Oleh Azam_Arfa
Bismillah...
Ukhuwah itu saat kita makan bersama saudara. Makan bersama, agenda yang sering kita luangkan dalam sela-sela waktu kesibukan kami. Entah dalam suasana suntuk, pusing karena bnyak amanah, atau sekedar iseng karena rindu suasana makan bersama, yang pasti makan bersama adalah agenda favorit kami. Di sini kita bisa ngobrolin berbagai macam hal, bahkan tidak jarang ide-ide gila muncul dari obolan di makan bersama ini. Mulai ide untuk bikin forum diskusi dan lain sebaginya. Kendala keungan juga bisa diatasi di sini (hehehe... kadang-kadang suka dibayarin lo lagi ga da duit).
Ukhuwah itu saat kita bisa tidur bareng saudara (Mabit bareng). Setelah selesai makan bareng, perut yang kenyang efeknya cukup signifikan terhadap kondisi mata. Yah memang tidak sering juga kita mabit bareng, cuma pas waktu libur kita sering mengagendakan untuk mabit bareng. Kita bisa diskudi banyak hal di sini, mulai dari yang pribadi, sampe yang sifatnya berkaitan dengan orang banyak (tapi ga ngerumpi lho...). Kita juga bisa saling tahu kebiasaan masing-masing saat mata sudah terpejam. Bagaimana tidak, suara dengkuran yang cukup merdu terkadang membuat kita semakin terlelap dalam malam panjang.
Ukhuwah itu saat kita jalan-jalan bersama saudara. Terkadang dengan jalan-jalan bersama menjadi solusi yang cukup ampuh untuk dapat melibatkan faktor-faktor ukhuwah, mulai dari makan bersama, mabit bersama, atau mungkin sekalian saling traktir, dan tentu jalan-jalan. Saat jalan-jalan bersama, shalat berjamaah 5 waktu pun bisa dilakukan bersama saudara kita tentu dengan suasana yang berbeda.
Jalan-jalan di sini tak perlu mahal atau jauh, yang penting menampilkan suasana yang berbeda dari biasanya.Ukhuwah itu harus saling memahami. Ini yang terpenting, saling memahami. Butuh menghadirkan hati di sini, tidak sekedar komitmen. Karena hanya hatilah yang dapat menyentuh hati. Apalagi sebagai saudara se iman, dimana ukhuwah itu adalah efek dari iman yang letaknya dihati. Tentu hati yang beriman yang akan menyentuh hati.
Ukhuwah itu saat kita saling menasehati dan merenengkan nasihat saudara kita. Betapa manisnya ukhuwah itu saat kita saling menasihati. Bayangkan saja jika kita sedang khilaf kemudian kita didiamkan saja oleh saudara kita. Sungguh rugi ketika kita punya sahabat/saudara tetapi tidak saling menasihati, bahkan kemudian menjerumuskan kita. Saling menaihati bukan berarti kita menjadi pribadi yang sok pintar atau paling tahu, hanya saja yang perlu dipahami adalah bahwa kita manusia tempatnya khilaf. Mungkin sudah banyak sekali buku atau ilmu yang kita dapat, tetapi tidak kemudian menjadikan kita terhindar dari salah. Dengan kita saling menasihati, inilah jalan perbaikan. Jalan untuk dapat semakin mempererat ukhuwah.
Wallahualam bi shawab, karena saya juga hanyalah manusia. Semoga dengan sedikit tulisan di atas, bisa menjadi renungan berharga untuk kita.
Dimuat juga dalam http://azamarfa.blogspot.com
Bismillah...
Ukhuwah itu saat kita makan bersama saudara. Makan bersama, agenda yang sering kita luangkan dalam sela-sela waktu kesibukan kami. Entah dalam suasana suntuk, pusing karena bnyak amanah, atau sekedar iseng karena rindu suasana makan bersama, yang pasti makan bersama adalah agenda favorit kami. Di sini kita bisa ngobrolin berbagai macam hal, bahkan tidak jarang ide-ide gila muncul dari obolan di makan bersama ini. Mulai ide untuk bikin forum diskusi dan lain sebaginya. Kendala keungan juga bisa diatasi di sini (hehehe... kadang-kadang suka dibayarin lo lagi ga da duit).
Ukhuwah itu saat kita bisa tidur bareng saudara (Mabit bareng). Setelah selesai makan bareng, perut yang kenyang efeknya cukup signifikan terhadap kondisi mata. Yah memang tidak sering juga kita mabit bareng, cuma pas waktu libur kita sering mengagendakan untuk mabit bareng. Kita bisa diskudi banyak hal di sini, mulai dari yang pribadi, sampe yang sifatnya berkaitan dengan orang banyak (tapi ga ngerumpi lho...). Kita juga bisa saling tahu kebiasaan masing-masing saat mata sudah terpejam. Bagaimana tidak, suara dengkuran yang cukup merdu terkadang membuat kita semakin terlelap dalam malam panjang.
Ukhuwah itu saat kita jalan-jalan bersama saudara. Terkadang dengan jalan-jalan bersama menjadi solusi yang cukup ampuh untuk dapat melibatkan faktor-faktor ukhuwah, mulai dari makan bersama, mabit bersama, atau mungkin sekalian saling traktir, dan tentu jalan-jalan. Saat jalan-jalan bersama, shalat berjamaah 5 waktu pun bisa dilakukan bersama saudara kita tentu dengan suasana yang berbeda.
Jalan-jalan di sini tak perlu mahal atau jauh, yang penting menampilkan suasana yang berbeda dari biasanya.Ukhuwah itu harus saling memahami. Ini yang terpenting, saling memahami. Butuh menghadirkan hati di sini, tidak sekedar komitmen. Karena hanya hatilah yang dapat menyentuh hati. Apalagi sebagai saudara se iman, dimana ukhuwah itu adalah efek dari iman yang letaknya dihati. Tentu hati yang beriman yang akan menyentuh hati.
Ukhuwah itu saat kita saling menasehati dan merenengkan nasihat saudara kita. Betapa manisnya ukhuwah itu saat kita saling menasihati. Bayangkan saja jika kita sedang khilaf kemudian kita didiamkan saja oleh saudara kita. Sungguh rugi ketika kita punya sahabat/saudara tetapi tidak saling menasihati, bahkan kemudian menjerumuskan kita. Saling menaihati bukan berarti kita menjadi pribadi yang sok pintar atau paling tahu, hanya saja yang perlu dipahami adalah bahwa kita manusia tempatnya khilaf. Mungkin sudah banyak sekali buku atau ilmu yang kita dapat, tetapi tidak kemudian menjadikan kita terhindar dari salah. Dengan kita saling menasihati, inilah jalan perbaikan. Jalan untuk dapat semakin mempererat ukhuwah.
Wallahualam bi shawab, karena saya juga hanyalah manusia. Semoga dengan sedikit tulisan di atas, bisa menjadi renungan berharga untuk kita.
Dimuat juga dalam http://azamarfa.blogspot.com
EmoticonEmoticon