Oleh Rakhyan Risnu Sasongko
beberapa hari ini sering menerima curhatan tentang pacaran. saya jadi teringat beberapa tahun sebelum ini, ketika sang play boy ini tak kenal lelah mencari peneman hati. membuatku menjadi teringat dengan sahabat-sahabatku di sebuah organisasi MAN dahulu. cerita banyak hal, ujung-ujungnya adalah menceritakan tentang teman-teman putri yang memikat hati. kadang tak sadar, hati ini jadi sakit dan membuat hubungan persahabatan jadi renggang hanya karena pacar. menyesal? mungkin iya.
mungkin saja menyesal...!!!
sebuah masa yang sangat berharga bagiku. menjalani keseharian sebagai seorang pelajar dan layaknya suami. memikirkan sekolah, organisasi, pun juga harus memikirkan pacar. bagiku sekarang hal ini sangatlah melelahkan. terkadang banyak berbagai macam alasan muncul untuk memiliki pasangan sebelum menikah. mulai dari mencari motivasi, teman berbagi suka-cita, persiapan sebelum menikah, dll. tapi tahukah kita? alasan untuk tidak pacaran jauh lebih banyak.
belum juga menjadi pasangan yang resmi dengan ikatan pernikahan, si-dia sudah minta ini dan itu. dekat dengan lawan jenis sebentar saja, padahal karena sebuah tugas sekolah atau organisasi membuat si-dia jadi cemburu, kemudian marah-marah dan mengancam putus. so, apa yang akan dilakukan oleh pasangannya? tak jarang dari mereka memilih mengalah dan menuruti permintaan pasangannya. "rugi donk putus, padahal sudah banyak modal yang sudah dikeluarin untuk dia" hehe... terkadang mengingat hal semacam ini di masa lalu, membuat aku jadi tersenyum, kadang tertawa, bahkan ketika di saat tertentu menjadi menangis. aku sangat menyesal...!!! sudikah calon istriku nanti rela menerima aku yang dulu telah menambatkan hati pada pelabuhan yang kelam?
bagiku ini masa lalu dan sekarang saatnya menata masa depan yang lebih cerah. sekali lagi, banyak alasan untuk tidak pacaran daripada memilih untuk pacaran. "sibukkan dirimu dalam urusan agama, agar kamu tidak disibukkan dalam uruusan kemaksiatan". bagiku ini adalah hal yang sangat tepat, tak percaya? mari kita refleksi diri.
dalam kondisi tertentu tepatnya saat kita sedang nganggur, terkadang kita lebih banyak melakukan khilaf-khilaf dan cendrung kita tak sadar kalau kita melakukan hal-hal yang tidak manfaat. mulai dari ngerumpi, bicarain lawan jenis yang membuat hati berdebar, dan tak jarang justru melakukan hal-hal yang melanggar norma. bayangkan saja ketika kita disibukkan dengan aktivitas belajar, organisasi, ngaji, atau kegiatan positif lainnya. prosentasi atau peluang untuk melakukan hal yang negatif lebih sedikit daripada melakukan hal-hal yang positif.
teringat dengan salah seorang teman, meski kami berbeda sekolah tapi kami cukup akrab. dia menceritakan kisah asmaranya pada saya, tetapi dia selalu saja gagal dan justru dia yang paling merasakan sakit. rugi ga tuh? "tanya saya pada dia". saya menanyakan beberapa pertanyaan seputar kisahnya. salah satunya adalah, "sudah tau sering sakit hati kalau pacaran, kenapa kamu malah pacaran lagi?" diam.. dan dia mencari-cari alasan yang justru akhirnya membuat dia dengan berat hati mengatakan, "iya sih, aku sering sakit hati kalau pacaran. tapi kalau ga pacaran, gimana kita mau dapet jodoh kalau ga ada ikhtiar?" Allah sudah menjanjikan pada kita, bahwa lelaki yang baik akan mendapatkan perempuan yang baik pula, pun sebaliknya. lelaki yang jahat, akan mendapatkan perempuan yang jahat pula. masih ragu? saya rasa ini adalah sebuah keadilan Allah. Dia telah memastikan kita akan mendapatkan pasangan/jodoh dengan ikhtiar kita menjadi orang yang baik. gampang dan simpel, dan tak perlu pacaran yang justru sering menyita waktu dan sering membuat sakit hati dan "galau".
pengalaman adalah guru yang terbaik. tetapi, mungkin hal ini jangan menjadikan dalail bagi kita untuk mencari pengalaman berpacaran. barangkali saja ketika kita sedang mencari pengalaman itu, justru setelahnya sudah tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk sadar dan menyesali pengalaman buruk itu.
