Jumat, 22 Oktober 2010

CANDU ITU BERNAMA FACEBOOK

Tags

“Bermain” facebook adalah salah satu aktivitas di dunia maya yang sangat menyenangkan, dan banyak digandrungi banyak kalangan. Mulai dari muda, tua, pelajar, mahasiswa, bahkan sampai para tholabul’ilmi yang notabene telah banyak menuntut ilmu agama dari majelis-majelis.Facebook itu sendiri adalah situs jejaring sosial yang populer sejak tahun 2000-an. Dengan berbagai fasilitas yang ada disana seperti chatting, akan semakin memudahkan seseorang untuk berkomunikasi. Hukum bermain facebook sendiri sebenarnya adalah mubah (diperbolehkan) tapi tentunya harus berpegang pada mashahat dan mafsadah-nya. Facebook dengan berbagai fasilitas yang tersedia dan juga dengan waktu luang yang ada seringkali menjadi musibah besar bagi tiap muslim/-ah. Apalagi, terhadap para tholabul’ilmi, hal ini dikarenakan fitnah yang luar biasa besar yang ditimbulkan oleh facebook itu sendiri. Dengan kesendirian saat berfacebook ria merupakan ladang bagi syetan untuk menggoda anak manusia agar terjebak ke dalam perangkapnya. Mulai dari ladang “dakwah”, sekedar mempererat tali silaturahim/ukhuwah, sampi terdengar kata “just kill the time”, merupakan pembelaan diri yang sering dijadikan tameng apabila mulai dtang kesadaran diri atas dosa yang dilakukan, ataupun saat nasehat dari sesama ikhwah menghampiri.Berbagai syubhat yang dikeluarkan demi membela diri, bahkan tak jarang sering terlontar hal-hal yang bertentangan dengan agama yang mulia ini, ISLAM. Padahal beberapa dari mereka adalah tholabul ‘ilmi, para ikhwah yang diharapkan dengan kehadirannya dapat memperkokoh simpul ISLAM. Namun, bila “cinta telah melekat, tahi ayampun terasa coklat.!!” . Saat facebook sudah menjadi sesuatu yang dicintai (hobby), maka segala sesuatu tidak akan digubris meskipun itu sunnah sekalipun.Facebook bisa dikategorikan sebagai candu, karena candu itu sendiri mengacu pada menyukai sesuatu yang negatif. Jadi, walaupun sebenarnya facebooker yang tahu bahwa yang ia lakukan adalah salah, sangat sulit untuk melepaskan diri dari hal yang haram tersebut. Lain dengan pecandu narkoba, yang juga sulit melepaskan diri dari barang yang satu ini akan tetapi mereka paham akan tingkat keharamannya. Maka, para pecandu narkoba sudah tahu yang mereka lakukan adalah dosa, biasanya akan ada niat –Bi’idznillah- untuk bertobat. Berbeda dengan para facebooker, karena yang mereka konsumsi pada dasarnya adalah mubah, maka harapan untuk bertaubatpun biasanya jarang “hinggap” pada diri mereka. Meskipun setidaknya, banyak juga yang sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan tapi, masih sulit melepaskan diri dari aktivitas yang satu ini. Maka tak heran, kalau FB dikatakan sebagai “candu” yang harus segera diobati, kalau masih bisa dilakukan pencegahan pada mereka yang masih belum terkena “penyakit” yang satu ini.Dakwah adalah salah satu hal yang sangat mulia dalam agama ini. Berdakwah itu sendiri artinya menyampaikan sesuatu pada seseorang atau banyak orang mengenai dien yang sesuai dengan sunnah tentunya. Tapi, terkadang niat baik ini sering diiringi dengan kurangnya ilmu tentang fiqih dakwah, yaitu cara penyampaian pada mad’u (objek dakwah). Cara penyampaian dan apa yang disampaikan oleh da’i haruslh sesuai dengan kondisi si mad’u. Kalaulah si mad’u lawan jenis maka bersiaplah menghadapi fitnah hati. Apalagi, kalau penyampaiannya bukan dalam forum resmi seperti dalam majelis ‘ilm. Jika banyak mudharatnya, lebih baik dihindari karena fitnah hati selalu mengintai tiap kali berbicara dengan lawan jenis. Resiko apalagi yang lebih besar menimpa kaum manusia, lebih-lebih bagi yang belum menikah selain fitnah hati.Lantas, adakah yang dakwah di dunia maya terutama FB? Jawabannya, Ada ! bahkan Banyak!!! Dan sebagian ikhwah yang besar ghirahnya dalam berdakwah, banyak yang terjebak dalam besarnya ghiah dakwah namun, sedikit pemahaman tentang fiqih dakwah. Pada dasarnya, tiap program yang disediakan dalam facebook tidak akan terlepas dari ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan) apalagi program chatting yang terdapat di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri akan sering didapati kejadian “berdakwah” dengan lawan jenis melalui status-koment, atau tulisan-tulisan lainnya. Sehingga, hal ini sangat memicu bakal terjadinya “sad ending”, yaitu zina hati, atau yang lebih parah lagi al-isyq alias jatuh hati. Nahlo...!!!!! Kenapa hal ini bisa terjadi? Ya bisa saja..!! karena, bisa jadi si da’i/-ah yang awalnya mungkin saja berniat dakwah maya hanya dengan teman sesama jenis tapi yang sering terjadi si mad’u malah lawan jenis. Dari sinilah rasa simpati bisa bermula karena seringnya curhat illegal yang terkadang terlalu kebablasan, atau kata-kata yang sangat cair, atau biasanya guyonan yang tak beraturan... T_T. Ingat pepatah wong jowo atau jawa (versi-ngapaknya) “witing tresno jalaran soko kulino” maka dari keseringan koment-koment-an status akan timbul-lah fitnah hati. Ingat-ingat kembali pesen aa gym yukzz...yang mengatakanJagalah hati jangan kau nodaiJagalah hati jangan kotori..Ya...jagalah hati karena ia adalah lentera hidup ini, dirawat jangan sampai rusak, jangan sampai zina, jangan sampai kena virus fitnah.Bukankah Rasul sendiri pernah mewanti-wanti kita untuk menjaga hati, karena kalo hati rusak maka rusak pula-lah seluruh tubuh ini..

Keep istiqomah kawan...!!!!


EmoticonEmoticon

Laman