Tentang
cita-citamu?.
Pede aja
lagi..
*
yusuf malik salim
Pagi itu adalah pagi dari salah satu pagi musim
kemarau tahun ini. Rumput-rumput sudah berwarna coklat lembut menanti tetsan
hujan untuk kembali hijau dengan izin Alloh. Teman-temanku sudah beraktivitas
sejak pukul 03.30 dini hari waktu bukit mangunan. Mereka sahalat malam
berjamaah ditutup witir, dilanjutkan tilawah alquran sampai waktu subuh tiba.
Setelah subuh ditemani zikir alma’sturat kami berjalan menuju puncak bukit.
Berlari kami ditemani pohon-pohon endemic yang berguguran daunnya. Sesampainya
dipuncak adalah saatnya kami menggembalakan pandangan (ben gak liar cah), menikmati jauh di bawah sana menghampar
perpaduan apik lekukan sungai tebing yang bidang, lumut hijau yang manja dibelai
aliran air jernih membuat sungai tampak cantik, padang rumput kering coklat di
sepanjang tebing tampak serasi berpadu dengan warna hitam bebatuan lava beku
yang mengkilap kalem. Saya ingin
kembali ke sini ketika musim hujan datang, tentu bersama kalian yang belum
pernah kesana dan kalian ingin kembali lagi kesana disaat musim kemaru sudah
tiba. ya, destinasi yang saya ceritakan ini kebun buah mangunan, imogiri,
bantul.
Di bukit itu lagi-lagi kami secara alamiah
bercerita tentang cita-cita. Layaknya pagi-pagi kami yang lain, penuh dengan
cita-cita. Sebenarnya ingin sehari saja kami tidak memikirkan cita-cita. Namun
keberadaan kami seperti sudah diseting untuk selalu dalam pembicaraan yang
mnyenagkan itu. Membicarakan cita-cita. Contoh kecilnya adalah ingin sekali
saya kembali kebukit mangunang bersama kalian untuk menggembalakan pandangan menikmati lukisan
Allah yang super keren tersebut.
Ujuk-ujuk cerita tapi belum kenalan, kenalan dulu ya?. Yang nulis ini namanya
Yusuf Malik di kampong halaman dipanggin Cholis. He he. (Yang nak protes payo ke makartijaya). Staff media UKMF Jm Al Ishlah
(jamaish) tahun 2011-2012. Kami yang saya maksud dari tadi adalah teman-teman
jamaish. Saya sama dengan yang lainnya secara pribadi mendapat amanah dari
orang tua untuk berbaik hati kepada mereka. Berangkat ke kampus berbekal
informasi seadanya, meraba-raba kemudian berusaha memahami dunia kampus yang
ideal. Dari sanalah kami menyebut kampus itu seperti apa yang kami raba.
Pergi ke bukit ngelanggran adalah salah satu
agenda yang kami warisi secara turun temurun. Entah muslihat apa yang direncanakan para senior tentang kami.
Sehingga dimanapun kami pergi selalu keluar ide untuk diceritakan sesama teman
penggemar cita-cita. Senior kami bilang, “kalian adalah satu kelompok yang
strategis buat membicarakan cita-cita orang banyak”. Betapa mengerikan, sedang
kami waktu itu adalah bocah ingusan, polos, lugu plus suka menghayal. Haha aku ki gampang diapusi.
Banyak dari kami yang kemudian berusaha melihat
realitas yang terjadi dilapangan. Kerasnya persaingan mendapatkan pekerjaan.
Pertarungan politik karir di balik meja para profesial. Standar hidup yang
menuntut setiap orang mengiris lidah sendiri untuk sekedar menikmati gurih-gurih
asin darah sendiri. menganggap senior kami tidak masuk akal dan kurang kerjaan.
Berkutatlah teman-teman kami dengan bangku kuliah yang tidak ada seperempat
dari 24 jm yang allah sediakan dalam sehari.
Nek di piker betul ding “masa paling indah, kisah kasih disekolah”.
Ini mungkin mewakili mewakili cita-cita yang saya
maksud.
Senior kami bilang, kami adalah manusia yang
diciptakan bukan tanpa tujuan. Penciptaan segala sesuatu yang disekitar kita tidak
terjadi secara kebetulan atau tiba-tiba. rasa sakit, senang, haru, pasti
memiliki sebab. Nyamuk ada ternyata karena ia adalah makanan kesukaan cicak.
Pernah berfikir nyamuk itu makhluk yang bisa terbang, sedangkan predatornya
adalah cicak yang untuk berjalan dia harus merayap(tidak bisa terbang). Namun
kita semua sepakat bahwa BBC tidak pernah mengabarkan kepada dunia tentang
berita busung lapar di negeri cicak. Artinya kehidupan kita antara matahari
terbit dan tenggelam itu ada yang mengatur dan menjamin.
Coba baca syair lagu anak-anak ini:
Cicak-cicak di dinding,
Diam-diam merayap
Dating seekor nyamuk
Hap langsung langsung ditangkap.
