Bissmillah kami sampaikan
apa yang kami temukan dalam beberapa buku yang kami baca, dan apa yang kami
dengar ketika kami dalam lingkaran-lingkaran kecil kumpulan orang yang
membicarakan apa yang tidak dibicarakan orang lain. Diawali dengan perumpamaan
atau dikenal dalam bahasa arab dengan kata tamsyil.
Jika anda membeli jeruk dalam jumlah
banyak maka ketika ada jeruk yang
berulat maka anda akan menganggapnya seperti jeruk lainnya atau paling tidak
anda akan menganggap jeruk berulat adalah bukan sebuah masalah untuk
mengucapkan ijab dalam membeli jeruk tersebut dengan menukar jeruk dengan
sejumlah uang. Tentunya anda akan menerima dengan senang hati meski ada yang
tidak sempurna jeruk yang anda beli. Lain halnya ketika kita membeli jeruk
berjumlah satu biji maka anda akan memeriksa jeruk tersebut sedetail mungkin.
Saya yakin anda akan lebih seksama dalam memeriksa jeruk tersebut untuk sampai
kepada pengucapan ijab dalam membeli jeruk.
Jeruk
yang banyak diumpamakan orang yang sholat secara berjamaah sedangkan jeruk yang
yang sedikit diumpamakan sebagai orang ayng shalat secara sendirian. Begitulah,
ketika kita sholat berjamaah maka harapannya diantara orang yang bersama kita
ada yang benar-benar menyembah allah dengan keikhlasan penuh. Sehingga Allah
ta’ala akan ridho menerima shalat semua jamaah lantaraan keikhlasan salah satu
anggota dalam jamaah ini.
Ingatkan
diri anda dengan hadist yang mengatakan bahwa nanti di suatu zaman ada orang
yang dalam shalatnya yang diterima Allah hanya setengahnya, seperempatnya ,
sepersepuluhnya atau lebih dari itu. Nah sekarang siapa yang berani menjamin
sholat wajibnya diterima oleh Allah secara penuh yaitu dengan point satu.
Begitulah
salah satu keuntungan sholat berjamaah, shalat merupakan tiang agama dari agama kita. Apabila salah satu
tiang tidak bisa berdiri tegak, maka tidak sempurna agama tersebut.
Dari syaidina Ibnu Umar Ra, ia mengatakan
baginda Rosulullah bersabda,’ agama Islam dibangun atas lima tiang: bersaksi bahwa
tiada yang berhak selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah,
mendirikan Shalat, membayar Zakat, haji dan Puasa pada bulan Rhomadhon.(H.R.
Bukhari, Muslim dari kitab At-Targhib)
Kelima
hal di atas merupakan asas-asas agama terbesar dan bagian terpenting. Agama Islam
diibaratkan oleh baginda Rasulullah seperti sebuah kemah yang didirikan oleh
lima tiang tersebut. Tiang tengahnya adalah syahadat, dan kelima tiangnya
adalah pendukung penjuru kemah. Jika salah satu tiang roboh maka agama ini
tidak akan berdiri secara sempurna. Dan ketika kita tidak mendirikan sholat
berarti kita telah merobohkan agama, dan barangsiapa merobohkan agama ini
berarti ia bukanlah seorang muslim. Hal itu sesuai dengan hadist nabi yang
mengatakan bahwa sholat adalah bemisah antara orang yang beriman dan tidak
beriman.(M. Zakarya, fadhoil amal, bab pentingnya sholat)
“Diriwayatkan
dari Jabir ibn Abdullah Ra, Rasulullah bersabda: sesungguhnya (batas pemisah)
antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan
sholat” ( HR. Muslim, dalam kitab
Al-Iman).
Artinya
ketika kita meninggalkan sholat kita sudah tidak merada dalam islam,
Nauzhubillahiminzalik.
Bagaimana
cara kita menjaga sholat kita?, ada beberapa tips yang bisa kita bagi,
mudah-mudahan bermanfaat;
1. Pertama adalah jadikan
hari-hari kita sebagai waktu menunggu sholat.
Asyikkkk. Terkadang kita
ini bingung apa sebenarnya tujuan kita dalam hidup, atau apa yang mau kita
kerjakan untuk mengisi waktu luang kita. Dalam fakta yang ada terkadang terlintas
beberapa kegiatan yang kegiatan tersebut kurang bermanfaat bagi kita. Namun
ketika kita niatkan hari-hari ini adalah untuk menunggu datangnya waktu sholat,
maka diharapkan kegiatan yang kita lakukan adalah kegiatan yang tidak sia-sia.
