Kamis, 09 April 2015

TENTANG CITA-CITAMU? PEDE AJA LAGI..

Tags



Tentang cita-citamu?.
Pede aja lagi..
* yusuf malik salim


Pagi itu adalah pagi dari salah satu pagi musim kemarau tahun ini. Rumput-rumput sudah berwarna coklat lembut menanti tetsan hujan untuk kembali hijau dengan izin Alloh. Teman-temanku sudah beraktivitas sejak pukul 03.30 dini hari waktu bukit mangunan. Mereka sahalat malam berjamaah ditutup witir, dilanjutkan tilawah alquran sampai waktu subuh tiba. Setelah subuh ditemani zikir alma’sturat kami berjalan menuju puncak bukit. Berlari kami ditemani pohon-pohon endemic yang berguguran daunnya. Sesampainya dipuncak adalah saatnya kami menggembalakan pandangan (ben gak liar cah), menikmati jauh di bawah sana menghampar perpaduan apik lekukan sungai tebing yang bidang, lumut hijau yang manja dibelai aliran air jernih membuat sungai tampak cantik, padang rumput kering coklat di sepanjang tebing tampak serasi berpadu dengan warna hitam bebatuan lava beku yang mengkilap kalem. Saya ingin kembali ke sini ketika musim hujan datang, tentu bersama kalian yang belum pernah kesana dan kalian ingin kembali lagi kesana disaat musim kemaru sudah tiba. ya, destinasi yang saya ceritakan ini kebun buah mangunan, imogiri, bantul.

Di bukit itu lagi-lagi kami secara alamiah bercerita tentang cita-cita. Layaknya pagi-pagi kami yang lain, penuh dengan cita-cita. Sebenarnya ingin sehari saja kami tidak memikirkan cita-cita. Namun keberadaan kami seperti sudah diseting untuk selalu dalam pembicaraan yang mnyenagkan itu. Membicarakan cita-cita. Contoh kecilnya adalah ingin sekali saya kembali kebukit mangunang bersama kalian untuk  menggembalakan pandangan menikmati lukisan Allah yang super keren tersebut.

Ujuk-ujuk cerita tapi belum kenalan, kenalan dulu ya?. Yang nulis ini namanya Yusuf Malik di kampong halaman dipanggin Cholis. He he. (Yang nak protes payo ke makartijaya). Staff media UKMF Jm Al Ishlah (jamaish) tahun 2011-2012. Kami yang saya maksud dari tadi adalah teman-teman jamaish. Saya sama dengan yang lainnya secara pribadi mendapat amanah dari orang tua untuk berbaik hati kepada mereka. Berangkat ke kampus berbekal informasi seadanya, meraba-raba kemudian berusaha memahami dunia kampus yang ideal. Dari sanalah kami menyebut kampus itu seperti apa yang kami raba.

Pergi ke bukit ngelanggran adalah salah satu agenda yang kami warisi secara turun temurun. Entah muslihat apa yang  direncanakan para senior tentang kami. Sehingga dimanapun kami pergi selalu keluar ide untuk diceritakan sesama teman penggemar cita-cita. Senior kami bilang, “kalian adalah satu kelompok yang strategis buat membicarakan cita-cita orang banyak”. Betapa mengerikan, sedang kami waktu itu adalah bocah ingusan, polos, lugu plus suka menghayal. Haha aku ki gampang diapusi.

Banyak dari kami yang kemudian berusaha melihat realitas yang terjadi dilapangan. Kerasnya persaingan mendapatkan pekerjaan. Pertarungan politik karir di balik meja para profesial. Standar hidup yang menuntut setiap orang mengiris lidah sendiri untuk sekedar menikmati gurih-gurih asin darah sendiri. menganggap senior kami tidak masuk akal dan kurang kerjaan. Berkutatlah teman-teman kami dengan bangku kuliah yang tidak ada seperempat dari 24 jm yang allah sediakan dalam sehari.  Nek di piker betul ding “masa paling indah, kisah kasih disekolah”.

Ini mungkin mewakili mewakili cita-cita yang saya maksud.

Senior kami bilang, kami adalah manusia yang diciptakan bukan tanpa tujuan. Penciptaan segala sesuatu yang disekitar kita tidak terjadi secara kebetulan atau tiba-tiba. rasa sakit, senang, haru, pasti memiliki sebab. Nyamuk ada ternyata karena ia adalah makanan kesukaan cicak. Pernah berfikir nyamuk itu makhluk yang bisa terbang, sedangkan predatornya adalah cicak yang untuk berjalan dia harus merayap(tidak bisa terbang). Namun kita semua sepakat bahwa BBC tidak pernah mengabarkan kepada dunia tentang berita busung lapar di negeri cicak. Artinya kehidupan kita antara matahari terbit dan tenggelam itu ada yang mengatur dan menjamin.

Coba baca syair lagu anak-anak ini:

Cicak-cicak di dinding,
Diam-diam merayap
Dating seekor nyamuk
Hap langsung langsung ditangkap.

