Apakah madzhab itu? Dan apa perbedaan antara madzhab sunni, syi’ah, salafi dan lain-lain? Kemudian di antara madzhab-madzhab tersebut, madzhab manakah yang paling baik menurut al-Qur’an dan hadis?
Jawab;
Mazhab berasal dari bahasa Arab yang berarti jalan yang dilalui. Kadang-kadang disebut juga dengan aliran. Sesuatu dikatakan sebagai madzhab jika suatu cara atau jalan tersebut telah terbentuk ciri khasnya.
Adapun secara istilah, yang dinamakan madzhab adalah metode (manhaj)
yang dibentuk setelah melalui pemikiran, yang memiliki kaidah-kaidah dan
prinsip-prinsip tertentu. Karena umat Islam telah sepakat menjadikan
al-Qur’an dan hadis sebagai dasar dan sumber ajaran, maka madzhab itu
adalah prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan manhaj (metode) memahami
al-Qur’an dan hadis untuk menyimpulkan sebuah hukum. Orang-orang yang
mengikuti suatu madzhab menjadikan manhaj madzhab tersebut sebagai
pedoman yang jelas dalam menarik kesimpulan dari al-Qur’an dan hadis.
Madzhab di dalam Islam ada banyak ragam dengan berbagai bidangnya. Di
dalam bidang fiqh ada madzhab Syafi’i yang dibangun oleh Abu Idris
asy-Syafi’i, madzhab Hanbali yang dipelopori oleh Ahmad bin hanbal,
madzhab Hanafi dipelopori oleh Imam Abu Hanifah, dan seterusnya.
Dalam bidang aqidah ada madzhab syi’ah, khawarij, Murji’ah,
Mu’tazilah dan lain-lain. Syi’ah yaitu kelompok yang fanatik memihak
kepada Ali di dalam perang Siffin. Khawarij, yaitu pihak yang
menyalahkan Ali maupun Mu’awiyah dalam perang sifin, bahkan menuduh
mereka semua telah kafir. Murji’ah adalah kelompok yang tidak mau
mengkafirkan orang yang sudah bersyahadat. Mu’tazilah adalah kelompok
rasionalis dalam Islam hingga kadang-kadang nash wahyu dikalahkan oleh
rasio. Bermula dari perang Siffin, madzhab-madzhab aqidah itu terus
berjalan bahkan hingga hari ini masih ada beberapa madzhab yang eksis,
seperti syi’ah, tetapi ada beberapa madzhab yang secara kelembagaan
sudah tidak ada.
Ahlussunnah wal Jama’ah, adalah sebuah madzhab juga dalam masalah
aqidah. Artinya, adalah golongan pengikut sunnah dan jama’ah. Madzhab
ini disebut juga dengan ahlus sunnah saja, atau dipendekkan lagi menjadi
sunni. Ketika sebagian umat Islam tergolong kepada madzhab-madzhab yang
cenderung menyimpang dari al-Qur’an dan sunnah, ahlus sunnah inilah
yang paling konsisten dengan sunnah. Golongan ini disebut juga dengan
sunni.
Sunnah, yaitu peninggalan nabi, baik perkataan, perbuatan atau
persetujuan. Ahlus sunnah adalah kelompok yang setia berpegang pada
sunnah. Dia dinamakan demikian karena pada umumnya kelompok ini sangat
kuat memegang sunnah. Di tambah lagi dengan istilah al-jama’ah yang
berarti golongan mayoritas yang memegang kebenaran. Sebab kelompok yang
tidak ikut syi’ah, khawarij dan Murji’ah adalah kelompok mayoritas di
dalam umat islam saat itu.
Perbedaan utama antara Syi’ah dan sunni, bahwa sunni mengakui keempat
khalifah yang utama, yaitu Abu Bakar, umar, utsman, dan Ali. Sedangkan
Syi’ah menolak kekhalifahan dan menganggap kepemimpinan pasca rasullah
ada di tangan Ali, sebagai orang yang mendapat wasiat. Tetapi, menurut
Syi’ah, wasiat itu disembunyikan, dan kekuasaannya diambil alih oleh Abu
bakar dan seterusnya. Karena itulah mereka sangat benci kepada para
khalifah selain Ali.
Istilah Ahlus sunnah ini diperebutkan oleh banyak madzhab non syi’ah.
Ada salafiy, Asy’ariyyah dan Maturidiyyah. Salafiy adalah sebuah
madzhab yang berupaya mengikuti manhaj para shahabat dan tabi’in dalam
memahami al-Qur’an dan sunnah. Manhaj ini dominan dalam memahami aqidah,
tetapi juga memainkan peran penting dalam memahami fiqh ibadah.
Sedangkan Asy’ariyah adalah para pengikut Imam Abu Hasan Asy’ari. Dan
Maturidiyah adalah para pengikut Abu Manshur al-Maturidi. Antara
Asy’ariyah dan Maturidiyah hampir sama, ciri mereka adalah menetapkan
adanya sifat wajib bagi Allah, sifat mustahil dan sifat ja’iz. Sedangkan
salafi meyakini sifat Allah sebagaimana ada di dalam al-Qur’an dan
hadis apa adanya, tanpa perlu ditafsirkan macam-macam yang menyebabkan
kekeliruan di dalam menafsirkannya.
Dari sekian banyak madzhab yang paling baik adalah yang paling setia
mengikuti al-Qur’an dan sunnah dan mengikuti para shahabat, sebagaimana
sabda Rasulullah saw
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِى مَا أَتَى عَلَى بَنِى
إِسْرَائِيلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ
مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلاَنِيَةً لَكَانَ فِى أُمَّتِى مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ
وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ
مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً
كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى .
Dari Abdullah bin Amr, berkata; Rasulullah saw bersabda, niscaya akan
datang kepada ummatku apa yang pernah datang kepada bani Israil,
setapak demi setapak sehingga jika di antara mereka ada orang yang
menggauli isterinya secara terang-terangan maka di dalam ummatku akan
ada orang yang melakukan hal itu. Dan sesungguhnya Bani Isra’il telah
terpecah belah menjadi 72 golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi 73
golongan, semuanya ada di neraka kecuali satu golongan saja. Mereka
(para shahabat) bertanya; Siapakah yang selamat itu wahai Rasulullah?
Rasulullah saw menjawab, ”Apa-apa (metode/manhaj) yang aku dan para
shahabatku ada di atasnya” (HR at-Tirmidzi)
Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw memberikan jaminan
selamat dari ancaman neraka selama-lamanya bagi kaum yang mengikuti
manhaj Rasulullah dan para shahabat dalam beragama. Allahu a’lam
bish-shawab
Sumber:
http://soaljawabislam.wordpress.com
EmoticonEmoticon