Kamis, 24 Mei 2012

BUKAN PEMUDA ISLAM BIASA

Tags

Oleh: Han Prasetya Adhi


Sudah menjadi rumus umum bahwa bertambanya tahun masehi akan diikuti perkembangan diberbagai bidang, salah satunya komunikasi. Dari jenis komunikasi dasar yang hanya berupa ucapan berkembang menjadi tulisan. Lalu ditemukan teknologi untuk memperbanyak tulisan dan teknologi untuk menyampaikan suara dalam jarak jauh, sehingga sebuah tulisan dapat dinikmati oleh banyak orang, atau orang dapat saling berkomunikasi meskipun jaraknya jauh. Akhirnya saat ini telah ditemukan teknologi smartphone yang merupakan gabungan dari PDA (Personal Digital Assistant)/ palmtop computer, handphone, dan perangkat multimedia. Dengan menggunakan sebuah smartphone, kita bisa menyampaikan tulisan maupun suara sekaligus. Sehingga kita bisa dengan mudah berkomunikasi, bahkan dengan banyak orang sekaligus meskipun saling berjauhan.

Dengan kemudahan komunikasi tersebut, kita dapat mengetahui segala informasi yang ada bahkan menirunya. Sayangnya, tidak semua indormasi yang kita dapat belum tentu baik bagi pemuda Indonesia, terutama pemuda Islam. Atau, kita terlanjur salah paham dalam menyerap budaya asing, sehingga budaya tersebut menjadi berkonotasi negatif. Lambat laun terjadi degradasi moral pemuda Indonesia.

Sebagai contoh, dalam budaya barat terdapat perhitungan penghematan ekonomi dalam kegiatan bisnis. Untuk menghemat pengeluaran dalam melobi mitra bisnis, kegiatan lobi-lobi dilakukan di rumah, bukan menyewa sebuah gedung. Acara yang dilakukan berupa standing party di area ruang tengah rumah dan kolam renang yang dilengkapi lagu-lagu berirama mendayu-dayu, bossanova, atau jazz. Sehingga mitra-mitra bisnis yang akan dilobi akan merasa nyaman karena acaranya berkonsep non-formal dan akan menciptakan kesan tersendiri. Sehingga pada akhirnya kesepakatan bisnis akan terjadi. Namun, pemuda Indonesia menyerap budaya tersebut bukan dari maknanya, tetapi dari kesenangannya. Sehingga akan tercipta pesta hura-hura yang berakhir pada seks bebas.

Sampai saat ini belum ada filter yang cukup efektif dari pemerintah untuk melindungi pemuda Indonesia dari kerusakan moral. Hukum yang ada tidak memberikan efek jera. Sistem pengaman pada jaringan internet pun kurang efektif karena masih mudah untuk dibobol. Konsep yang diajarkan dalam dunia pendidikan pun kurang berhasil. Salah satu penyebab ketidakefektifan tersebut adalah karena pendidikan pemuda Indonesia diajarkan pada doktrin, yaitu hukum pelarangan yang keras, namun jarang diikuti dengan pemahaman konsep dasar, logika, atau perasaan. Padahal secara logika, bila seseorang dilarang tanpa penjelasan yang memadai maka orang tersebut akan semakin tertarik untuk melanggar.

Solusi yang cukup tepat untuk menangani degradasi moral pemuda Indonesia adalah menggunakan pemuda dan agama. Pemuda yang menjadi filter degradasi moral akan lebih didengarkan pemuda lain, karena pemuda tersebut juga merasakan zaman, gejolak, dan tantangan yang sama dengan pemuda lainnya. Sedangkan agama adalah karena agama apapun selalu mengajarkan kepada kebaikan. Agama Islam adalah solusi yang paling tepat karena sampai saat ini, Islam adalah satu-satunya agama yang hingga saat ini tak ditemukan kontradiksi dalam ajarannya dan ilmu yang diajarkan selalu sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga diharapkan akan banyak pemuda Islam, baik secara individu maupun kelompok akan mengajarkan kebaikan terhadap sesama pemuda sehingga nantinya akan terbentuk satu generasi pemuda yang lebih baik dari generasi sebelumnya.

Sayangnya, sampai saat ini lungkup kerja pemuda islam dalam mengajarkan kebaikan masih cenderung sempit. Umumnya pemuda Islam saat ini lebih banyak berkutat dalam lingkup dakwah keagamaan dan pergerakan. Dakwah keagamaan yang dilakukan terkadang cenderung hanya pemberian doktrin-doktrin keagamaan tanpa penjelasan menurut logika atau tanpa mengikuti perkembangan zaman. Pergerakan yang dilakukan dan yang paling terekspos adalah demonstrasi atau pergerakan keagamaan seperti “gerakan kampus berdzikir” atau “dialog kemuslimahan”. Sehingga banyak ajaran yang kurang mengena dihati pemuda Indonesia yang telah terlanjur rusak moralnya.