Cicak nangkap nyamuk ngak jatuh
apa?. Kan nangkap itu pakai tangan. Just
guyon…
Salah
satu pelajaran dari ayat 4 surah al-balad yang terjemahan ayatnya “sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam susah payah. Maksud “susah payah ” disini
adalah manusia itu akan sesalu dalam persoalan. Untuk apa persoalan ini
dihadirkan?. Untuk diambil pelajaran dan mengingatkan kita sebagai makhluk
bukan kholid. Makanya kita selalu dalam persoalan, benar ?. kalau kita ini
seorang hamba berarti kita memeliki tempat untuk meminta pertolongan dalam
urusan menyelesaikan persoalan. Jika demikan maka wajar jika dalam hidup ini
sellau ada optimisme dan harapan (cita-cita) (al-ahqaf : 3).
Kita
sepakat bahwa jenis makhluk yang seperti ita ini adalah manusia. Di diatas kita
sudah Clear bahwa kita ada karena ada yang menciptakan, bukan terjadi tanpa
permulaan atau secara kebetulan. Siapa yang ciptakan kita dia memperkenalkan
dirinya dalam surat Al-qosos : 30. Dia bilang seperti ni. Ya musa, sesungguhnya
aku adalah Allah tuhan semesta alam. Siapa yang ciptakan kita ?. ALLAH.
Kenapa
Allah ciptakan kita ?. jawabanya ada di surah Azzariyat :56, dalam
penjelasannya penciptaan manusia adalah untuk mengabdi kepadanya. Jika kita
disuruh bapak pergi kepasar untuk beli ikan, maka kita akan membelikan ikan
yang paling segar, jenis ikan kesukaan bapak, benar?. Jika kita diciptakan Allah untuk menjadi
seorang hamba, tentu kita akan menjadi hamba yang terbaik?.
Nah
ini cita-cita yang sering kami perbincangkan setiap kesempatan. Bagaimana cara
menjadi hamba yang baik ?. kami di minta selalu membuka al-quran setiap hari
target nya tilawah dalam sehari satu jus. Kerenkan. Ada warga Negara yang
melakukan kajian kitab undang-undang sesering yang umat islam lakukan. Tidak
ada?. Karena mereka tidak memiliki cinta sepadan dengan cintanya umat islam
terhadap kitabnya alquran. Kerenkan. ?
Menjadi
hamba yang baik adalah mengusahakan dunia untuk mengkampayekan bahwa kita
adalah hamba. Yang tidak akan berlarut
dalam sedih karena gagal dan tidak akan sombong jika berhasil mengusahakan
dunia. Tidak marah ketika mendapi dirinya merugi, dan tidak terlena ketika
dalam keuntungan yang besar. Karena hakekatnya segala persoaalan dari Allah dan
dia yang menyelesaikan.
Begitulah
aku melihat orang disekelilingku, mereka melakukan aktifitas dunia sama dengan
yang lainnya, bahkan sering terlihat lebih keras. Mereka juga melakukan amalan
ritus-ritus penyembahan kepada Allah. Lebih keras dan lebih disiplin. Urusan
dunia mereka tidak melenakan dari ritus penyembahan sebagai hamba. Meski sekali
waktu terlihat ada yang lena karena kesibukan atau kerena waktu yang terlalu
luang.
Ini jawaban seorang teman ketika ditanya, kenapa
dia melakukan aktivitas pendakian, dia tidak punya alat. Kemudian dia menyewa
di took yang menyediakan. Kemudian melakukan aktivitas fisik sebelum melakukan
pendakian. Menabung beberapa rupiah, menyelesaikan urusan organisasi sebelum
ditinggal dalam waktu 2 hari pendakian. (sangat serius dalam urusan dunia
“pendakian”). Ketika naik kami harus menembus gelapnya malam, tahu? Dia
menawarkan untuk didepan . tahu resikonya sebagai orang yang baru pertama
mendaki. Jatuh kedalam jurang atau yang lebih kecil dari itu. Ini jawabannya
ketika kutanya kenapa dia mau melakukan aktifitas pendakian.
Dengan naik gunung aku akan ingat tentang
kebesaran Allah yang menciptakan gunung. Dengan sampainya saya kepuncak gunung.
Maka aku yakin dalam logika manusia hal yang tidak mungkin, akan sangat mungkin
jika allah menghendaki. Manusia itu kalau dilihat dari atas gunung akan
terlihat seperti upil. Ya kan?. Tapi atas kehendak allah dia mampu berdiri
diatas puncak gunung dengan hanya mendaki. “gunung ada di bawah telapak
kakiku”.
Secara alamiah kita akan mengatakan bahwa dia
adalah pendaki yang keren. Karena berhasil meletakkan gunung dibawah telapak
kakinya. Ya itu menurutku bonus dari allah. Dunia berbondong-bondong mengakui
kehebatannya. “atas izin Allah”.
Bercita-citalah
untuk akhirat, maka dunia adalah bonus. So PeDe aja lagi dengan cita-cita
“seorang hamba”, sebelum seorang dokter, dosen,politisi atau status sosial
apapun. Maka jadilah orang yang pertama kali menyampaikan prinsip ini sebelum
engkau menjadi apapun. Seantusias saya mengajakmu melihat hamparan sungai
tebing dan padang rumput puncang mangunan di musim penghujan.
EmoticonEmoticon