Dimuat juga di http://www.rakhyanalfatih.co.cc/
beberapa hari ini sering menerima curhatan tentang pacaran. saya jadi teringat beberapa tahun sebelum ini, ketika sang play boy ini tak kenal lelah mencari peneman hati. membuatku menjadi teringat dengan sahabat-sahabatku di sebuah organisasi MAN dahulu. cerita banyak hal, ujung-ujungnya adalah menceritakan tentang teman-teman putri yang memikat hati. kadang tak sadar, hati ini jadi sakit dan membuat hubungan persahabatan jadi renggang hanya karena pacar. menyesal? mungkin iya.
mungkin saja menyesal...!!!
sebuah masa yang sangat berharga bagiku. menjalani keseharian sebagai seorang pelajar dan layaknya suami. memikirkan sekolah, organisasi, pun juga harus memikirkan pacar. bagiku sekarang hal ini sangatlah melelahkan. terkadang banyak berbagai macam alasan muncul untuk memiliki pasangan sebelum menikah. mulai dari mencari motivasi, teman berbagi suka-cita, persiapan sebelum menikah, dll. tapi tahukah kita? alasan untuk tidak pacaran jauh lebih banyak.
belum juga menjadi pasangan yang resmi dengan ikatan pernikahan, si-dia sudah minta ini dan itu. dekat dengan lawan jenis sebentar saja, padahal karena sebuah tugas sekolah atau organisasi membuat si-dia jadi cemburu, kemudian marah-marah dan mengancam putus. so, apa yang akan dilakukan oleh pasangannya? tak jarang dari mereka memilih mengalah dan menuruti permintaan pasangannya. "rugi donk putus, padahal sudah banyak modal yang sudah dikeluarin untuk dia" hehe... terkadang mengingat hal semacam ini di masa lalu, membuat aku jadi tersenyum, kadang tertawa, bahkan ketika di saat tertentu menjadi menangis. aku sangat menyesal...!!! sudikah calon istriku nanti rela menerima aku yang dulu telah menambatkan hati pada pelabuhan yang kelam?
bagiku ini masa lalu dan sekarang saatnya menata masa depan yang lebih cerah. sekali lagi, banyak alasan untuk tidak pacaran daripada memilih untuk pacaran. "sibukkan dirimu dalam urusan agama, agar kamu tidak disibukkan dalam uruusan kemaksiatan". bagiku ini adalah hal yang sangat tepat, tak percaya? mari kita refleksi diri.
dalam kondisi tertentu tepatnya saat kita sedang nganggur, terkadang kita lebih banyak melakukan khilaf-khilaf dan cendrung kita tak sadar kalau kita melakukan hal-hal yang tidak manfaat. mulai dari ngerumpi, bicarain lawan jenis yang membuat hati berdebar, dan tak jarang justru melakukan hal-hal yang melanggar norma. bayangkan saja ketika kita disibukkan dengan aktivitas belajar, organisasi, ngaji, atau kegiatan positif lainnya. prosentasi atau peluang untuk melakukan hal yang negatif lebih sedikit daripada melakukan hal-hal yang positif.
teringat dengan salah seorang teman, meski kami berbeda sekolah tapi kami cukup akrab. dia menceritakan kisah asmaranya pada saya, tetapi dia selalu saja gagal dan justru dia yang paling merasakan sakit. rugi ga tuh? "tanya saya pada dia". saya menanyakan beberapa pertanyaan seputar kisahnya. salah satunya adalah, "sudah tau sering sakit hati kalau pacaran, kenapa kamu malah pacaran lagi?" diam.. dan dia mencari-cari alasan yang justru akhirnya membuat dia dengan berat hati mengatakan, "iya sih, aku sering sakit hati kalau pacaran. tapi kalau ga pacaran, gimana kita mau dapet jodoh kalau ga ada ikhtiar?" Allah sudah menjanjikan pada kita, bahwa lelaki yang baik akan mendapatkan perempuan yang baik pula, pun sebaliknya. lelaki yang jahat, akan mendapatkan perempuan yang jahat pula. masih ragu? saya rasa ini adalah sebuah keadilan Allah. Dia telah memastikan kita akan mendapatkan pasangan/jodoh dengan ikhtiar kita menjadi orang yang baik. gampang dan simpel, dan tak perlu pacaran yang justru sering menyita waktu dan sering membuat sakit hati dan "galau".
pengalaman adalah guru yang terbaik. tetapi, mungkin hal ini jangan menjadikan dalail bagi kita untuk mencari pengalaman berpacaran. barangkali saja ketika kita sedang mencari pengalaman itu, justru setelahnya sudah tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk sadar dan menyesali pengalaman buruk itu.
Dimuat juga di http://www.rakhyanalfatih.co.cc/
EmoticonEmoticon