Sebagai contoh, dalam pelajaran agama Islam kita diajarkan untuk tidak berpacaran karena akan dekat dengan perbuatan zina. Padahal dalam agama Islam sendiri mengenal adanya ta’aruf (mengenal/ berkenalan). Sehingga disini terdapat kontradiksi antara pelajaran dengan ajaran. Selain itu, sangat jarang kita diberikan penjelasn mengenai ta’aruf, baik adabnya hingga waktu maksimal seorang pria dan wanita mengenal satu sama lain. Memang benar, secara logika maupun berdasarkan hasil penelitian, pacaran secara sehat umumnya hanya dapat bertahan selama 4 tahun, selebihnya hubungan yang terjadi lebih menjurus ke arah hubungan seksual. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, seharusnya seorang ustadz (guru) maupun tentor agama dapat memberikan penjelasan secara logis, tidak hanya berdasar doktrin tanpa penjelasan yang memuaskan.

Dalam pelajaran agama Islam kita hampir selalu diajarkan tentang kejayaan Islam melalui tokoh-tokohnya. Sebagai contoh Ibnu Sina. Banyak dari kita mengenal tokoh muslim yang mengembangkan keilmuan dibidang kedokteran ini. Meski hari-hari tokoh ini disibukkan dengan urusan duniawi seperti ilmu kedokteran, tetapi Ibnu Sina tetap tak melupakan agama maupun urusan duniawinya. Sayangnya, dimasa kini pemuda Islam lebih banyak berkutat dalam urusan agama seperti dakwah dan pergerakan yang kurang diminati sebagian besar pemuda Islam. Di masa kini amat jarang kita melihat pemuda muslim berbalut busama muslim tetapi mempunyai prestasi diluar bidang agama, atau prestasi yang terukir umumnya dibidang akademis.

Parahnya lagi, terdapat oknum-oknum pemuda Islam yang berpikiran sangat sempit. Terkadang kita menemui seorang pemuda Islam yang terlihat aktif di organisasi, taat beribadah, berpakaian layaknya seorang muslim/ muslimah, bergaul dengan sesama muslim, tetapi terlihat menjauhi pemuda yang berpenampilan tak seperti muslim, atau pemuda berandalan. Seharusnya pemuda berandalan itulah yang harus lebih banyak mendapat perhatian atau pendekatan.

Atau pemuda Islam yang begitu kerasnya memegang prinsip bahwa baju seorang muslim kaffah adalah baju koko dengan celana menggantung diatas mata kaki hingga setengah betis. Sehingga pemuda muslim ini memandang bahwa pemuda yang tidak berpakaian seperti halnya dirinya adalah salah. Dalam sunah rasul memang tertulis bahwa “orang yang berjalan dengan pakaian menjuntai hingga menyapu tanah dengan rasa sombong tak akan masuk surga”. Dari kalimat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemungkinan orang tersebut adalah raja atau bangsawan yang mempunyai kekuasaan atau kekayaan. Kepemilikan tersebut berpotensi menimbulkan rasa sombong atau angkuh karena merasa memiliki yang lebih dibandingkan orang kebanyakan. Rasa sombong itu membuat orang tersebut berlebih-lebihan dalam berbagai hal, termasuk dalam hal berpakaian. Sehingga orang tersebut memakai pakaian yang melebihi kebutuhannya seperti jubah yang terlalu besar hingga saat berjalan ujung jubahnya menyapu jalan yang dilaluinya.

Bila kita lihat saat ini, pakaian yang menimbulkan rasa sombong belum tentu jubah, tetapi dapat berupa pakaian mahal atau bermerk sehingga menimbulkan rasa sombong ketika kita memakainya. Memang celana diatas mata kaki dapat mencegah pakaian kotor atau menyapu jalan, tetapi bila dipandang dari segi estetika berpakaian, celana di atas lutut atau hingga setengah betis kurang enak dipandang mata. Selain itu, kain yang digunakan sebagai bahan celana sama saja seperti kain yang dipakai masyarakat kebanyakan. Harganya pun sama. Sehingga sangat kecil kemungkinan menimbulkan rasa sombong seperti halnya kita menggunakan pakaian mahal atau bermerk.

Alangkah indahnya bila kita dapat penyaksikan pemuda muslim dengan baju koko, muslimah dengan gamis dan kerudung, anggota mapala dengan seragam PDH, anak punk dengan rambut bergaya spike, anggota klub penelitian, dan anak teater dengan penampilan “nyeni” dapat duduk melingkar di satu meja untuk berdiskusi dengan suasana santai.

Sehingga pada intinya, untuk dapat menjadi filter yang efektif bagi degradasi moral pemuda Indonesia, kita memerlukan pemuda Islam yang berpandangan terbuka, yang tidak hanya menguasai ilmu agama atau berprestasi dibidang akademis, tetapi juga berprestasi di luar lingkup akademis, atau bahkan telah mengembangkannya. Sehingga saat pemuda Islam ini mengajarkan suatu ilmu agama, dia dapat menjelaskannya dari sudut pandang agama maupun secara logika atau secara ilmiah. Sehingga pemuda yang diajari ilmu agama tak hanya mendapat doktrin kaku tanpa penjelasan. Mereka akan benar-benar paham mengapa daging babi diharamkan, mengapa harus menggunakan tanah saat membersihkan najis, mengapa pria dan wanita yang bukan mahram dianjurkan untuk tidak berduaan di ruang tertutup, dan sebagainya.

