Jumat, 22 Oktober 2010

Menulis dan Dakwah

Tags

Bagi sebagian orang ada yang mengaplikasikan aktivitas menulisnya juga sebagai aktivitas dakwahnya. Dakwah bi qallam..dakwah lewat tulisan karena terkadang tulisan memberikan energi tersendiri dibandingkan dengan lisan secara langsung, sebagaimana yang pernah Nabi saw sabdakan: Sesungguhnya sebagian dari penjelasan (tulisan) itu benar-benar sihir. (HR Bukhari). Menulis merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampang dilakukan dari sisi lahiriyah yang hanya melibatkan anggota badan, mata, dan tangan. Akan tetapi sangat susah untuk urusan menghimpun dan menyampaikan sebuah ide secara lugas dan tuntas dengan didukung oleh opini yang rasional dan bukti-bukti yang aktual.”Tak ada resep yang lebih baik menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga ””Seringkali yang membuat pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang. Sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran.”Begitulah ustad Fauzil Adhim mencoba memotivasi kita untuk berdakwah lewat tulisan.Ada banyak faktor yang mempengaruhi sehingga orang tidak suka menulis dan tidak terbiasa menulis. Yang pertama adalah skill, dalam arti kemampuan dan ketrampilan menulis yang lemah. Jangan dikira menulis tidak memerlukan ketrampilan, asal coret saja sudah jadi. Tidak, yang sebenarnya tidak demikian. Dalam menulis ada keterlibatan unsur kognitif dan psikomotor, bahkan afektif. Unsur kognitif memang menonjol, maka orang yang tidak banyak ilmu tidak akan dapat menulis. Padahal bangunan ilmu yang tersusun di dalam otak kita terbentuk dalam waktu yang lama, maka sangat beralasan kalau banyak orang berkelit tak pandai menulis. Disamping tingkat keilmuan yang rendah, masalah skill dalam menulis yang lemah menyebabkan orang-orang pintar tidak suka menulis.Faktor berikutnya yakni kemauan atau keinginan. Banyak orang yang kemauannya untuk melakukan sesuatu pekerjaan sangat lemah atau tidak ada sama sekali, karena tidak mengerti manfaat perkerjaan itu. Banyak orang yang malas berdakwah karena tidak faham manfaatnya. Padahal dengan dakwah inilah kita dapat menyelamatkan ribuan, jutaan, bahkan milyaran jiwa dari siksa api neraka. Sehingga Allah sendiri menilai dakwah sebagai pekerjaan yang paling mulia (QS 41: 33)*. Begitu juga menulis, banyak orang tidak mau menulis karena tidak faham manfaat menulis. Padahal jelas dalam dunia dakwah, menulis itu bagian dari dakwah dan membaca itu termasuk kelompok orang yang didakwahi. Anggapan bahwa membaca itu lebih ringan daripada menulis. Hingga banyak orang yang suka membaca tapi tangan terasa kaku ketika harus menggorekan tinta. Bukankah jika sudah begini dakwah tidak akan berjalan, karena ilmu yang kita dapat dari membaca tidak tersampaikan kepada umat yang lain. Manfaat menulis yang lain adalah untuk menyampaikan informasi, berita, peringatan dan sejenisnya. Tapi kalau kita sudah melangkah dalam tataran menyampaikan berita, itu sudah merupakan satu langkah yang indah. Langkah berikutnya akan lebih mudah. Rasulullah saw mengingatkan bahwa kalau kita mengamalkan suatu ilmu, maka Allah akan membukakan ilmu-ilmu baru. Nah, kan? Nggak mau menulis, maka nggak akan dibukakan ilmu-ilmu baru yang terkait dengan tulis menulis.Menulis juga merupakan salah satu cara untuk mempengaruhi opini orang lain. Baik dalam bentuk media cetak maupun elektronik, menulis sama-sama memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mengubah pola pikir orang yang membacanya. Maka tidaklah mengherankan bila Rasulullah saw bersabda seperti dalam hadist yang dikutip di atas. Penjelasan dalam bentuk tulisan juga dapat menjadi sihir yang dapat membelokkan pikiran orang lain. Lihatlah kekuatan Al Qur’an yang telah berhasil membelokkan manusia dari jalan sesat menuju jalan yang benar.Demikian dahsyatnya kekuatan tulisan untuk mempengaruhi orang lain, maka sebaiknya mulai sekarang tanamkan kebiasaan menulis untuk mempengaruhi banyak orang agar berakhlak mulia. Untuk para da’i (calon da’i) jangan hanya bicara, tetapi juga menulis-lah. Kata-kata hanya mempengaruhi sebagian orang yang mendengar, karena kata-kata akan hilang seiring dengan berhentinya ucapan namun, tulisan dapat mempengaruhi jutaan orang yang membacanya dari generasi ke generasi karena tulisan akan terdokumentasi sampai akhir jaman. Bayangkan jika dahulu Al-Qur’an tak ditulis kemudian tak dibukukan?Last but not least, bagi penulisnya sendiri, menulis itu merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Orang yang menulis disamping mengajar orang lain, dalam proses penulisan itu dia juga akan banyak belajar. Banyak baca buku referensi, Al Qur’an, Al Hadist dll. Maka tidak heran disamping menjadikan orang lain menjadi pintar dia sendiri akan semakin bertambah pintar.Semangat menulis...!!!


EmoticonEmoticon

Laman