Sabtu, 19 November 2011

Belajarlah Mencium Wangi Bangkai

Tags

Oleh Inung Pratiwi
kau tahu tahi ayam itu bau dan menjijikkan? tapi kau tidak bisa menafikkan bahwa ia menyimpan manfaat untuk menyuburkan.
kau tah ingus itu menyebalkan? tapi kau tidak bisa menafikkan bahwa ia telah melindungimu.
kau tahu permata itu indah? tapi kau tidak bisa menafikkan bahwa ia bisa membawamu pada kelalaian.
kau tahu kepandaian itu sebuah kenikmatan? tapi kau tidak bisa menafikkan bahwa ia bisa menjerumuskanmu pada kesombongan.
belum cukupkah yang kusebutkan membuatmu berfikir bahwa otakmu tidak cukup hanya diajak berjalan ke kiri atau ke kanan tapi ke segala arah?

meski titik itu telah menjadi garis selamanya tak bisa ia melupakan titik-titik yang menjadi unsur pembentuknya. karena satu saja titik itu hilang, putus, tak sempurna lagi garis itu.

Berpikirlah besar karena agamamu membutuhkannya. Karena kekasihmu pun menginginkannya. Tapi berfikir besar bukan berarti meninggalkan hal kecil yang mengantarkan pemikiran besar itu.

Kau tahu, sepasang suami istri harus bercerai karena terlalu sibuk memikirkan Negara Indonesia tercinta tetapi lupa memikirkan istana kecil yang sedang dirintisnya? Tidak semua orang bisa mengerti bahwa setiap detik yang kita lewati adalah cara Allah mengajarkan pada kita. Dari rangkaian detik-detik itulah akhlak kita terbentuk oleh teori dan pengalaman. Menangis, tertawa, hambar, semangat, dan segala rasa yang terasa itulah perwujudannya.

Kau tahu, seorang pemimpin sangat sibuk mengurusi negaranya. Yang ia pelajari adalah buku-buku tentang pemerintahan.  Dalam otaknya adalah kekuasaan yang katanya untuk rakyat tercinta. Hebat. Yah, terlihat hebat. Tapi kesalahan dari pemimpin itu adalah ia lupa bahwa manusia tak akan usai mempelajari hatinya. Selamanya ia tak bisa menafikkan bahwa dari hati itu manusia bisa menangis atau tertawa, bisa peduli atau cuek saja, bisa membenci atau mencintai, bisa optimis atau pesimis.

ingat manusia, bahkan hati yang tersembunyi rapat di dalam tubuhmu pun tidak dapat kau genggam. lalu dengan alasan apa lagi kau sombong kalau tidak karena lemahnya iman? coba periksa hatimu. masihkah ia utuh untuk kekasihmu? ataukah ia tlah terbagi dengan riya , ujub dan sebagainya yang selalu meninabobokanmu dalam kelalaian?

Jangan jerumuskan otakmu untuk berpikir picik karena dari seonggok bangkai pun kita masih bisa mengambil pelajaran bahwa seburuk apapun bentuknya ia masih bermanfaat bagi bakteri.

Jangan mencibir apapun karena meski ia tidak bermanfaat untukmu, pasti ia memberi suatu makna bagi orang lain.

Belajarlah mencium wangi bangkai. Karena selamanya, tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan sia-sia, bahkan otak picik yang Allah takdirkan kutemui.


EmoticonEmoticon

Laman