Sabtu, 05 Februari 2011

Mewariskan Kata

Tags


Oleh Triyanto Puspito Nugroho
Ketika Longstride dipenggal oleh pasukan Inggris di depan mata Robin, Ia tidak mewariskan pedang atau pun harta untuk putranya. Tetapi Ia hanya mewariskan sebuah kalimat, yang terukir di bawah batu monument yang Ia bangun untuk menentang kediktatoran dan terkubur selama puluhan tahun. “Rise and rise again, until lambs become lions”, begitu bunyi kalimat itu.



Selang puluhan tahun kemudian, Robin yang telah manyamar sebagai Robert Loxley, menemukan kembali batu monument itu. Dan persis dengan ayahnya untuk menentang diktator, Robin pun menentang otoriter Raja Inggris dan mempersatukan Inggris untuk mempertahankan wilayah dari serbuan pasukan Prancis.



Itulah yang digambarkan dalam film Hollywood yang berkisah tentang legenda pahlawan Inggris, Robin Hood.

Manusia ialah mahkluk lemah yang selalu terbawa arus waktu. Tak ada yang abadi dari seorang manusia. Ia berjuang dengan keras selama hidupnya, mengumpulkan emas yang bertumpuk-tumpuk, mempunyai nama besar dan akhirnya berakhir pada lubang dua kali tiga mater.



Manusia satu mati, kemudian diganti oleh kehadiran manusia baru lainnya.



Tetapi sejarah manusia bukanlah sejarah secara individu semata. Sejarah manusia ialah sejarah generasi. Memang dalam satu generasi akan muncul orang-orang yang menonjol, yang bertindak sebagai pahlawan. Seperti Robin Longstride, prajurit pemanah biasa yang tiba-tiba menjadi tokoh pemersatu Inggris melawan Prancis (walaupun pada akhirnya dengan “kebijakan” Raja, Ia menjadi buronan seantero Inggris). Tetapi Robin hanyalah tokoh dari generasi Inggris yang mempunyai kesadaran “demokratis” untuk menentang kediktatoran seorang raja.



Karena adanya regenerasi itulah manusia kemudian akan mempunyai kecenderungan untuk mewariskan sesuatu kepada generasi berikutnya. Dengan begitulah maka sejarah akan terbentuk.



Apakah yang pantas untuk diwariskan kepada generasi berikutnya ? Banyak sekali orang yang mewariskan hartanya untuk putra-putranya, tetapi harta itu malah akan habis ditangan putranya itu sendiri. Banyak kejadian orang mewariskan kekuasaan, tetapi dengan itu tidak sedikit pula yang menimbulkan perpecahan dan perang saudara.



Serupa pohon

Daun-daun adalah kita

Putik-putiknya adalah kata

Daun berganti daun

Putik berganti buah



Sajak dari Indrian Koto ini mengingatkan kita akan satu hal. Bahwa materi pada generasi saat ini hanya akan berganti materi pada generasi berikutnya. Materi yang berujung kefanaan. Tetapi kata, pesan, atau bahkan nasehat, akan bertumbuh dan berkembang. Laksana putik yang akan berganti dengan buah.



Mungkin harta ataupun kekuasaan yang kita wariskan, tak ada gunanya untuk menjawab tantangan generasi berikutnya. Atau malah bisa jadi kita tak mewariskan keberhasilan dan membuat keadaan pada generasi selanjutnya malah tambah kacau dan amburadul.



Tapi, sama dengan Longstride Sr. yang mewariskan semangat untuk tak kenal menyerah kepada Robin. “Rise and rise again, until lambs become lions”, yang dengan “kata” itu Robin mampu menjadi penyelamat di kala Inggris berada di titik gentingnya.



Ya, kita hanya mampu mewariskan “kata”. Maka berkatalah untuk generai berikutnya. Karena bisa jadi “kata” adalah awal dari segala sesuatu. Awal dari yang buruk menjadi lebih baik. Awal dari sejarah satu generasi. Seperti yang disampaikan Subagyo Sastrowardoyo bahwa “awal mula adalah kata, jagad tersusun dari kata, dibalik itu hanyalah ruang kosong dan angin pagi”.


EmoticonEmoticon

Laman