah. Padahal Rasulullah
sendiri telah menjamin bahwa diantara tujuh golongan yang memperoleh naungan pada
saat tiada naungan kecuali naungan dari-Nya pada hari kiamat adalah pemuda yang
tumbuh dalam kerangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Pergaulan bebas diatas didukung pula oleh perkembangan
teknologi saat ini. arus informasi yang berkembang pesat membuat seorang
mahasiswa lebih mudah mengakses informasi. Dilansir dari Asosiasi Penyelanggara
Jasa Internet(APJI) Indonesia bahwa pada kategori 20-24 tahun ditemukan 22,3
juta jiwa yang setara dengan 82% dari total penduduk pada usia itu. Sedangkan
pada kelompok usia 25-29 tahun terdapat 24 juta pengguna atau setara dengan 80%
penduduk pada usia tersebut. Survei yang dilakukan ada tahun 2016 ini
menyebutkan bahwa mahasiswa merupakan profesi yang paling banyak menggunakan
internet dibanding sektor lain. Maka jangan heran di era kini mahasiswa akan
tampak lebih akrab dengan gadgetnya ketimbang dengan Al-Qur’an.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r
.a. dari Nabi Muhammad saw. Bersabda, “Sesungguhnya Al-Quran adalah hidangan
Allah, maka terimalah hidangan-Nya semampu kalian. Sesungguhnya Al-Quran adalah
hablullah (Tali Allah), Nur (Cahaya), yang menerangi, Syifa (penyembuh) yang
bermanfaat, perlindungan bagi siapa yang berpegang teguh kepadanya, keselamatan
bagi yang mengikutinya, tidak menyimpang sehingga perlu dicari-carikan alasan,
tidak bengkok sehingga perlu diluruskan, keajaiban-keajaibannya tidak akan
habis, tidak akan usang karena diulang-ulang. Bacalah ia, karena sesungguhnya
Allah memberikan pahala bacaan kepada kalian untuk setiap huruf sepuluh
kebaikan. Ketauhilah, aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa alif, lam, dan
mim( masing-masing satu huruf)”.
Dari hadis tadi dapat dijelaskan bahwa didalam al-Quran
terkandung manfaat yang luar biasa. Alqu’an menjadi kunci bagi keselamatan
manusia. Oleh karena itu siapa yang berpegang teguh pada Al-Quran maka hidupnya
aka selamat. Hal ini tak dapat dipungkiri
bahkan Rasulullah SAW pun pernah berkata bahwa siapa yang berpegang
teguh pada Quran dan hadis maka dia akan selamat.
Di dalam sejarah islam telah disebutkan tentang sosok-
sosok penghapal Quran yang tak hanya sholih tetapi juga cerdas. Salah satu
tokoh itu adalah Al Farabi yang bernama lengkap Abu Nasir Muhammad bin
al-Farakh al-Farabi yang selain dikenal sebagai ilmuan dan filsuh islam beliau juga
seorang pengahapal Qur’an. Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir
terkemuka pada abad pertengahan. Selama hidupnya beliau banyak mengahasilkan
karya-karya ilmu pengetahuan. Karyanya
yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah(Kota atau negara Utama) yang
membahas tentang pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan politik dan hubungan
rezim yang baik menurut pemahaman Plato dengan berdasarkan hukum Ilahia islam.
Tak hanya Al Farabi di tanah Persia juga terdapat seorang Filsuf, Ilmuan, dan juga
seorang dokter yang selain cerdas juga ternyata seorang penghapal Qur’an.
Beliau adalah Ibnu Sina. Di dunia barat Ibnu Sina lebih dikenal sebagai
Avicena. Kontribusinya dalam dunia kedokteran sangatlah besar. Bahkan bukunya
yang berjudul al-Qanun fi at-Tibb menjadi referensi di bidang kedokteran selama
berabad-abad. Sehingga wajar jika beliau mendapat panggilan Bapak Pengobatan
Modern.
Dari kedua tokoh Islam tadi dapat dibuktikan bahwa orang
yang senantian dekat dengan Al-Qur’an bukan berarti tak bisa berpresatasi.
Menjadi seseorang yang sholih bukan berarti tidak menjadi cerdas dan menjadi
cerdas bukan berarti tak menjadi sholih. Tapi menjadi sholih dan cerdas adalah
bagaimana bentuk upaya kita agar intelektualitas dapat diselaraskan untuk
kemaslahatan umat. Oleh karena itulah wahai pembaca yang budiman, penting bagi
kita untuk selalu meng uprage diri tak hanya sebagai seorang yang cerdas tetapi
juga sebagi seseorang yang sholih.
EmoticonEmoticon