Cicak nangkap nyamuk ngak   jatuh apa?. Kan nangkap itu pakai tangan. Just guyon…

                Salah satu pelajaran dari ayat 4 surah al-balad yang terjemahan ayatnya “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam susah payah. Maksud “susah payah ” disini adalah manusia itu akan sesalu dalam persoalan. Untuk apa persoalan ini dihadirkan?. Untuk diambil pelajaran dan mengingatkan kita sebagai makhluk bukan kholid. Makanya kita selalu dalam persoalan, benar ?. kalau kita ini seorang hamba berarti kita memeliki tempat untuk meminta pertolongan dalam urusan menyelesaikan persoalan. Jika demikan maka wajar jika dalam hidup ini sellau ada optimisme dan harapan (cita-cita) (al-ahqaf : 3).

                Kita sepakat bahwa jenis makhluk yang seperti ita ini adalah manusia. Di diatas kita sudah Clear bahwa kita ada karena ada yang menciptakan, bukan terjadi tanpa permulaan atau secara kebetulan. Siapa yang ciptakan kita dia memperkenalkan dirinya dalam surat Al-qosos : 30. Dia bilang seperti ni. Ya musa, sesungguhnya aku adalah Allah tuhan semesta alam. Siapa yang ciptakan kita ?. ALLAH. 

                Kenapa Allah ciptakan kita ?. jawabanya ada di surah Azzariyat :56, dalam penjelasannya penciptaan manusia adalah untuk mengabdi kepadanya. Jika kita disuruh bapak pergi kepasar untuk beli ikan, maka kita akan membelikan ikan yang paling segar, jenis ikan kesukaan bapak, benar?.  Jika kita diciptakan Allah untuk menjadi seorang hamba, tentu kita akan menjadi hamba yang terbaik?.

                Nah ini cita-cita yang sering kami perbincangkan setiap kesempatan. Bagaimana cara menjadi hamba yang baik ?. kami di minta selalu membuka al-quran setiap hari target nya tilawah dalam sehari satu jus. Kerenkan. Ada warga Negara yang melakukan kajian kitab undang-undang sesering yang umat islam lakukan. Tidak ada?. Karena mereka tidak memiliki cinta sepadan dengan cintanya umat islam terhadap kitabnya alquran. Kerenkan. ?

                Menjadi hamba yang baik adalah mengusahakan dunia untuk mengkampayekan bahwa kita adalah hamba.  Yang tidak akan berlarut dalam sedih karena gagal dan tidak akan sombong jika berhasil mengusahakan dunia. Tidak marah ketika mendapi dirinya merugi, dan tidak terlena ketika dalam keuntungan yang besar. Karena hakekatnya segala persoaalan dari Allah dan dia yang menyelesaikan.

                Begitulah aku melihat orang disekelilingku, mereka melakukan aktifitas dunia sama dengan yang lainnya, bahkan sering terlihat lebih keras. Mereka juga melakukan amalan ritus-ritus penyembahan kepada Allah. Lebih keras dan lebih disiplin. Urusan dunia mereka tidak melenakan dari ritus penyembahan sebagai hamba. Meski sekali waktu terlihat ada yang lena karena kesibukan atau kerena waktu yang terlalu luang.

Ini jawaban seorang teman ketika ditanya, kenapa dia melakukan aktivitas pendakian, dia tidak punya alat. Kemudian dia menyewa di took yang menyediakan. Kemudian melakukan aktivitas fisik sebelum melakukan pendakian. Menabung beberapa rupiah, menyelesaikan urusan organisasi sebelum ditinggal dalam waktu 2 hari pendakian. (sangat serius dalam urusan dunia “pendakian”). Ketika naik kami harus menembus gelapnya malam, tahu? Dia menawarkan untuk didepan . tahu resikonya sebagai orang yang baru pertama mendaki. Jatuh kedalam jurang atau yang lebih kecil dari itu. Ini jawabannya ketika kutanya kenapa dia mau melakukan aktifitas pendakian.



Dengan naik gunung aku akan ingat tentang kebesaran Allah yang menciptakan gunung. Dengan sampainya saya kepuncak gunung. Maka aku yakin dalam logika manusia hal yang tidak mungkin, akan sangat mungkin jika allah menghendaki. Manusia itu kalau dilihat dari atas gunung akan terlihat seperti upil. Ya kan?. Tapi atas kehendak allah dia mampu berdiri diatas puncak gunung dengan hanya mendaki. “gunung ada di bawah telapak kakiku”.

Secara alamiah kita akan mengatakan bahwa dia adalah pendaki yang keren. Karena berhasil meletakkan gunung dibawah telapak kakinya. Ya itu menurutku bonus dari allah. Dunia berbondong-bondong mengakui kehebatannya. “atas izin Allah”.

                Bercita-citalah untuk akhirat, maka dunia adalah bonus. So PeDe aja lagi dengan cita-cita “seorang hamba”, sebelum seorang dokter, dosen,politisi atau status sosial apapun. Maka jadilah orang yang pertama kali menyampaikan prinsip ini sebelum engkau menjadi apapun. Seantusias saya mengajakmu melihat hamparan sungai tebing dan padang rumput puncang mangunan di musim penghujan.
  




EmoticonEmoticon

Laman