Jumat, 06 Januari 2012

Paradigma Kaderisasi “Kaderisasi tiada henti”

Tags

Oleh Rakhyan Risnu Sasongko
Sehebat apapun sebuah gerakan atau organisasi jika tidak memiliki kaderisasi yang baik, maka akan menjadi sebuah bom waktu yang siap meledak kapanpun. Kita sama-sama tahu bahwa usia manusia itu terus bertambah, dan semakin bertambahnya usia seseorang maka dia akan semakin renta dan kemudian mati. Hilang...!! punah...!! ketika sebuah gerakan atau organisasi itu tidak memiliki kaderisasi yang baik. Kaderisasi itu bukan dalam rangka open rekrutmen saja atau ngajak orang gabung kemudian terserah dia selanjutnya mau ngapain. Sekali lagi bukan itu kaderasi.

Setiap organisasi (mari kita samakan saja organisasi) pasti membutuhkan sebuah kaderisasi untuk menciptakan generasi-generasi muda yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan kita. Sehingga membutuhkan sebuah kepercayaan dari seorang senior kepada juniornya untuk turut berkontribusi dalam menjalankan tujuan organisasi. Bukankah itu kita ini pasti akan ada masanya untuk usai dari jabatan kita. Seotoriter atau selama apapun seseorang – misalnya saja penguasa Korea Utara, Kim Jong-il yang kini telah tutp usia. Dia telah mempersiapkan putra mahkotanya Kim Jong-un untuk menggantikannya. Telah lama sebelum Kim Jong-il tutp usia, dia telah mempersiapkan Kim Jong-un sebagai penggantinya dengan memberikan baginya untuk dapat mengabdi bagi negaranya. Begitu juga Muammar Gaddafi, penguasa yang telah digulingkan. Dia juga telah mempersiapkan putra mahkotanya untuk menggantikannya kelak. – ini bukti pentingnya kaderisasi. Mungkin yang terpikirkan setelah membaca cintoh yang saya berikan ini tidak menunjukkan contoh organisasinya, tapi dua contoh di atas menunjukkan bahwa kaderiasi itu sangatlah penting.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kaderisasi berarti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Dalam kehidupan kampus, kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader yang bisa menggerakkan organisasi, himpunan, ataupun kelompok dengan kepentingan masing-masing agar dapat terus berkembang. Rasulullah Muhammad saw merupakan contoh pemimpin luar biasa yang sangat layak kita contoh sistem kaderisasinya. Melalui tangan dingin nya pengaruh islam menyebar keseluruh pelosok dunia hanya dalam tempo 23 tahun sejak kerasulannya. Sebut saja Umar bin Khattab, ketika menjadi khalifah pengaruh islam semakin kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah kekuasaan islam saat itu. Daerah kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi Palestina, Suriah, Iran, dan Turki tak luput dari penguasaan umat islam. Lalu bagaimana dengan kita? Sudah sesiap apa kita mempersiapkan kaderisasi untuk organisasi kita? Pertanyaan itu, silahkan dijawab sendiri dalam hati pembaca sekalian.

Allah telah menyampaikan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 110 tentang umat terbaik. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”  Jelas Allah di sini menyeru agar kita mempersiapkan pengganti atau penerus estafet kepemimpinan kita adalah mereka yang terbaik, sosok yang memiliki keimanan yang kuat, dia yang siap untuk dapat menyeru yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Sehingga membutuhkan sebuah manajerial yang baik, yang disiapkan dengan sungguh-sungguh. Bukan asal rekrut, asal bina, asal pantau, dan asal dikaryakan. Atau bahkan ekstrimnya, yang penting ada orang yang melanjutkan. Inilah sebuah kemalasan, hal yang sangat bertentangan dengan Islam. Rasulullah telah mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu hal khususnya kaderiasi selalu teratur dan terencana. Allah telah memberikan sebuah kuncinya dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaf ayat 4 “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Disinilah dibutuhkan ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar kaderisasi tetap berlangsung. Jika manajemen organisasinya buruk, maka akan dapat dipastikan sistem kaderiasinya juga akan mengalami kelumpuhan. Lumpuh berarti akan lemah dan kader-kader yang disiapkan memiliki kualitas yang buruk pula. Rujukannya adalah Rasulullah, beliau telah memberikan banyak bukti bagaimana kaderisasinya untuk dapat menciptakan penerus risalah Islam pasca beliau. Karena dakwah Islam bukan hanya seumur jagung, yang hilang pasca panennya. Tapi panjang dan jauh melebihi usia para pembawa risalahnya. Sehingga membutuhkan kaderisasi yang terencana dan matang dalam konsepnya.

Semoga yang sedikit ini dapat memberikan motivasi bagi kita untuk senantiasa mempersiapkan segala sesuatu khususnya kaderiasi dengan matang dan terencana. Memastikan diri untuk dapat mempersembahkan yang terbaik bagi organisasi yang kita naungi. Kita bisa mencontoh para pembuat film-film barat seperti misalnya Harry Poter, Avatar, Fast Five a.k.a Fast & Furious 5-The Rio Heist, dan masih banyak lagi. Kesamaan dari film-film ini adalah tentang keseriusan dan totalitas dalam penggarapannya. Tak peduli seberapapun uang yang dikeluarkan, yang terpenting adalah hasilnya memuaskan dan penonton dapat menikmati dan puas dengan hasilnya. Dan itu terbukti, berapa juta penggemar film-film yang dicontohkan di atas dari seluruh dunia? Jutaan... hal ini yang seharusnya dapat menjadikan motvasi bagi kita dalam totalitas dan kesungguhan dalam manajemen organisasi khususnya pengkaderan. Semangat ini yang seharusnya kita contoh, karena semangat ini pula yang akan kita wariskan pada adik-adik kita nanti untuk melanjutkan estafet kepemimpinan kita.

Wallahualam bi shawab


EmoticonEmoticon

Laman