Bisa anda bayangkan ketika
anda sedang ujian adalah waktu anda menunggu datangnya sholat. Maka hal-hal
yang anda lakukan dalam kegiatan perkuliahan adalah hal-hal baik. Atau ketika anda brosing anda niatkan untuk
menunggu waktu sholat maka browsing yang anda lakukan adalah browsing yang
bernilai. Dan ketika datang waktu sholat maka anda akan bersegara berangkat
sholat, karena niat anda memang menunggu datangnya waktu sholat
2. Yang kedua adalah banyak-banyak
datangi majelis ilmu.
Orang yang faham dalam mempelajari sesuatu
adalah mereka yang mengerti apa yang dipelajari. Dan tempatnya namanya adalah
majlis ilmu. Dengan sering kita mendatangi majelis ilmu yang membahas tetntang
keutamaan sholat maka kita akan diberi kefahaman. Namun ketika kita tidak faham
keutamaan sholat jamaah maka kita tidak akan mengerjakan hal yang penuh dengan
keuntungan tersebut.
Bayangkan saja ketika kita mau bersusah-susah
sedikit saja, maka dua puluh tuju derajat menanti kita. Belum lagi langkah kita
yang kita niatkan untuk melaksanakan sholat berjamaah akan dihitung sebagi satu
derajat pahala yang lebih tinggi dan penghapusan satu dosa pada setiap langkah
kita. Seperti dinukilkan dalam hadist riwayat muslim.
Pantaslah Allah mengikat kontrak kepada orang
yang beriman dan menuntut ilmu untuk dinaikkan beberapa derajat. Seperti
disebutkan dalam surat al-mujadalah pada ayat 11. Logikanya adalah karena kita
faham apa yang kita kerjakan. Baik mengenai reword dan pani
3. Yang ketiga adalah menyampaikan kepada saudaranya mengenai
keuntungan saholat berjamaah.
Sampean pernah mendengar kata-kata
sampaikanlah walau satu ayat. Luar biasa teryata agama ingin kita senua
mendapatkan pahala berlipat ganda seperti dituangkan dalam sebuah hadits yang
mengatakan bahwa
“barang siapa yang menyeru kepada hidayah, mereka
memperoleh pahala orang yang mengikutinya,tidak mengurangi pahala yang
mengikuti sedikitpun (HR. Muslim)
Dengan mendakwahkan apa yang kita ketahui maka
harapannya adalah kita terdorong untuk mengerjakan apa yang disampaikan orang
lain. Karena dakwah terbaik adaalah dakwah lewat perbuatan. Jika boleh saya
pinjam prinsip bola yang di beturkan kesebuah diding maka logikanya bola
tersebut akan mantul/kembali kepada kita.
Nah begitulah, ketika kita sampaikan kepada
orang lain sejatinya kita sedang menasehati diri kita sendiri. Dalam surat
assaf disebutkan yang terjemahannya;
“wahai orang beriman mengapa kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan, itu sangat dibenci Allah jika kamu
mengerjakan apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS. Assaf 2-3)
Berlandaskan ayat ini kita sebagai kaum yang
selalu optimis maka bukan malah tidak melakukan sesuatu untuk saudara kita,
namun dengan cinta kita sampaikan apa yang kita tahu. Harapannya kita terpacu
untuk tidak tergolong seperti tersebut dalam surat assaf ayat 2-3 diatas.
4. Yang keempat adalah
berdo’a agar diberi hikmah sholat jamaah dimasjid.
Alam raya ini hanya milik Allah, takdir
hanyalah milik Allah, bukan milik manusia. Manusia hanyalah berusaha sebagai
perantara datangnya takdir Allah untuknya.
Berdoalah meminta kepada Ku niscaya aku kabulkan permintaanmu (Qs:
40:60)
Garansi yang tidak ada satupun makhluk yang
bisa memenuhi. Namun hanya allah bisa dan mampu memberikannya kepada semua
makhluknya di alam yang ia ciptakan.
Maka, barangsiapa menghendaki beristiqomah
takbiratul ula bersama imam seumur hidupnya maka hendaknya ia tahu bahwa hal
semacam itu tidak bisa terjadi tanpa izin Alah. Berdoa kepada Allah dengan
penuh kerendahan jiwa dan berusaha sebuas singa dipadang pasir.
·
Diolah dari berbagai sumber.