Penjelasan yang lebih mampu diterima ini kemungkinan lebih akan diterima orang awam tanpa memandang agama. Penjelasan logis tentang bahaya free seks, narkoba, atau pengaruh buruk lainnya dengan bukti, bukan hanya penjelasan ala doktrin akan membuat orang dapat merenungi segala konsekuensi tentang akibat yang akan dia terima saat dia melakukan keburukan. Saat kita memberi larangan merokok pada anak atau pemuda, mereka cenderung akan melanggar. Tetapi saat kita menjelaskan dengan memberikan kebebasan untuk memilih beserta segala konsekuensinya, orang akan cenderung berpikir ulang saat dia berniat untuk merokok.

Selain dapat menjelaskan tentang ajaran agama berdasarkan sudut pandang agama dan ilmu pengetahuan, diharapkan pemuda Islam juga dapat mengembangkan diri dibidang yang sedang marak saat ini atau yang diperkirakan akan berguna dimasa depan, seperti teknologi atau ilmu kedokteran yang berbasis Islam. Sehingga nantinya pemuda Islam mampu membuat teknologi smartphone yang mampu bersaing dengan produk yang saat ini masih dikuasai bangsa Yahudi, seperti android, blackberry atau iphone. Pengembangan teknologi ini dapat dikembangkan dengan memberikan konten-konten berbau islami. Game seperti angry bird dapat diganti dengan game mouse trap misalnya. Game ini menyuruh kita untuk mengatakan dimana tikus bersembunyi. Kita bebas memilih untuk jujur atau berbohong. Saat jujur kita akan mendapat koin “pahala”, saat kita berbohong akan mendapat koin “dosa”. Game ini cocok diberikan kepada anak pra-sekolah atau sekolah dasar. Sehingga kita dapat mengajarkan pelajaran agama dengan cara yang disukai anak.

Pemuda Islam juga dituntut untuk berpikiran terbuka, mau bergaul, dan cerdas. Sehingga nantinya tak ada pemuda Islam yang berpikiran sempit. Selama kegiatan yang dilakukan atau penampilan baik dan tak berlawanan dengan tuntunan agama, pemuda Islam tak akan memaksakan pandangannya sendiri. Kita tak bisa memaksakan kehendak kita ke orang lain, tetapi kita dapat mengikuti keinginan orang lain. Tak ada salahnya Islam tetapi menyukai musik punk atau regge,.Kita dapat membuat lagu-lagu punk islami yang kemungkinan lebih disukai orang daripada lagu qasidah atau sejenisnya. Grup musik Too Phat dari Malaysia dapat membuktikannya dengan lagunya yang populer, Alhamdullilah. Perlu diperluas juga pergaulan dengan pemuda lain yang mungkin berlawanan pola pikir dengan pemuda tersebut atau pemuda berandalan. Dengan mengenal lebih dekat akan terjalin ikatan silaturahmi, sehingga nasihat dan pertukaran pikiran menjadi lebih mudah.

Pada akhirnya, dengan adanya pemuda Islam yang berpikiran terbuka, cerdas, gaul, dan mampu mengembangkan potensi diri, diharapkan ada satu generasi pemuda Islam yang dapat menjadi imam yang lebih baik yang dapat menuntun umat sehingga degradasi moral dapat ditekan, atau bahkan dikurangi. Bila pemuda Islam tersebut mampu mengembangkan ilmunya layaknya Ibnu Sina, maka diharapkan pemuda tersebut dapat menjadi panutan dan dapat menarik minat pemuda lain untuk lebih berprestasi seperti dirinya.




BIODATA PENGARANG
   
Nama Lengkap: Han Prasetya Adhi
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 28 Juli 1987
NIM: 0630811019
Prodi / Jurusan / Fakultas: Biologi / Pendidikan Biologi / UNY
Karya Ilmiah yang pernah dibuat: 
  • Inventarisasi Keanekaragaman Kelelawar (Chiroptera) Di Kawasan Karst Menoreh
  • Inventarisasi Keanekaragaman Kelelawar (Chiroptera) Di Kawasan Karst Tuban
  • Keragaman Burung Famili Ardeidae di Wilayah Kecamatan Muara Gembong, Bekasi Pada Ketegori Lahan Basah
  • Identifikasi Jenis Burung Pemangsa Migran Berdasarkan Ciri Morfologi dan Perilaku Terbang (Studi Kasus Di Lab. Zoologi LIPI Bogor
  • Pemetaan Jalur Migrasi Burung Pemangsa Migran di Wilayah Lereng Selatan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan Perbukitan Menoreh
  • Struktur Komunitas Zoolankton di Kawasan Karst Gunung Sewu, Pacitan, Jawa Timur
    Penghargaan ilmiah yang pernah diraih: 
  • Juara I PIMNAS XXIII Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali (2010)

1 komentar so far

Keren mz broo... Like this,, salam dri remas al-ikhlas karangkates...


EmoticonEmoticon

Laman