Jumat, 04 Februari 2011

Bantul km 9,5

Tags

Sabtu kemarin baru saja kami travelling bareng PH, atau kami namai agenda "Bantul km 9,5".

Alhamdulillah hari itu adalah travelling kedua kami, setelah sebelumnya kami sempat silaturahim ke rumah saudari kami, ukhti aulia.

Jarang memang kami bisa meluangkan waktu bersama, bahkan dua kali travelling kami belum bisa dihadiri oleh semua PH. ada yang sedang mudik, sakit, dan ada pula yang sedang ada agenda.

Tapi bagaimanapun kondisi saat itu, travelling PH tetap berjalan dengan penuh tawa.



Tujuan pertama kami adalah kediaman ukhti pipin.

Disana kami disambut dengan hidangan kue bolu, bakwan jagung, kacang, dan tentu tak lupa dengan hadirnya teh manis hangat. (Alhamdulillah, tanda-tanda kehidupan)

Subhanalla, rugi deh buat PH yang gax bisa ikut...



Tapi buka itu poin utamanya, ada hal yang lebih penting dari sekedar makanan yang sekali lahap langsung habis. (Apalagi yang ikhwan sedang menderita kelaparan)

Travelling ini sedikit menunjukkan kesoliddan kami, khususnya diawal-awal kepengurusan 2011. Jika kata ukhti suryati, kepengurusan 2011 terlalu solid, hehehe.. (Afwan ukh, sedikit mengutip kata-kata anti). Tapi memang benar, mulai dari yang ikhwan sampai yang akhwat, kami rasa sangat akrab dan solid. Jadi ini meripakan modal yang cukup untuk mengarungi kepengurusan satu tahun kedepan.



Dalam travelling kami ini, atau wisata kuliner kami (Kata akh, ahda) akmi juga sempat membahas terkait evaluasi ketika di kepengurusan 2010, membahas tentang jargon kami, dan yang paling utama terkait visi dan misi Kepengurusan 2011.

Alhamdulillah, sedikit namun berisi, dalam bahasan kami ini terdapat beberapa poin tentang inklusif-eksklusif. Tentunya ini juga tidak terlepas dari sikap dan tingkah laku para pengurus saat berada atau di luar lingkungan kampus yang terkesan berbeda.

Jika direnungi, memang telah terjadi demikian, oleh karenannya kita juga mulai mencoba mengusung jargon "BERSAMA, KITA KELUARGA" meski belum disepakati, tapi diharapkan konsep keluarga disini mampu mengkontruski pemikiran kami, untuk tidak terkesan eksklusif.

Jamais, atau Jama'ah Al-ishlah adalah suatu lembaga yang sesungguhnya tidak eksklusif, namun hanya oknum atau orang-orang di dalamnya yang terkesan demikian. Koreksi diri inilah yang diharapkan akan membawa perubahan bagi kepengurusan 2011.



Dzuhur pun datang, saatnya kami shalat.

pasca halat dzuhur kami sempat sedikit melanjutkan pembicaraan kami ini dan tak selang lama, ayam goreng beserta teman-temannya datang menghampiri kami yang sedang fokus berbicara tentang visi misi kami.

Alhamdulillah, akh wira dan akh rakhyan gax jadi kelaparan. ^_^



Oya ada cerita sedikit tentang kah panca dan akh risang.

Saat kami berangkat menuju kediaman ukh pipin, mereka tertinggal karena sedang membeli bensin.

Kami fikir, beliau akan segera sampai ditempat tapi ternyata mereka malah tersesat sampai hampir ke pantai parangtritis. (kasihan banget sih.... hehehe)

Hmmmmmmmm, eh malah semapat-sempatnya saat mereka tersesat mampir ke butik buat beli baju batik. (Duuuuhh akh risang, gax tahu po banyak makanan di rumah ukh pipin?)



Kembali kecerita. Setelah kami telah menyelesaikan santap siang, kami pun melanjutkan travelling kami ke kediaman pembina Jamais, Pak Mustofa , S.Pd,. Alhamdulillah, tak sampai satu jam kami sampai di kediaman beliau.

Tak berbeda dengan saat dirumah ikh pipin, kami juga disambut baik oleh pak mustofa sekeluarga, apalagi dengan hadirnya anak-anak pak mustifa yang lucu-lucu lagi riang. (Gax kaya akh wira yang sudah muda)



Disana, kami juga membahas terkait evaluasi kepengurusan sebelumnya. Ada hal menarik dalam pembahasan kami, dimana saat ini dibutuhkan seorang kader yang ga cuma pinter ceramah tentang Islam saja, tapi saat ini dibutuhkan seorang aktivis dakwah yang berprestasi, atau bahkan bisa menjadi asisten dosen, dan hisa membantu dosen dalam penelitiannya. Sehingga, aktivis dakwah gax cuma datang ke ruang dosen untuk sekedar minta tanda tangan dan meminta sumbangan untuk agenda lembaga dakwah. Tpai, aktivis dakwah juga harus mampu berprestasi dalam hal akademik. Inilah pesan yang disampaikan oleh pak mustofa pada kami.

Semoga pesan ini pula yang akan membawa perubahan besar dalam lembaga dakwah kami, dan khususnya kepada para pengursunya, agar gax cuma sibuk buat acara-acara seminar, atau tarining-training tapi hasilnya tidak menunjang hal akademik.

Akademik dan organisasi khususnya organisasi seperti Jamais ini, harus bisa berjalan beriringan, sehingga tidak terjadi berat sebelah yang akhirnya menjadikan negatif bagi lembaga dakwah tersebut. Seorang aktivis juga harus mampu berprestasi dalam bidang akademik, karena ini hal yan sangat mungkin. Jangan sampai gara-gara dakwah, kuliah kita terabaikan.

Kita sudah berada dalam jalur yang benar, jalan yang insyaAllah diridhai oleh Allah, oleh karennya kita juga harus mampumemanfaatkan ini untuk mampu berprestasi dalam hal akademik.



Semoga coretan ini bisa memberikan inspirasi pada kita sekalian.

(Rakhyan)


EmoticonEmoticon

Laman